Angka Kelahiran di Indonesia Alami Penurunan, BKKBN Ungkap Fakta Ini

Ilustrasi Bayi Baru Lahir
Sumber :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong

VIVA Lifestyle – Belum lama ini Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo. Dalam potongan video yang viral di media sosial BKKBN menargetkan agar setiap satu pasangan memiliki atau melahirkan satu anak perempuan.

Miris Lebih 200 Anak di Lebanon Tewas Akibat Serangan Brutal Israel

Hal tersebut lantaran angka kelahiran atau fertility rate di Indonesia tengah mengalami penurunan.

“Kami punya target, satu perempuan rata-rata melahirkan satu anak perempuan," kata Hasto Wardoyo di Jakarta, beberapa waktu lalu.

10 Bayi Tewas Terpanggang dalam Kebakaran Rumah Sakit di India Utara

Pernyataan Hasto tersebut langsung menuai kontroversi di kalangan masyarakat. Tidak sedikit perempuan yang mengeluhkan pernyataan Hasto tersebut.  Ramainya pernyataan BKKBN terkait hal itu, membuat Hasto angkat bicara.

“Pernyataannya tidak seperti itu ya sebetulnya. Pernyataannya itu seperti ini bahwa BKKBN berharap rata-rata 1 perempuan melahirkan 1 anak perempuan. Saya ulangi BKKBN berharap rata-rata 1 perempuan melahirkan 1 perempuan. Rata-rata, kalimat rata-rata itu tidak boleh dihilangkan,” kata Hasto saat dihubungi VIVA.co.id melalui sambungan telepon, Selasa 2 Juli 2024.

First Time Mom Pasti Relate, Influencer Ini Share Pengalaman Bedain MPASI Anak Pertama dan Kedua

Lebih lanjut dijelaskan oleh Hasto mengumpankan jika perempuan di sebelah rumahnya memiliki dua anak perempuan. Berarti perempuan yang rumahnya berada di sebelah kirinya tidak masalah jika tidak memiliki anak perempuan. 

“Kalau perempuan di sebelah kanan rumah saya anak perempuannya 2, berarti perempuan di sebelah kiri saya tidak punya anak perempuan tidak apa-apa juga. Toh tetangganya juga sudah ada (anak) yang dua. Sehingga rata-rata 1 perempuan ada 1 (anak),” sambungnya.

Hasto menambahkan,”Kalau di depan rumah saya ada anak perempuan 3, 3 perempuan di belakangan saya tidak usah punya anak perempuan. Toh sudah diwakili di depan rumah saya, sehingga tetap dihitung rata-rata satu. Jadi sekali lagi kalimatnya jangan dipotong, BKKBN mengharapkan rata-rata 1 perempuan bisa melahirkan anak 1 perempuan,” sambung Hasto.

Hasto menjelaskan bahwa BKKBN memiliki tugas untuk menjaga penduduk tumbuh seimbang. “Itulah konsep pertumbuhan penduduk seimbang dan BKKBN tugasnya adalah menjaga agar penduduk tumbuh seimbang. Kalau kurang dari satu maka penduduknya minus, kalau lebih dari satu penduduknya akan meledak terlalu banyak. Sehingga harapan BKKBN ya satu saja lah untuk perempuan itu melahirkan 1 anak perempuan. Kalau anak laki-lakinya satu berarti anaknya (total) dua (anak laki-laki dan anak perempuan). Kalau anak laki-lakinya dua berarti tiga. Tapi sekali lagi itu rata-rata. Clear ya jangan dipelintir dan dipotong beritanya,” ujarnya. 

Angka kelahiran di Indonesia alami penurunan 

Hasto juga menjelaskan bahwa saat ini angka kelahiran angka kelahiran atau fertility rate di Indonesia menurun. Disebut Hasto penurunan tersebut progresif dan mencapai angka ideal 2,18 pada satu dekade terakhir. Hal ini berbeda dengan tahun 1970 angka kelahiran sangat tinggi yakni 5,6 sehingga satu pasangan melahirkan 6-9 anak.

“Memang rata-rata anak tercerminkan dengan TFR (total fertility rate), sekarang ini total TRF-nya sudah 2,18 karena mendekati 2,1. Ini kan sudah warning, memang di daerah tertentu NTT, Sulawesi Barat, Papua itu TFR-nya masih tinggi, anaknya masih banyak. Tetapi nasional itu rata-ratenya 2,18 sehingga dulu zaman dulu di tahun 1970 rata-rata 5,6 atau 5,7 sekarang 2,1 sudah turun luar biasa,” kata dia.

Diungkap Hasto, fenomena penurunan angka kelahiran di Indonesia sendiri dipicu beberapa hal mulai dari jumlah orang yang menikah menurun hingga penurunan angka kelahiran.

"Jadi sekarang ini orang nikah jumlahnya turun, orang yang punya anak TFR-nya  juga turun. Itu fenomena bahwa yang melahirkan tentu angka kelahirannya tentu turun prosentasenya,” ujarnya 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya