Mengenali Tanda-Tanda Tantrum Tidak Normal pada Anak, Orang Tua Harus Merespons dengan Cermat

Ilustrasi menenangkan anak tantrum
Sumber :
  • Pexels

VIVA – Tantrum merupakan ledakan perilaku yang mencerminkan suatu respon disregulasi terhadap rasa frustasi anak sehingga anak tidak mampu meregulasi rasa frustasi yang yang dialami. Tak sedikit setiap anak menumpahkan perasaan suasana hatinya dengan cara yang melewati batas atau disebut abnormal.

Istilah Pendidikan yang Harus Diketahui Orang Tua di Indonesia

DR dr I Gusti Ayu Trisna Windiani, Sp. A(K) dalam media briefing mengenai “Tantrum : Bagaimana Mencegah dan Mengatasinya?” pada Selasa 23 April 2024 menyatakan bahwa temper tantrum pada anak dikategorikan berdasarkan usia. Ia menyebutkan bahwa batas normal tantrum pada anak adalah ketika anak tersebut berusia 4 tahun.

Ilustrasi anak tantrum

Photo :
  • Freepik/karlyukav
UNRWA Sebut Pelarangan oleh Israel Rampas Hak Belajar Anak-anak Palestina

“Pada temper tantrum yang normal, itu akan terjadi sekitar usia 12 bulan sampai 4 tahun. Tapi ketika dia masih berlanjut sampai 4 tahun, nah hati-hati ini termasuk temper tantrum yang abnormal,” jelasnya.

Menurutnya, batas tantrum pada anak juga dilihat dari perilaku-perilaku yang telah dilakukan anak tersebut. Jika sang anak sudah berani untuk membahayakan diri sendiri maupun pihak lain, hal tersebut adalah ciri-ciri tantrum yang telah melewati batas normal. 

Kimberly Bongkar Sikap Asli Edward Akbar, Tak Bisa Ngaji hingga Tak Pernah Puasa Ramadhan

“Bagaimana perilaku yang normal? hanya menangis, berteriak, menjatuhkan diri ke lantai, mendorong dan menarik. Tetapi kalau dia sudah melukai diri sendiri ataupun orang lain, hati hati ini di tahap abnormal,” ucapnya.

Dari segi durasi pun demikian, diagnosis tantrum pada anak yang bersifat abnormal adalah ketika emosi anak tersebut meledak lebih dari waktu yang dikatakan normal.

“Kalau yang normal mungkin sampai 15 menit tapi kalau yang abnormal bisa lebih dari 15 menit,” 

Kepekaan anak dalam mengkomunikasikan perasaan sendirinya memang terbilang susah, namun jika anak tersebut sudah merasa capai dengan tantrumnya yang tak kunjung berhenti, anak tersebut sukses dalam pengendalian emosi pada dirinya sendiri.

“Kalau yang normal, di sela-sela tantrumnya sang anak akan kembali normal. Namun kalau yang abnormal, mood nya tetap negatif diantara kejadian tantrumnya,”

Anak tantrum.

Photo :
  • Pixabay

Maka dari itu, setiap anak memiliki pengendalian emosi dengan caranya masing-masing. Anak tersebut masih perlu untuk belajar bagaimana pentingnya memahami diri sendiri, hal itu pun tak lepas dari peran orang tua yang sudah mulai bisa mengajarkan pengendalian emosi kepada anak-anaknya.

Jika anda menduga anak anda mengalami tantrum abnormal, penting untuk segera mencari bantuan profesional. Psikolog atau psikiater anak dapat membantu mendiagnosis penyebab tantrum dan memberikan intervensi yang tepat untuk membantu anak anda.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya