Ancaman Serius Diare pada Anak, Ketahui Gejalanya dan Cara Mengatasinya

Ilustrasi anak sakit.
Sumber :
  • freepik/lifeforstock

JAKARTA  – Diare pada anak merupakan salah satu masalah kesehatan yang umum dialami oleh orang tua. Penyakit diare pada anak bisa menjadi momen yang membuat khawatir, terutama ketika anak mengalami kehilangan cairan dan nutrisi penting.

Efek Minum Air Kelapa Setiap Hari, Pahami Sebelum Mengonsumsinya!

Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor dan, jika tidak ditangani dengan cepat, dapat mengakibatkan dehidrasi serius atau bakan di kasus yang parah, kematian. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami penyebab diare pada anak, mengenali tanda-tanda bahaya, dan mengetahui cara pencegahan kondisi ini. 

Di Indonesia, menurut data pada tahun 2018, balita mengalami diare sebanyak 12,3% dan bayi sebanyak 10,6%. Diare menyebabkan kematian untuk anak usia 5-19 tahun sebanyak 5% dan balita sebanyak 10,3%. Angka ini lebih tinggi dibanding kematian akibat pneumonia (menurut Riskesdas Kemenkes).

Cawagub Jambi Letjen (Purn) Sudirman Kritik Kinerja Petahana Haris-Sani

Ilustrasi anak diare

Photo :
  • The Sun
Mager Minum Air? Ini 6 Akibat Jarang Minum Air Putih yang Wajib Kamu Tahu!

Diare bisa dicegah dengan makanan dan minuman yang bersih. Gejala diare biasanya terjadi karena adanya infeksi pencernaan, yang disebabkan oleh bakteri virus atau parasit dan diare bisa menular melalui faktor oral, seperti makanan yang terkontaminasi.

Untuk orang tua, Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Gastro-Hepatologi IDAI dr Himawan Aulia Rahman memberikan beberapa tips dan cara untuk menangani diare pada anak.

“Hal penting pertama, adalah mengganti cairan yang telah keluar melalui tinja (kotoran). Jangan sampai anak jadi dehidrasi karena kekurangan cairan. Orang tua harus tau apakah anak itu mengalami dehidrasi atau enggak,” jelas dr. Himawan dalam seminar, yang diadakan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dilansir Jumat, 24 Jumat 2023.

Di jaman modern, pengganti cairan untuk anak saat diare mudah didapatkan yaitu menggunakan oralit. Namun, perlu diingat bahwa oralit bukan sebagai pencegah diare melainkan hanya sebagai pengganti cairan di tubuh.

“Tidak ada obat yang instan untuk men-stop diare, karena usus membutuhkan waktu menjadi normal kembali. Jika diare terjadi di bawah tujuh hari, maka biasanya akan sembuh sendiri. Namun, jika lebih dari dua minggu, harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan,” tambaj dr. Himawan.

Ilustrasi anak sakit.

Photo :
  • Freepik

Untuk obat, jika diare masih di bawah seminggu, dr. Himawan juga menyarankan untuk tidak langsung memberikan antibiotik pada anak, karena hal ini malah bisa semakin memperparah. “antibiotik pada diare anak ini belum terlalu penting. Mungkin malah tadi membahayakannya yang ada," ujarnya mengingatkan.

Untuk mencegah, dr. Himawan memberikan beberapa tips mudah untuk orang tua. Pertama tetap berikan ASI bagi bayi dan balita yang masih ASI. Kedua, selalu perhatikan kebersihan perorangan dan lingkungan. Lalu, pastikan bayi dan balita mendapat imunisasi lengkap, memberikan MP-ASI yang benar, menyediakan air minum yang bersih dan selalu memasak makanan hingga matang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya