Aisah Dahlan Ungkap Anak Jadi Nakal atau Bodoh Tergantung Ucapan Orangtua, Apa Alasannya?

Aisah Dahlan.
Sumber :
  • Instagram @draisahdahlan.

VIVA Parenting – Pernahkah Anda sebagai orangtua mengucap kalimat-kalimat yang tanpa disadari menyakiti hati anak? Hati-hati, karena kata-kata tersebut bisa membekas di hati anak dan menyebabkannya trauma di masa depan. Temasuk saat memarahi anak-anak.

Cemburu Buat Pria di Sukabumi Siram Air Keras ke Istri dan Anak

Praktisi neuroparenting, dr. Aisah Dahlan mengungkap, pesan yang disampaikan orangtua akan terserap dan dikirimkan ke dalam sistem susunan saraf otak pusat. Benarkah? Yuk, scroll untuk info lengkapnya.

“Otak manusia ini ada panca indra, ada mata, hidung, dan segala macam. Dari batang otak jalan lewat sistem saraf dan ke badan. Sistem saraf ini cara kerjanya seperti kabel listrik dan kabel telepon. Kalau telinga ada orang bilang angkat tangan ini karena pesannya jalan (dia) angkat tangan,” kata dia dikutip dari potongan video yang diunggah di akun TikTok @UNGKAPIN

Nilai-nilai Kesetaraan Gender Terwujud dalam Perayaan Hari Ibu

“Kalau komunikasi kita sama anak karena dia sistem sarafnya selalu bawa pesan apa yang didengar, apa yang dilihat, apa yang dirasakan, apa yang dipikirkan,” sambung dr. Aisah Dahlan.

Ilustrasi memarahi anak.

Photo :
Ini Cara Menciptakan Liburan Sekolah yang Bermanfaat Sekaligus Seru Bagi Anak Remaja

Lebih lanjut diungkap Aisah Dahlan, ketika ibu marah melihat anaknya bermain ponsel atau gadget, amarah yang diluapkan ibu akan terserap dan tanpa disadari di bawah alam sadar anak akan tertanam di memori saraf mereka dan membuatnya melakukan apa yang diucapkan orangtua di kemudian hari. 

“Kalau ibu-ibu marah sama anaknya, pegang HP terus atau pegang gadget terus ibu suka marah ‘main terus main terus’ itu kan denger, itu akan main terus. Atau dibilang gini ‘kamu disuruh belajar susah banget’ karena dibilang itu, itu sistem saraf membawa pesan yang dia dengar kalimatnya sama. ‘Kalau kamu belajar susah banget’, akhirnya anak itu akan susah belajar,” ungkapnya.

“Kalau bawa gelas jatuh terus ibunya bilang ‘eh kamu nakal banget sih masa gitu aja bodoh banget’. Itu masuk ke otaknya dan akan jalan ke sistem saraf ‘kamu bodoh, kamu bodoh, kamu bodoh’,” sambungnya.

Menurut Aisah Dahlan, hal tersebut akan terus tertanam di memori anak. Namun, itu bisa diperbaiki dengan cara meminta maaf kepada anak.

“Kalau mau memperbaiki sudah terlanjur, ya kita harus minta maaf. Karena dia sudah minta maaf, dia akan masuk di level ‘oke saya terima’,” sahutnya. 

Namun, Aisah Dahlan mengingatkan cara meminta maaf kepada anak juga perlu diperhatikan. Jangan malah meminta maaf yang mengintonasikan agar anak memaafkan Anda saat itu juga.  

“Kalau mau minta maaf, minta maafnya harus yang benar. ‘Sayang bunda minta maaf’ selama ini orang ‘maafin bunda ya’ yang salah kan kita, ‘maafin bunda ya nak’ dia mau maafin hari itu atau besok itu terserah dia. ‘Maafin bunda ya nak’ kita nyuruh dia,” jelasnya.

Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung Harli Siregar

Kejagung Sanksi Etik 138 Jaksa Nakal Sepanjang 2024, Ini Datanya

Data yang dirilis Kejagung itu disampaikan dalam laporan hasil kinerja Kejagung sepanjang 2024. 

img_title
VIVA.co.id
31 Desember 2024