Ahli: Larang Anak Usia Di bawah 2 Tahun Untuk Bermain Gadget
- Pexels/Ron Lach
VIVA Parenting – Anak-anak di bawah dua tahun tidak boleh menggunakan ponsel pintar dan tablet atau menonton televisi, kata petugas medis asal Swedia.
Asosiasi Dokter Anak Swedia juga mengatakan kepada orang tua bahwa satu jam sehari adalah waktu yang cukup untuk anak-anak berusia antara dua dan lima tahun menatap layar dan jangan lebih. Para ahli telah lama memperingatkan pengaruh paparan layar gadget terhadap perkembangan anak.
Rekomendasi baru ini dirancang untuk membantu para pembuat kebijakan nasional dan juga mencakup saran mengenai peran orang tua dalam memandu paparan informasi dan media dari anak-anak di bawah umur.
Membimbing anak-anak dalam menggunakan gadget sama pentingnya dengan mengajari mereka kebiasaan makan yang baik atau keselamatan lalu lintas, pendapat para ahli.
Hal ini menyusul langkah serupa yang dilakukan pejabat Denmark yang mengeluarkan peraturan terkait usia mereka pada bulan September, yang hanya mengizinkan anak-anak di bawah dua tahun dalam 'kasus yang sangat khusus' untuk mereka boleh bermain gadget, seperti mereka yang mengalami kesulitan belajar.
Dalam laporan baru asosiasi tersebut, para petugas medis mengatakan, “Meskipun layar digital dapat menyajikan informasi yang berguna, memberikan hiburan dan menawarkan kesempatan untuk berhubungan dengan orang lain, otak anak-anak belum cukup matang untuk menyerap manfaatnya. Sebaliknya, penelitian menunjukkan perkembangan anak-anak dapat terkena dampak negatif dari penggunaan layar digital sejak dini.”
Anak-anak yang rutin menggunakan ponsel pintar, tablet, dan layar komputer lebih mudah tersinggung, memiliki konsentrasi yang lebih buruk, dan hanya mengingat informasi setengah dari waktu yang dimiliki anak-anak yang tidak menggunakannya, kata mereka.
Penelitian juga menunjukkan bahwa anak-anak yang menghabiskan lebih banyak waktu di depan layar komputer lebih mungkin mengalami masalah perilaku atau depresi pada masa kanak-kanak.
Namun dokter juga meminta orang tua dan orang dewasa lainnya untuk mengontrol penggunaan gadget mereka sendiri. “Tidak seperti buku, media digital sering kali memiliki mekanisme penguatan yang membuat anak-anak semakin ingin menggunakan gadgetnya,” tambahnya.
“Ada risiko besar bahwa media digital digunakan ketika anak-anak bosan atau ketika orang dewasa tidak ada sehingga berfungsi sebagai pengasuh anak. Karena media digital sering kali memuat potongan dan transisi yang cepat, warna dan suara yang intens, terdapat peningkatan risiko berkembangnya kepekaan terhadap imbalan langsung.”
Organisasi Kesehatan Dunia mengeluarkan panduan serupa pada tahun 2019, menyarankan anak-anak di bawah usia tiga tahun untuk tidak menonton TV atau duduk bermain game di tablet.
Mereka yang berusia tiga dan empat tahun juga tidak boleh melebihi satu jam waktu menatap layar dalam sehari, kata badan tersebut.
Namun para ahli di Inggris pada saat itu mengklaim bahwa pedoman tersebut didasarkan pada bukti yang buruk dan gagal untuk menyadari bahwa tidak semua waktu di depan layar berdampak buruk bagi anak-anak.