Anak Lebih Pendek dari Temannya? Bisa Jadi Alami Short Stature

Petugas Puskesmas mengukur tinggi badan sebelum memberikan pelayanan kesehatan imunisasi kepada balita di rumah salah satu warga Desa Srawung, Gesi, Sragen, Jawa Tengah
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha

JAKARTA  – Pernahkah ibu memperhatikan kondisi tinggi tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan anak-anak seusianya? Hati-hati bisa saja anak Anda termasuk dalam katagori perawakan pendek atau short stature . 

Salut! Begini Cara Indonesia Food Bank Ubah Nasib Ribuan Anak Melawan Gizi Buruk

Berbeda dengan stunting, perawakan pendek atau short stature adalah istilah umum untuk orang yang tingginya jauh di bawah rata-rata dibandingkan dengan tinggi normal.

Perawakan pendek atau short stature didefinisikan sebagai suatu kondisi tinggi badan di bawah persentil 3 standar deviasi berdasarkan usia dan jenis kelamin saat ini menjadi suatu isu global yang penting. 

Dosen dan Mahasiswa Universitas Pancasila Edukasi Ibu-Ibu untuk Cegah Stunting

Spesialis anak, Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, SpA(K) penting bagi orang tua mengenali tentang perawakan pendek atau short stature. Pasalnya, anak dengan perawakan pendek saat memasuki usia dewasa memiliki berbagai permasalahan, mulai dari kesulitan mengendarai mobil, kurang mendapatkan kesempatan bekerja, hingga mempunyai kemampuan akademik yang kurang.

“Karena secara teori anak-anak yang pendek memiliki kualitas hidup yang kurang baik. Kemudian tingkat kecerdasannya juga di bawah rata-rata, dan nantinya pada saat dewasa muda produktivitas kerjanya kurang. Itu yang kita harus cegah,” kata Prof Rini dalam keterangannya.

Cara Cegah Anemia dan Stunting di Kalangan Ibu Hamil dan Remaja Putri

Dalam melakukan edukasi, tim FKUI RSCM turut melakukan pengukuran tinggi badan atau antropometri kepada siswa SDN 01 Depok dari kelas 1 hingga 5 dan berjumlah sekitar 600 siswa. Hal tersebut bertujuan untuk melakukan deteksi dini anak yang mempunyai potensi perawakan pendek. 

Melalui pengukuran antropometri tersebut pihak sekolah dan orang tua diharapkan dapat melakukan berbagai tindakan preventif secepatnya. 

“Jadi sebenarnya nanti intinya kalau kita lihat anaknya perawakannya di bawah rata-rata sesuai usianya. Kita harus cari penyebabnya,” ucapnya.

Pencegahan perawakan pendek yang harus dilakukan adalah pemenuhan gizi anak. Mulai dari karbohidrat hingga protein perlu menjadi asupan bagi anak. Salah satu sumber yang penting untuk mendapatkan adalah susu. Menurutnya, susu memiliki kandungan kandungan yang kaya untuk tumbuh kembang anak. 

“Sebenarnya susu itu penting. Kan ada kandungan yang bermacam-macam. Mikronutriennya juga sesuai. Jadi dari pada beli yang enggak-enggak mending beli satu susu,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya