Anak Aghnia Punjabi Dianiaya, Ini 6 Tips Pilih Baby Sitter yang Berkualitas
- Instagram @emyaghnia.
VIVA Parenting – Pengguna media sosial tengah dihebohkan dengan kasus penganiayan yang menimpa anak selebgram Aghnia Punjabi. Penganiayaan yang dialami oleh anak Aghnia, dilakukan oleh pengasuh anaknya yang berinisial I.
Putri Aghnia nampak mengalami lebam parah di area mata kiri dan luka di telinga kanannya. Akibat insiden tersebut, putri Aghnia sempat mendapat perawatan di sebuah rumah sakit. Scroll untuk informasi selengkapnya, yuk!
Insiden yang dialami anak Aghnia, tentu membuat orangtua semakin khawatir dengan sosok pengasuh. Bukan tanpa sebab, anak adalah harta yang paling berharga yang dimiliki orangtua.Â
Belajar dari insiden yang dialami oleh Aghnia, bagaimana cara mengetahui suster atau perawat anak yang benar-benar terpercaya? Melansir laman Child Rescue Coalition, ada enam tips yang perlu diperhatikan orangtua ketika memilih pengasuh agar keselamatan anak Anda tidak terancam. Berikut di antaranya.Â
1. Lakukan Wawancara
Mewawancarai calon pengasuh anak secara langsung menjadi referensi teratas. Dengan komunikasi secara langsung, akan memberikan Anda pemahaman yang baik tentang sikap calon pengasuh anak Anda. Dalam momen ini, penting bagi orangtua secara khusus meminta pendapat keluarga besar apakah pengasuh tersebut sejalan dengan nilai dan harapan Anda.
Jika anak-anak Anda sudah lebih besar, pastikan kandidat tersebut memahami aturan dasar dan utama di keluarga Anda dan batasan keamanan. Anda juga dapat menguraikan tanggung jawab dan harapan pekerjaan, bertanya tentang pengalaman mengasuh anak di masa lalu, dan meminta referensi.
2. Cek Referensi
Beberapa situs pengasuhan dapat membantu orangtua untuk melakukan background check lengkap. Tetapi paling tidak, cobalah untuk bertanya juga pada mantan keluarga yang pernah bekerja dengan calon pengasuh anak. Tanyakan kepada mereka apakah calon pengasuh tersebut pernah mengalami masalah, dan apakah mereka akan merekomendasikan pengasuh tersebut kepada orang lain.
3. Uji Coba
Sebelum mempekerjakan secara resmi, undanglah calon pengasuh Anda untuk melakukan trial. Anda bisa meminta calon pengasuh anak untuk mengawasi anak-anak Anda selama satu atau dua jam saat Anda di rumah. Buat keberadaan Anda tidak terlihat sehingga Anda bisa mendapatkan gambaran tentang interaksi pengasuh dengan anak-anak Anda. Jika Anda merasa nyaman, lakukan tugas singkat seperti berjalan-jalan di sekitar rumah.Â
4. Minta pendapat anak
Setelah menjalani uji coba, berkomunikasilah dengan anak Anda. Dengan asumsi mereka sudah cukup umur untuk berbicara, ajukan pertanyaan kepada anak Anda berdasarkan usia dan tingkat kedewasaan mereka. Mulai dari  Apa yang mereka sukai dari pengasuhnya? Apakah ada sesuatu yang tidak mereka sukai? Apakah mereka merasa aman?Â
Jika anak Anda masih kecil, atau tidak terlalu cerewet, gunakan petunjuk perilaku untuk mengatasi hal itu. Apakah anak-anak tampak senang atau cemas ketika mereka kembali? Membangun jalur komunikasi terbuka dengan anak-anak Anda dan mengajari mereka aturan keselamatan lewat gestur tubuh adalah kunci dalam pencegahan kekerasan.
5. Bicara secara terbuka tentang pencegahan kekerasan
Berterus teranglah kepada siapa pun yang menghabiskan waktu berduaan dengan anak-anak Anda, bahwa keluarga Anda memang sengaja mencegah kekerasan seksual terhadap anak. Tanyakan apakah mereka memahami persetujuan dan batasan.Â
Uraikan dengan jelas terkait aturan mandi, waktu di toilet, hingga waktu menyendiri. Ingat, Anda tidak bersikap kasar. Anda memastikan semua orang yang merawat anak Anda memiliki pemahaman yang sama, dan melakukan uji tuntas sebagai orangtua mereka.
6. Percaya insting
Ketika kelimanya kurang berhasil, percayalah pada naluri Anda. Seorang pengasuh mungkin tampak hebat di atas kertas, tetapi memberi Anda kesan buruk secara langsung. Andalah yang paling mengenal anak Anda dan keluarga Anda.Â
Jika ada sesuatu yang terasa aneh, dengarkan, meskipun Anda tidak dapat menentukan dengan tepat apa itu. Tidak ada jalan keluar yang sebanding dengan penderitaan seumur hidup akibat kekerasan terhadap anak.