Psikolog Larang Orangtua Minta Maaf Usai Marahi Anak, Kenapa?

Ilustrasi ibu dan anak atau parenting.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA Parenting - Di era modern seperti saat ini tidak bisa dipungkiri bisa memengaruhi kehidupan bermasyarakat. Semakin majunya teknologi, tekanan terhadap masyarakat juga semakin tinggi. 

Ketiga Anaknya Patungan Demi Bikin Kejutan Hari Ayah, Desta: Gak Kuat Aku Tuh

Sebagai contoh ketika melihat perkembangan anak orang lain yang jauh lebih pesat dari anak sendiri bisa memberikan tekanan tersendiri bagi ibu. Lantas, bagaimana cara orangtua untuk mengurangi tekanan tersebut? Psikolog kenamaan Samanta Elsener, M.Psi angkat bicara. Scroll untuk tahu lebih lanjut, yuk!

“Matiin HP. Tekanan itu tidak bisa dipungkiri ketika kita mengalami tekanan itu artinya, kita punya kebutuhan untuk menjadi ibu yang lebih baik lagi. Kebutuhan untuk menjadi ibu yang berdaya lagi untuk anak kita,” kata dia dikutip dari tayangan YouTube Moms Corner milik Nikita Willy, Rabu 10 Juli 2024. 

First Time Mom Pasti Relate, Influencer Ini Share Pengalaman Bedain MPASI Anak Pertama dan Kedua

Ilustrasi ibu dan anak/parenting.

Photo :
  • Freepik/lookstudio

Diungkap Samanta, kuncinya adalah mampu mengenali emosi dan menyadari tanda-tanda kita sedang tertekan.

Pilu, Angka Kasus Bunuh Diri di Indonesia Meningkat! Didominasi Anak di Bawah 15 Tahun

“Kuncinya adalah mampu mengenal emosi kita dan mengenal kalau kita tertekan. Kadang kita tidak mau menerimanya. Kadang kita justru denial atau menyangkal ‘ah enggak kok’ atau merasionalisasikan ‘iya dong aku harus begini karena ini buat kebaikan’ justru itu yang bikin tertekan,” ujarnya.

Lebih lanjut menurut dia, satu regulasi emosi yang perlu dicoba oleh ibu agar merasa lebih baik adalah dengan menerima keadaan. 

“Ketika kita salah masak kelebihan garam ‘yaudahlah mau gimana’,” ujarnya.

Sama seperti saat orangtua memarahi anak ketika salah. Samanta melihat, belakangan ini orangtua selalu meminta maaf setelah mereka memarahi anak lantaran takut anaknya trauma hingga depresi di kemudian hari. 

“Ketika kita ‘kok aku kemarin marahin anak aku ya?’ Terus sekarang liat konten katanya kalau dimarahin terus nanti lama-lama jadi depresi atau lama-lama jadi trauma, terus kita sedih. Tapi besok anaknya nakal kita marahin lagi. Terus setiap malam jadi ada adegan sebelum tidur ‘maafin aku ya nak’,” ujar Samatha.

Samantha menjelaskan bahwa tips parenting pertama dan utama ketika anak melakukan kesalahan adalah jangan meminta maaf setiap hari. 

“Ibu- ibu mau tahu enggak tipsnya? Tips parenting nomer satu. Jangan pernah minta maaf setiap hari sama anak kamu, kalau kamu masih marah-marah terus,” jelasnya. 

Dijelaskan oleh Samantha, jika orangtua setiap hari marah dan setiap hari mereka minta maaf setelah memarahi anak, ternyata hal itu hanya akan membuat anak menjadi bingung.

“Dia akan melihat orangtuanya tidak konsisten mau marah atau mau baik sama anaknya. Tapi kalau misalkan kita marah, kita bersungguh-sungguh marahnya beneran, habis marah-marah terus meledak, terus udah tenang, kita deketin anak kita minta maaf itu dia akan merasakan kita tulus minta maafnya,” kata dia. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya