Kata Ahli Gizi Soal Viral Sarapan Roti Topping SKM dan Susu Kental Manis Tambah Gula
- Pixabay
JAKARTA – Pengguna media sosial TikTok @ibuk.utti tengah ramai diperbincangkan. Ibu tersebut sering membagikan konten terkait dengan menu sarapan anaknya sebelum berangkat sekolah. Namun sayangnya, dia lebih sering memberikan porsi asupan karbohidrat dan gula lebih banyak dalam menu sarapan anaknya.
Salah satu kontennya yang menyita perhatian publik adalah saat dia memberikan sarapan tiga lembar roti tawar dengan susu kental manis sebagai topping. Anak tersebut sempat meminta tambahan susu kental manis untuk topping rotinya lantaran dinilai kurang. Sebab anak tersebut mengaku kalau dia lebih suka mengonsumsi sesuatu hal yang manis.
Mendengar permintaan itu, Ibuk Utti kemudian menambahkan kental manis dalam jumlah yang berlebih di atas roti tawar tersebut. Tak hanya itu saja, ibuk Utti juga menyeduh kental manis bersamaan dengan 2 sendok makan gula pasir dan air hangat untuk dikonsumsi sebagai minuman bersama dengan roti tersebut.\
Alasan ibuk Utti membuat hal tersebut agar anaknya kenyang dan dengan alasan 'selagi anaknya mau makan'. Padahal konsumsi makanan yang tinggi karbohidrat dan gula sendiri bisa mempengaruhi kesehatan loh. Lantas apa yang bisa terjadi jika anak terlalu sering konsumsi karbohidrat dan gula yang berlebih?
Dokter spesialis gizi dr Johanes Chandrawinata, SpGK, angkat bicara.
"Ibu ini memberikan makanan sangat tinggi karbohidrat dengan hanya sedikit zat gizi mikronutrien," kata dia saat dihubungi VIVA.co.id, Senin 8 Juli 2024.
Lebih lanjut, dijelaskan oleh dr. Johanes bahwa 3 lembar roti tawar memiliki kalori sebanyak 200 kalori dengan 36 gram karbohidrat. Sementara itu susu kental manis per 100 gram memiliki 320 kalori dan 54 gram karbohidrat dari gula.
Dijelaskannya bahwa makan terlalu banyak karbohidrat namun rendah zat gizi lainnya ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
"Ini dapat menyebabkan meningkatnya peradangan di dalam tubuh, meningkatnya resistensi insulin (pada wanita menimbulkan PCOS misalnya) dan memacu munculnya obesitas," jelasnya.
Lebih lanjut dijelaskan oleh dr. Johanes bahwa obesitas juga bisa menyebabkan terjadinya diabetes di kemudian hari. Jika obesitas tersebut dibiarkan terus berlanjut sampai dewasa.
"Pada anak yang gemuk biasanya resistensi insulin tinggi dan tampak dari adanya acanthosis nigricans yaitu kulit hitam dan kasar di daerah leher dan lipatan-lipatan seperti ketiak, siku dan bahkan jari tangan. Bila dibiarkan kegemukannya terus berlanjut sampai dewasa, maka diabetes tipe 2 dapat muncul pada usia muda, biasanya diabetes tipe 2 itu muncul pada usia lebih dari 45 tahun," jelasnya.
Maka dari itu, dr. Johanes mengimbau agar anak usia 2 tahun ke atas dianjurkan untuk makan makanan sehat seperti orang dewasa yakni dengan pola makan mengurangi lemak jenuh, mengurangi gula dan garam yang berlebihan. Anak-anak juga dianjurkan untuk memiliki gaya hidup aktif bergerak dan menghindari gaya hidup sedentari seperti bermain game dan menonton tv berlebihan.