Merasa Takut untuk Punya Anak? Psikolog Ungkap Penyebabnya

Ilustrasi pasangan suami istri yang memiliki bayi.
Sumber :
  • pixabay

JAKARTA  – Kehadiran seorang anak merupakan impian bagi banyak orang, terutama pasangan yang menikah. Tetapi, tidak semua orang menginginkan kehadiran anak, bahkan beberapa orang merasa takut. Mengapa?

Merasa Dibatasi, Paula Verhoeven Berharap Bisa Tidur Bareng Anak Lagi

Rupanya, ketakutan tersebut berasal dari banyak sumber. Hal tersebut dibeberkan oleh Psikolog Mira D Amir, SPsi. Scroll untuk info lengkapnya, yuk!

Dia mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang takut atau enggan mempunyai anak. "Takut punya anak, tentunya ada berbagai faktor. Karena satu, menyadari bahwa memiliki anak, cost-nya, tanggung jawabnya besar," ujarnya saat dihubungi VIVA pada Selasa, 2 Juli 2024.

Siti Badriah Kehilangan Satu Janin Kembar, Krisjiana Tulis Pesan Haru

Misalnya, kata dia, mulai dari biaya melahirkan, susu formula (sufor), vaksin, konsultasi kesehatan, hingga biaya pendidikan yang semakin tinggi. "Lalu misal kalau orang tua bekerja, anak dititipkan ke siapa? Mencari pengasuh kan tidak mudah," kata Mira.

Selain itu, ada kekhawatiran tersendiri terkait perekonomian di masa depan. "(Misalnya saat ini) komponen impor tinggi, nilai tukar anjlok, belum lagi bayang-bayang tenaga kerja, lapangan pekerjaan, makin banyak PHK, akhirnya banyak dari mereka yang menunda menikah," jelas dia.

Harvey Moeis Kirim Pesan ke Anak dan Sandra Dewi: Papa Bukan Koruptor!

Selain faktor ekonomi, ada pula masalah internal lain seperti adanya trauma di masa kecil yang membekas hingga dewasa. "Konflik dalam keluarga, kekerasan terhadap anak, kekerasan yang mereka peroleh saat mereka kecil. Karena tanpa disadari, itulah yang akhirnya yang memutuskan mereka  nggak mau (punya anak)," ungkapnya.

"Mereka sadar bahwa mereka berangkat dari keluarga yang bermasalah, sehingga mereka mencegah terjadinya masalah baru terhadap calon anaknya," tambah dia.

Sebab itu, dia menyarankan, bagi pasangan atau anak muda yang ingin membangun keluarga, sebaiknya banyak membaca, utamanya yang terkait parenting. "Banyak membaca, banyak bertanya, berkonsultasi, dan bila memang menyadari ada kondisi-kondisi di masa lalu yang dialami, sebaiknya berkonsultasi, bahkan dilakukan terapi."

Audiensi korban perbudakan seksual anak di Surakarta ke DPR RI

DPR Minta Kapolda Jateng Usut Kasus Perbudakan Seksual Anak di Surakarta yang Terkatung-katung Sejak 2017

Komisi III DPR RI menerima audiensi pihak korban dugaan perbudakan seksual dan penyiksaan terhadap anak-anak dan perempuan di Surakarta.

img_title
VIVA.co.id
19 Desember 2024