Ketua IDAI Ingatkan Konsumsi Susu UHT Tingkatkan Risiko Diabetes pada Anak
- pixabay/ Muhamad Rizky Kusumah
JAKARTA – Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) menghimbau kepada orang tua untuk tidak memberikan susu kemasan kepada anak-anak. Dia menyebut bahwa susu kemasan seperti UHT hanya diberikan sebagai pelengkap.
"Susu mungkin komplementer saja ya, lengkap aja dan tidak menjadi super food ya," kata dia saat ditemui awak media dalam acara Hari Anak Nasional (HAN) di Kantor IDAI Pusat Salemba, Jakarta Pusat, Selasa 23 Juli 2024.
Real food merupakan istilah untuk makanan alami yang tidak atau minim proses, bebas dari tambahan bahan kimia, pemanis buatan, dan pengawet tanpa banyak modifikasi. Dia menyebut beberapa real food meliputi makanan yang mengandung protein (hewan, nabati), serta sumber serat alami seperti sayuran, dan buah-buahan.
Dia juga mengingatkan dampak signifikan jika orang tua terlalu sering memberikan ultra processed food seperti susu UHT dan junk food dapat mempengaruhi kesehatan. Beberapa dampak kesehatan seperti diabetes hingga gagal ginjal.
"Jangan dibiasakan anak-anak itu dengan ultra processed food sejak awal ya, apalagi junk food. Itu nanti macem-macem dampak kesehatannya, termasuk yang sekarang lagi heboh itu kena ginjal dan sebagainya. Saya kira kita mesti aware dengan pembelian makan pada anak-anak," kata dia.
Piprim sendiri menjelaskan angka kasus diabetes tipe dua di masyarakat sendiri memang cukup tinggi belakangan ini. Menariknya 80 persen anak-anak yang didiagnosis dengan obesitas.
“Jadi memang ini nanti obesitas itu pangkal mula dari aneka ragam penyakit termasuk penyakit ginjal juga. Ketika anak obesitas biasanya juga ada hipertensi, ada resistensi insulin, nanti larinya bisa kemana-mana. Nah ini salah satu penyakit yang dikenal dengan new lifestyle diseases, penyakit karena gaya hidup yang baru. Ini harus dikawal agar hidupnya tetap sehat,” kata dia.
Piprim mengungkap ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua untuk mencegah terjadinya obesitas. Mulai dari olahraga fisik yang diketahui baik untuk untuk semua organ tubuh seperti jantung, ginjal dan sebagainya.
“Kedua banyak minum air putih ya. Yang ketiga memang mesti ngurangin gula bukan hanya gula putih tapi berbagai pemanis yang ada di dalam minuman soft drink itu. Minuman manis dengan berbagai pemanisnya itu bisa ke obesitas, bisa diabetes, bisa ginjal dan sebagainya. Kemudian jaga berat badan ya karena obesitas tadi berkaitan dengan tadi, sindrom metabolik dan sebagainya. Dan garam mungkin ya konsumsi garam juga itu penting,” kata dia.