Biar Gak Tambeng, Aisah Dahlan Ungkap Cara Tegur Anak yang Tepat
VIVA Parenting – Ketika anak salah, sebagai orangtua wajib menegur anaknya. Namun menegur anak sendiri bisa menjadi pekerjaan yang menantang. Alih-alih menegur, terkadang orangtua malah marah-marah dan berujung membuat anak semakin nakal.
Perlu diperhatikan bahwa untuk menegur anak yang melakukan perbuatan salah ada triknya. Hal ini dilakukan agar anak tersebut memahami kesalahannya dan tidak mengulanginya di kemudian hari. Scroll untuk tahu info lengkapnya, yuk!
Lantas, seperti apa triknya? Ahli praktisi neuro parenting skill, dr. Aisah Dahlan, menjelaskan bahwa tujuan kita ketika menegur anak itu seharusnya untuk menyentuh, bukan untuk menyinggung.
Menurut Aisah Dahlan, tersinggung dan tersentuh pada hakekatnya sama jika berbicara mengenai hati anak. Namun, tersinggung justru memberikan goncangan yang hebat sementara tersentuh memberikan sentuhan yang lembut.
Dia menjelaskan bahwa untuk menegur anak yang salah, orangtua hanya perlu menegurnya selama satu menit saja dan tidak lebih.
"Kalau ada hal-hal yang mau kita tegur, itu ada teknik yang disebut teguran 1 menit. Satu menit saja negurnya, jadi anak berperilaku salah dan keliru kita tegur 1 menit saja," kata dia dikutip dari potongan video yang diunggah di akun TikTok @ungkapin, Selasa 30 Januari 2024.
Lebih lanjut dijelaskan Aisah, 1 menit tersebut juga dibagi menjadi dua bagian. Setengah menit tegur perilakunya dan setengah menit puji perilakunya.
"Misalnya sudah bikin peraturan 'oke kamu pulang jam 11 malem paling malem ya nak', 'iya bu'. Dia ternyata datang jam 3 pagi, itu boleh kita tegur 1 menit. Saya dulu negur anak-anak di ruang tamu harus ada jam gede. Anak duduk di bawahnya (jam) saya sambil liat jam," kata dia menjelaskan.
Untuk menegur anak yang salah dalam kurun waktu 1/2 menit, kata dr. Aisah Dahlan, penting untuk memilih kata-kata yang tepat sehingga tidak menyakiti anak-anak kita.
"Itu boleh marah, boleh tegur 'sayang kan ibu bilang kalau pulang jam 11 malam. Ibu takut kamu pulang enggak ada berita. Ibu kesel, ibu marah kalau kamu begitu' itu boleh begitu. Tapi hanya 1/2 menit, setelah itu berhenti," kata dia.
Sementara itu, dalam 1/2 menit berikutnya, dr. Aisah Dahlan meminta agar orangtua memberikan pujian pada anaknya. Sehingga diharapkan dengan menggunakan metode ini, anak-anak bisa paham dan memahami letak kesalahannya.
"Di setengah menit berikutnya kita cerita bahwa kemarin-kemarin kamu bagus loh kalo pulang terlambat pasti laporan atau WA ibu. Jadi anak mikirnya 'oh yang ibuku marah aku pulang telat tapi engga lapor'," ujar dia.