Jangan Disepelekan! Kenali 7 Penyebab Diare pada Anak, Bisa Sebabkan Kematian
- The Sun
JAKARTA – Orang tua wajib tahu dan mengenali penyebab-penyebab diare pada anak. Sebab, berdasarkan World Health Organization (WHO), penyakit diare merupakan penyebab kematian ketiga pada anak, terutama untuk yang berusia 1-59 bulan.
WHO mencatat, setiap tahunnya diare membunuh sekitar 443.832 anak di bawah usia lima tahun dan 50.851 anak di usia 5-9 tahun. Data terkait angka penderita diare pada anak ini juga diungkapkan Dokter Spesialis Anak Dr Moretta Damayanti, Sp.A(K), M.Kes.
"Secara global, ada 1,7 miliar kasus diare pada anak setiap tahunnya," ujar dr Moretta, mengutip dari data WHO tahun 2024, dalam paparannya di seminat Hari Keamanan Pangan Sedunia atau World Food Safety Day 2024 yang diadakan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Selasa (4/6/2024).
Dia menjelaskan, ada beberapa penyebab diare yang perlu diwaspadai oleh para orang tua. Hal ini karena anak-anak lebih rentan terkena infeksi dari makanan yang dapat menyebabkan diare.
"Balita itu lebih rentan terkena infeksi karena makanan yang terkontaminasi makanan, daripada kita orang dewasa. Risikonya itu, bisa datang dari bakteri, virus, parasit," jelas dr Moretta.
Penyebab Diare Pada Anak
Penting untuk mengetahui penyebab diare pada anak agar dapat mencegah penyakit tersebut. Sebab, dampak penyakit ini terhadap anak-anak, tidak sepele, seperti dehidrasi, kekurangan nutrisi, gangguan pertumbuhan, kehilangan elektrolit, hingga melemahkan sistem kekebalan tubuh, dan menyebabkan kematian bila tidak segera ditangani.
Berikut 7 penyebab diare;
1. Infeksi Bakteri, Virus dan Parasit
Penyebab diare pada anak di urutan pertama adalah infeksi bakteri, virus dan parasit. Bakteri seperti Escherichia coli, Salmonella, dan Campylobacter dapat menyebabkan diare pada anak-anak melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi.
Kemudian, virus seperti Rotavirus, Norovirus, dan Adenovirus adalah penyebab umum diare pada anak-anak dan sering kali menyebar melalui kontak langsung dengan individu yang terinfeksi atau melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. Parasit seperti Giardia lamblia dan Cryptosporidium juga dapat menyebabkan diare pada anak-anak, melalui kontaminasi air minum atau makanan.
2. Air Terkontaminasi
Air yang terkontaminasi, baik melalui limbah manusia langsung atau melalui pencemaran lingkungan, adalah salah satu penyebab umum diare. Air yang terkontaminasi dengan bakteri, virus, atau parasit dari tinja manusia dapat menyebabkan infeksi pada saluran pencernaan jika diminum atau digunakan untuk mencuci makanan.
Kasus ini sering terjadi di daerah dengan sanitasi yang buruk atau akses terbatas terhadap air bersih dan sistem sanitasi yang aman. Mencegah pencemaran air oleh tinja manusia dan memastikan akses yang cukup terhadap air bersih yang aman adalah kunci untuk mencegah diare.
3. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan penyebab diare pada anak. Tubuh yang kekurangan gizi, memiliki sistem kekebalan yang melemah, sehingga rentan terhadap infeksi yang bisa menyebabkan diare. Selain itu, malnutrisi juga dapat memengaruhi fungsi pencernaan, mengganggu keseimbangan mikroba di usus, dan memperburuk kondisi yang berhubungan dengan diare.
4. Kebersihan yang Buruk
Kebersihan personal yang buruk, seperti tidak mencuci tangan dengan benar setelah menggunakan toilet atau sebelum makan, dapat menyebabkan penyebaran bakteri dan virus yang menyebabkan diare. Kontaminasi makanan dan air oleh kuman dari tangan yang kotor adalah salah satu cara umum di mana diare dapat menyebar. Sebab itu, menjaga kebersihan tangan yang baik, penting untuk mencegah infeksi dan diare.
5. Penyakit Saluran Cerna Kronis
Penyakit saluran cerna kronis juga bisa menjadi penyebab diare pada anak. Misalnya, sindrom iritasi usus besar (IBS), penyakit radang usus (IBD) seperti penyakit Crohn dan kolitis ulserativa, serta penyakit celiac adalah beberapa contoh kondisi yang dapat menyebabkan diare kronis pada anak-anak.
Saat saluran pencernaan terganggu oleh kondisi kronis seperti ini, gejala seperti diare bisa menjadi masalah yang berulang atau bahkan persisten. Itulah mengapa penting untuk memantau kesehatan saluran pencernaan dan mendapatkan pengobatan yang tepat dari tenaga kesehatan bila timbul gejala-gejala mencurigakan.
6. Penggunaan Obat-obatan Tertentu
Penggunaan antibiotik dan beberapa obat lain dapat mengganggu keseimbangan mikroba di usus. Keseimbangan mikroba yang terganggu ini menyebabkan diare. Bila hal itu terjadi, segera konsultasikan ke dokter.
7. Intoleransi Laktosa dan Fruktosa
Penyebab diare pada anak di urutan terakhir yaitu intoleransi laktosa dan fruktosa. Ini menjadi penyebab diare karena tubuh tidak dapat mencerna gula susu (laktosa) atau gula buah (fruktosa) dengan baik, sehingga menyebabkan gangguan pencernaan.