Menguak Bahayanya Pernikahan Dini untuk Kesehatan Fisik dan Mental Remaja

Ilustrasi menikah.
Sumber :
  • inmagine

VIVA Lifestyle – Pernikahan dini di Indonesia menjadi isu yang penting untuk diperhatikan. Berdasarkan data dari UNICEF pada akhir tahun 2022, Indonesia berada di peringkat ke-delapan di dunia dengan angka kasus pernikahan dini tertinggi.

ABG yang Tega Bunuh Ayah dan Neneknya di Jaksel Kini Dirujuk ke RS Polri, Jalani Tes Kejiwaan

Tak hanya itu, Indonesia juga menempati urutan ke-dua di ASEAN, dengan total hampir 1,5 juta kasus pernikahan di bawah umur. Yuk scroll untuk info lebih lanjut!

Menurut WHO, pernikahan dini merupakan pernikahan yang terjadi sebelum usia 18 tahun. WHO menganggap, pernikahan dini sebagai masalah kesehatan global dan hak asasi manusia yang penting untuk diatasi.

Tren Parfum Remaja Wanita 2024, Pilihan Wangi yang Meningkatkan Citra Diri

Bukan tanpa sebab, pernikahan dini ini memiliki dampak yang buruk bagi kesehatan remaja, mulai dari segi fisik, mental, hingga reproduksi. Melansir dari situs WHO, pernikahan dini juga memberikan risiko kekerasan dalam rumah tangga, komplikasi kehamilan dan persalinan, serta gangguan psikososial dan emosional.

Dampak Pernikahan Dini pada Kesehatan

Terobosan dalam Upaya Menekan Angka Stunting di Jakarta

Pernikahan dini/anak.

Photo :
  • Pixabay

Pernikahan dini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan fisik, terutama pada remaja yang belum sepenuhnya matang secara fisik. Beberapa masalah kesehatan fisik yang sering dihadapi orang yang menikah dini di antaranya:

1. Komplikasi Kehamilan dan Persalinan

Remaja yang menikah pada usia dini memiliki risiko lebih tinggi mengalami komplikasi selama kehamilan dan persalinan. Tubuh remaja perempuan, mungkin belum siap untuk proses kehamilan dan melahirkan, sehingga meningkatkan risiko terjadinya kelainan pada janin dan komplikasi saat persalinan.

2. Gangguan Reproduksi

Lantaran belum cukup umur, pernikahan dini dapat mengganggu perkembangan sistem reproduksi remaja, sehingga bisa menyebabkan gangguan menstruasi, infertilitas, atau masalah kesehatan reproduksi lainnya di masa depan.

3. Kesehatan Seksual Terganggu

Remaja yang menikah pada usia dini mungkin kurang teredukasi tentang kesehatan seksual dan berisiko tinggi terkena infeksi menular seksual (IMS) atau penyakit menular seksual (PMS). Hal ini karena kurangnya pengetahuan dan akses terhadap layanan kesehatan seksual yang aman.

4. Kesehatan Mental

Meskipun bukan masalah fisik secara langsung, pernikahan dini juga dapat berdampak pada kesehatan mental, seperti stres, kecemasan, dan depresi, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kesejahteraan fisik mereka.

5. Kesejahteraan Nutrisi

Remaja yang menikah pada usia dini mungkin memiliki tantangan tambahan dalam memastikan asupan nutrisi yang cukup baik untuk diri mereka dan bayinya. Hal ini karena mereka masih dalam masa pertumbuhan dan perkembangan sendiri.

6. Anak Lahir Stunting 

Pernikahan dini dapat meningkatkan risiko melahirkan anak yang stunting. Hal ini karena ibu hamil di usia yang masih terlalu muda. Selain itu, kurangnya akses terhadap perawatan kesehatan selama kehamilan dan kurangnya pengetahuan tentang gizi yang sehat, juga dapat memengaruhi kesehatan ibu dan perkembangan janin.

Berapa Usia Ideal untuk Menikah?

Menikah di usia yang ideal penting karena pada usia tersebut seseorang cenderung lebih matang secara emosional dan fisik, serta memiliki kemandirian finansial yang lebih baik. Hal ini membuka peluang untuk membangun hubungan yang lebih sehat dan stabil, serta memberikan kesempatan yang lebih besar untuk mencapai tujuan hidup di masa depan.

Lalu, berapa usia ideal untuk menikah? Mengacu pada rekomendasi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), usia ideal menikah adalah 25 tahun untuk laki-laki dan 21 tahun untuk perempuan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya