Kasus Kekerasan pada Anak di Indonesia yang Menyayat Hati, Nomor 5 Disoroti Media Asing

Ilustrasi korban bullying.
Sumber :
  • Pixabay/ wokandapix

VIVA Parenting – Setiap tanggal 23 Juli diperingati sebagai Hari Anak Nasional (HAN). Hari Anak Nasional merupakan momentum penting untuk meningkatkan kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam menjamin pemenuhan hak anak atas hak hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapatkan perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Namun sayangnya hingga saat ini masih banyak kasus kekerasan yang terjadi pada anak. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Lantas apa saja kasus kekerasan pada anak yang terjadi di Indonesia yang sempat jadi sorotan luas publik? Berikut ini rangkumannya

Berita itu semakin ramai dibahas lantaran salah satu pelaku perundungan tersebut diduga adalah anak dari seorang artis. Informasi itu disampaikan oleh salah satu akun X.

Ilustrasi korban bullying

Photo :
  • Pixabay/ wokandapix

Pengguna akun itu sempat memberi clue terkait sosok artis yang dimaksud yakni diduga adalah Vincent Rompies.

  1. Kasus bullying di sekolah Internasional libatkan anak Vincent Rompies

Awal tahun 2024 ini publik sempat dihebohkan dengan kasus perundungan yang terjadi di sekolah internasional di kawasan BSD Tangerang Selatan. 

Kabar mengenai adanya dugaan tindak perundungan itu awalnya viral di media sosial X atau yang dulu bernama Twitter,  diunggah di akun bernama @BosPurwa. Tindak perundungan itu menimpa seorang siswa dengan pelaku diduga para seniornya. Korban yang juga mendapatkan sundutan rokok juga diketahui sampai masuk rumah sakit.

Akun X itu juga mengunggah sejumlah foto, salah satunya adalah foto diduga korban yang terbaring di ranjang rumah sakit sedang mendapat perawatan. Kemudian, diunggah juga foto yang menampilkan bebapa orang yang diduga sebagai pelaku perundungan tersebut.

  1. Kasus bullying hingga menyebabkan kebutaan pada anak kelas 2 SD

Pada 2023 lalu publik digemparkan dengan kasus bullying yang terjadi pada siswi kelas 2 SD di Gresik Jawa Timur. Siswi tersebut diketahui mengalami buta permanen pada mata kanannya akibat diduga ditusuk oleh kakak kelasnya.

Insiden ini terjadi ketika sekolah siswi berinisial SAH menggelar lomba 17-an.

Ayah korban, Samsul Arif menjelaskan putrinya yang sedang mengikuti lomba tiba-tiba ditarik untuk dibawa ke sebuah arae antara ruang guru dan pagar sekolah.

SAH saat itu dipaksa memberikan uang jajannya, namun saat itu SAH menolak. Alhasil pelaku menusuk mata kanan korban dengan tusuk bakso. 

Pembekuan PPDS Penyakit Dalam Unsrat Tuai Sorotan, Kemenkes Dinilai Sewenang-wenang

Berdasarkan hasil pemeriksaan di rumah sakit, mata SAH mengalami kebutaan akibat adanya kerusakan syaraf. SAH juga kata sang ayah trauma untuk masuk ke sekolah pasca insiden tersebut.

Ilustrasi bullying.

Photo :
  • Freepik
FK Unair Gaungkan Zero Bullying untuk Ciptakan Lingkungan Pendidikan Sehat
  1. Perundungan Berujung Kematian

Di penghujung tahun 2023 lalu, publik juga dibuat terkejut dengan kabar kematian siswa SD dari Tambun Selatan, Bekasi. Fatir yang masih berusia 12 tahun meninggal dunia di salah satu rumah sakit di Bekasi. 

Kronologi Siswa Berkebutuhan Khusus di Depok Jadi Korban Perundungan

Sebelum meninggal dunia, Fatir sempat mengalami drop hingga sesak nafas saat berada di rumah. Berdasarkan hasil pemeriksaan ditemukan adanya cairan pada paru-parunya.

Sempat mendapat tindakan di RS Dharmais Jakarta, Fatir sempat diperbolehkan pulang. 

Ternyata Fatir kembali mengalami sesak nafas dan langsung dibawa ke RS Hermina Bekasi pada Rabu 6 Desember 2023. Namun pada Kamis dini hari 7 Desember 2023, Fatir dinyatakan meninggal dunia.

Fatir sendiri diketahui merupakan korban perundungan. Dirinya bahkan harus menjalani amputasi usai diduga menjadi korban perundungan teman-temannya di sekolah.

Berdasarkan keterangan ibu korban, putranya sempat hendak jajan ke kantin, namun salah satu temannya sengaja menyelengkat kaki kroban hingga terjatuh cukup kencang. 

Fatir yang sempat dibawa ke rumah sakit didiagnosa mengalami infeksi bagian dalam dan harus mejalani operasi. Pihak keluarga kemudian membawa korban ke RS Pondok Indah hingga RSCM.

Namun kondisi kaki korban yang semakin memburuk membuatnya harus dirujuk ke RS Dharmais. Di sana saat menjalani pemeriksaan dinyatakan korban mengalami kanker tulang yang aktif setelah dirinya terjatuh.

Ilustrasi aksi bullying atau penganiayaan.

Photo :
  • www.pixabay.com/bykst
  1. Paman Cabuli Keponakan hingga Tewas

Pada Oktober 2023 lalu warga di Semarang dikejutkan dengan kematian tak wajar seorang anak berusia 6 tahun. Bocah berinisial KS ini didapati meninggal dunia dalam kondisi tak wajar.

RS Panti Wilasa Semarang menyebut adanya luka tak wajar pada organ vital dan anus pada korban. Berdasarkan pemeriksaan Polrestabes Semarang, pelaku merupakan paman korban.

Pelaku sendiri sudah sekitar tujuh kali melakukan pencabulan terhadap korban. Pelaku mengungkap alasan mencabuli keponakannya sendiri lantaran terpengaruh film porno. 

  1. Kasus Engeline di Jalan Sedap Malam Bali

Kasus penemuan jasad Engeline di tahun 2015 lalu sempat membuat gempar publik tanah air. Jasad Engeline yang berusia 8 tahun saat itu ditemukan dalam keadaan membusuk di bawah pohon terkubur bersama bonekanya ditutup sampah.

Sebelum ditemukan meninggal dunia, bocah 8 tahun itu sempat dilaporkan hilang pada 16 Mei 2015 lalu oleh keluarga. Saat itu, Engeline dinyatakan hilang pada 16 Mei saat bermain di depan rumah orang tua angkatnya.

Hingga akhirnya keluarga melaporkan kasus hilangnya bocah tersebut ke pihak kepolisian. Naasnya terungkap bahwa dalang dibalik kematian bocah tersebut adalah ibu angkat korban yakni Margariet Megawe dan pembantunya Agus Tay.

Margariet sendiri diketahui membunuh korban, sementara Agus diminta untuk membantu mengubur Engeline di pekarangan belakang rumahnya di bawah kandang ayam. Saat itu, Margariet sempat mengimingi Agus uang Rp 200 juta untuk mengubur korban. 

Sadisnya lagi Margariet sempat menyudutkan bara rokok ke punggung Engeline demi memastikan korban telah meninggal dunia. Di balik kematian Engeline, terungkap pula bahwa gadis kecil tersebut mengalami penyiksaan dari ibu angkatnya.

Engeline yang masih belia harus mengurus, merawat dan memberi makan dan minum ayam, anjing, dan kucing. Bahkan Engeline juga harus mendapatkan bully-an dari teman-temannya lantaran penampilan korban yang tidak rapi ketika berangkat sekolah. 

Kasus kematian bocah berusia 8 tahun ini juga mendapat sorotan dari berbagai media asing saat itu. Mulai dari SBS Australia, hingga PBS Thai kala itu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya