Ustaz Bendri Ungkap Alasan Kenapa Anak Tidak Pulang Meski Berada di Keluarga Kaya
- Tangkapan Layar
VIVA Lifestyle – Pernahkah menyadari bahwa dalam pengasuhan lebih banyak didominasi oleh ibu. Padahal seharusnya, keterlibatan ayah dalam pengasuhan sangat penting. Terutama saat menasehati anaknya.
Diungkap oleh Ustaz Bendri Jaisyurrahman ketika ibu mengambil peran ayah untuk memberikan nasehat bisa menciptakan kesan ibu sebagai pribadi yang menyebalkan oleh anak mereka.
"Jadi suaminya yang nasehatin bukan ibu. Jadi jangan salah kaprah. Ketika ibu mengambil peran bapak dengan 'mama bilang berkali-kali kamu tuh enggak boleh' (Anak) males gue," kata beliau dikutip dari tayangan YouTube Nikita Willy Official.
Bahkan dampak parahnya lagi jika ibu yang mengambil peran ayah untuk menasehati anak. Bisa membuat anak betah dan enggan untuk pulang ke rumah, lantaran sikap ibu yang dinilai menyebalkan.
"Rumah dibangun semegah apapun tidak akan membuat anak pulang. Jika ibu menjadi pribadi yang menyebalkan. Sebab petakan pertama pengasuhan, ketika ibu tidka lagi dirindukan," sambungnya.
Ustaz Bendri mengungkap bahwa ayah memiliki peran lebih besar untuk menasehati anaknya. Sementara itu ibu menjadi penyokong suami dalam mengingatkan anak-anak mereka atas nasehat yang telah diberikan.
"Saya tidak salahkan ibu, kenapa ibu mengambil aturan? Urusan gadget ibu, urusan belajar ibu, urusan semua ibu, urusan solat sebagainya ibu karena bapak yang tidak berperan," kata dia.
Ustaz Bendri menambahkan,"kalau bapak berperan dia akan bikin (jadwal) habis maghrib 'enggak ada main gadget ya, baca Al Quran'. (suami) 'mah nanti kalau anak kita main gadget kasih tau papa yah' kalau anak main gadget (ibu ingatkan)'nak papa kata apa kalau main gadget papa kecewa loh' (Anak) 'ini sebentar doang' 'ini udah lewat loh mama ingetin' kalau enggak mau juga telfon 'pa si abang enggak mau dengerin', nanti ayahnya nelfon si anak 'bang aturannya apa, taro' selesai tegas," kata beliau.
Seorang ayah juga harus bisa bersikap tegas kepada anak-anaknya. Dengan tegas itu berarti ayah membantu anak untuk menjadi lebih taat aturan di luar rumah.
"Tegas, bagi seorang ayah enggak harus kasar. Tegas itu mengembalikkan anak kepada aturan. Itu hak anak. Anak yang tidak ditegasi akan menjadi anak yang tidak taat aturan di luar," kata dia.