WASPADA! Flu Singapura Ancam Anak-Anak: Kenali Gejala dan Cara Penanganannya
- pixabay/ sweetlouise
JAKARTA – Penyakit Flu Singapura belakangan ini tengah ramai menjadi sorotan pengguna media sosial. Hal ini menyusul dengan video yang diunggah Kapten Vincent di media sosial.
Melalui unggahannya tersebut, Kapten Vincent mengungkap beberapa gejala yang dialaminya. Dirinya sempat mengalami demam tinggi, disertai rasa lemas di seluruh tubuh dan nyeri pada leher. Dia juga mengalami masalah kulit berupa bentol-bentol di kepalanya hingga mengeluarkan nanah.
Lantas benarkah virus Flu Singapora ini berbahaya dan dapat menyerang anak-anak? Seperti diketahui di tahun 2016 tiga anak diberitakan meninggal dunia akibat penyakit tersebut.Â
Sementara itu, berdasarkan keterangan dari Kepala Biro Komunikasi Publik, Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia hingga saat ini belum ada laporan terkait dengan kasus flu singapura yang menyerang anak-anak.
"Kalau data kita belum miliki ya," kata dia kepada VIVA.co.id melalui pesan singkatnya, Selasa 26 Maret 2024.Â
Sementara itu, melansir keterangan resmi Yankes Kementerian Kesehatan, Flu Singapura atau yang dikenal dalam bahasa medis HFMD (Head, Foot, Mouth Disease) disebabkan oleh virus enterovirus termasuk coxsackievirus A16 dan enterovirus 71. Penyebab lainnya adalah coxsackievirus A5, A6, A7, A9. A10, A16, B1, B2, B3, B5, echovirus dan enterovirus lainnya.Â
Penyebaran virus ini bisa terjadi dari satu orang ke orang lain melalui kontak kulit, melalui udara pernafasan, makan dan minum bersama. Virus ini memiliki masa inkubasi 3 hingga 6 hari dengan jumlah virus yang masih terdapat di tubuh bertahan hingga 5 minggu.
Ciri khas dari flu Singapore ini adalah adanya bercak kemerahan seperti lenting dengan lokasi yang khas yaitu pada telapak tangan, mulut dan kaki. Saat awal munculnya flu Singapura ini diawali dengan perubahan warna kulit, berwarna merah cerah dan bintik bintik seperti lenting dengan ukuran 4-8 mm.Â
Lenting- lenting ini dengan cepat dapat mengikis kulit sekitar. Pada Flu Singapura klasik, pasien memiliki lesi oral dan ditemukan di lidah, mukosa bukal, palatum durum, dan lebih jarang di orofaring.Â
Flu Singapura ini biasanya dimulai dengan gejala awal demam derajat rendah yakni 38 derajat Celsius - 39 derajat Celcius yang berlangsung selama 1-2 hari, tidak enak badan/ malaise, dan kadang-kadang nyeri perut atau gejala saluran pernapasan atas. Nyeri tenggorokan atau nyeri mulut sering terjadi dan dapat menyebabkan asupan oral yang buruk dan dehidrasi.
Pengobatan biasanya mendukung upaya untuk mengurangi ketidak nyamanan dan dehidrasi. Obat- obatan antiviral baru dan pengembangan vaksin yang menargetkan enterovirus 71 merupakan bidang investigasi aktif karena virulensi strain, penyebaran geografis, peningkatan prevalensi, dan risiko kerusakan batang otak ensefalitis.