Mana yang Lebih Baik ke Daycare atau Rawat Anak Sendiri? Begini Tanggapan Dokter Ardi Santoso

Ibu dan anak
Sumber :
  • Pixabay

Jakarta, VIVA – Beberapa waktu belakangan ini media sosial tengah dihebohkan soal jasa penitipan anak yang membuat resah masyarakat. Bagaimana tidak, seorang balita berusia 2 tahun diduga menjadi korban penganiayaan pemilik jasa penitipan atau daycare yang berlokasi di Depok, Jawa Barat. 

Sontak saja atas kejadian tersebut lantas membuat sejumlah warga jadi resah untuk menitipkan buah hatinya ke mana lagi, jika daycare pun sudah tidak bisa dipercaya. Keresahan itu kerap muncul di benak orangtua, khususnya para ibu yang hendak meninggalkan anaknya untuk bekerja.

Tidak dipungkiri, ada beberapa pilihan yang bisa diambil untuk memutuskan kendala tersebut. Pilihannya itu menitipkan anak pada baby sitter, merawat sendiri atau dititipkan ke jasa penitipan anak atau daycare.

Tentu saja memutuskan antara menitipkan anak pada babysitter atau daycare adalah dilema yang sering dihadapi oleh orangtua yang bekerja.  Di mana keduanya masih sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga pilihan yang tepat akan sangat bergantung pada kebutuhan dan preferensi keluarga.

Lantas, pertanyaannya mana yang lebih baik antara mengurus sendiri di rumah, dibantu babysitter atau anak dititipkan daycare dalam mengasuh anak? Scroll untuk baca artikel selengkapnya berikut ini.

Lebih Baik Mana dalam Mengasuh Anak?

Hanya terdapat beberapa pilihan dalam mengasuh anak, mulai dari mengurus anak sendiri, dititipkan ke pihak keluarga, memanggil jasa babysitter atau dititipkan ke daycare. Tentu saja masing-masing ada kekurangan serta kelebihannya. 

Nah, bicara soal menitipkan anak di daycare sebenarnya bukanlah pilihan salah atau buruk. Hanya saja, jika tempat penitipan anak tersebut memang sesuai dengan tempatnya tidak masalah. 

Yang jadi masalah, jika daycare atau jasa penitipan anak tersebut meresahkan dan tidak sesuai dengan regulasi dari pemerintah, yang ada kabar penganiayaan seperti yang terjadi di Depok tersebut bisa saja terjadi.

"Daycare tuh jelek oh enggak banget, bagus gitu loh. Daycare tuh oke aja asal pada tempatnya. Kalo memang dirumah daripada anak tidur-tidur walaupun ada pengasuhnya kalau saya titipin aja ke daycare karena harapannya daycare arti sesungguhnya tuh anak bisa dibantu sosialisasi, dijamin nutrisinya, kedispilanannya dan semuanya," papar Dokter Ardi Santoso dikutip dari unggahan video kanal YouTube Kasihsolusi pada Rabu, 21 Agustus 2024.

"Ingat hidup ini keras lo ngasih kemudahan, terlalu sayang berlebih sampai untuk apa-apa ga boleh, ya kan kita harus mendidik dia dari awal supaya nanti dia mandiri, salah satu filosofi daycare sebenarnya itu," lanjutnya.

"Nitipin nitipin tapi jangan lepas cul, tetap kita harus ngawasin,"

Lebih lanjut, Dokter Ardi Santoso memberikan tanggapannya terkait mana yang lebih baik antara mengurus anak sendiri atau dititipkan di daycare. Menurutnya, daycare jauh lebih terpantau jika regulasi dan peraturan yang ada jelas.

"Kalo saya ya daycare dong bang asal dengan peraturan yang jelas dengan semua regulasi yang diterapkan yang baik," terangnya saat ditanya mana yang lebih baik.

"Bang kan saya bilang, hidup ini bukan sesempurna itu. Zaman sekarang bang, banyak anak-anak yang orangtua di rumah tapi serasa gak ada orangtua di rumah. Di mana semua pada pegang hape masing-masing, kita kerja dateng sore, anak sedangkan harus tumbuh dan berkembang, mau ga mau kita titipin di sekolah bang," tegasnya lebih lanjut.

Dokter anak ini lebih menyarankan agar anak dititipkan ke daycare, karena dianggap lebih membantu anak untuk mudah bersosialisasi,terjaga nutrisi, menerapkan nilai kedisiplinan, dan masih banyak lagi lainnya.

Studi tentang Perkembangan Awal Anak yang dilakukan National Institute of Child Health and Human Development (NICHD) adalah studi terbesar dan paling komprehensif di Amerika Serikat tentang dampak tempat penitipan anak terhadap perkembangan anak hingga saat ini.

Mengutip laman Psychology Today, studi yang melibatkan lebih dari 1.000 anak dan mengikuti anak-anak hingga mereka berusia 18 tahun ini, memeriksa dampak jangka panjang dari berbagai jenis pengaturan penitipan anak (diasuh di rumah oleh pengasuh atau kerabat vs di daycare).

Para peneliti menemukan, bahwa adanya sedikit perbedaan dalam perkembangan antara anak-anak yang dirawat oleh anggota keluarga atau pengasuh di rumah dibandingkan dengan anak-anak yang dirawat di daycare. 

Secara khusus, anak-anak yang dirawat di daycare sejak usia 6 bulan atau lebih, menunjukkan adanya peningkatan perkembangan kognitif dan bahasa pada usia 3 tahun, peningkatan keterampilan akademik pada usia 4,5 tahun, dan lebih sedikit masalah perilaku pada usia 2 dan 3 tahun daripada anak-anak yang tidak diasuh di daycare.

Cerita Mistis Naomi, Tergiur Open BO Murah hingga Wanita Uganda Dideportasi

Reaksi Warganet

Tersangka Kasus Penganiayaan Balita di Daycare Wensen Depok Dilimpahkan ke Kejaksaan

Sontak saja unggahan video tersebut langsung menuai berbagai reaksi warganet di media sosial.

"Kan enak klo hostnya ga nyela mulu kalo narasumbernya lg ngomong ," tulis warganet.

Bukti Baru, Balita yang Dianiaya Tata Pemilik Daycare Alami Skoliosis dan Radang Paru-paru

"Saya IRT 2 anak, anak pertama usia 4thn, anak kedua 1,5thn , anak pertama sudah mulai sekolah thn ajaran baru ini, sy putuskan sekolahnya plus daycare. Alasannya sederhana, krna saya lihat klo dirumah maunya main hp, klo saya larang mulai keluar ngamuknya, padahal sudah sy sediakan berbagai mainan, dan klo mainanpun sy temani. Si kakak kalau diajak belajar jg nggk fokus krna dia prefer ke nnton hp, dari situ sy merasa anak jd benci sm saya krna dia lebih suka ikut neneknya. Krna sm neneknya apa2 dibolehkan. Dan sudah dikomunikasikan pun malah ttp neneknya kalah dgn anak. Alasannya tidak tega mau marahin. Sy sudah korbankan pekerjaan sy utk dampingi anak dirumah, tp sy kan jd sedih klo anak gamau sm sy, kesannya sy banyak larangan grgr anak sy terlalu dimanja oleh tangan lain. Insyaallah daycare ny amanah, segala kegiatan anak dilaporkan, dan anak sy alhamdulillah sudah bisa ditanyai dan bercerita. Jd tiap pulang sy tanya, ada yg nakal atau tdk teman2nya, pengasuh2nya, alhamdulillah sdh 1bln ini semuanya aman," tulis warganet.

"Dok kalo saya mau daycare sebagus apa saya ttp gk percaya,,,,jangan kan sama orang lain sama neneknya aja kalo ada kerjaan saya ttp tinggalin sebentar buat liat anak,,,,saking gk percaya anak buat dititipin meskipun saya juga blm bisa jadi ibu yg baik," terang lainnya.

"Sebagai calon ibu, aku mikirnya sama kaya dokter ardi sih hehe," tulis lainnya.

"Dan saya termasuk yg merasa sangat terbantu dg adanya daycare. Saat anak ke-2 lahir, ga mungkin nitip ke pengasuh meski dlm pantauan neneknya krn kasihan nenek nya jg. Yg kedua, anak ke 2 ga mau minum pakai botol, maunya ASI langsung dr pabriknya dan yg terpenting sangat dekat dg kantor (waktu itu). Dan bersyukur smpai lulus daycare (dari 3bln smpai 3 th) , tidak pernah ada keluhan dari anak dan atau dari saya. Saya kenal ownernya, pengasuhnya jg lulusan akbid," terang lainnya.

"Aku working mom, kedua anak aku di daycare dari umur 3 bulan, anak pertama umur 5 thn.. alhamdulillah sudah mandiri, dan disiplin, dia tau mau makan jam berapa, mau tidur jam brapa, jam jam dia berangkat mengaji, jam jam dia belajar," sahut lainnya.

"Sejauh ini lebih baik bersama orang tua dengan konsep parenting yg bagus, tp klo ada pilihan dititipkan ke nenek kakek, lihat dulu pengasuhan mereka, klo cenderung memanjakan dan ngasih main hp, mending daycare lah," timpal lainnya.

"Stuju sih.. jd awalnya aku ngerasa kasian klo anak mau sesuatu bru nunjuk langsng ambilin, gatega liat dia nunggu lama gitu.. eh ternyata salah hhehe.. krna kebiasaan seperti itu anakku jg agak telat ngomng ny, anak lain sblm 2 th sdh bawel, anakku 2th lewat bru mulai bawel.. tp wkt aku mau dia diterapi, dokternya blng itu msh normal, cma hrus lebih bnyk di ajak ngobrol aja, biar makin bawel.. hhehe," tulis lainnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya