Fakta di Balik MPASI Fortifikasi, Benarkan Berbahaya untuk Bayi?

Ilustrasi MPASI/parenting.
Sumber :
  • Freepik/cookie_studio

JAKARTA – Dalam berbagai forum, banyak ibu di Indonesia yang mempertanyakan apakah MPASI fortifikasi aman untuk bayi. Pertanyaan ini timbul karena MPASI fortifikasi termasuk makanan pabrikan dan ada persepsi bahwa makanan pabrikan tidak baik untuk bayi. Prof. Dr. Ir. Sugiyono, M.AppSc. Pakar Teknologi Pangan sekaligus Anggota Tim Pakar Direktorat Standardisasi Pangan Olahan BPOM, ingin meluruskan Pendapat negatif lain mengenai pemrosesan yang “menghilangkan gizi” pada MPASI fortifikasi.

Waspada Penyakit Jantung dan Kenali Gejala yang Timbul serta Makanan yang Baik buat Jantung

Dia menjelaskan, pada makanan fortifikasi, sebagian zat gizi yang rusak atau hilang karena proses pengolahan, dapat diatasi dengan menambahkan vitamin dan mineral pada makanan yang telah diolah.

"Proses penambahan vitamin dan mineral ini justru bisa memberi tambahan nutrisi yang sangat sulit dipenuhi tiap harinya, misalnya zat besi dan zat gizi mikro lainnya untuk memenuhi kebutuhan bayi," jelasnya dalam keterangan tertulis.

Atasi Kolesterol Tinggi dengan 11 Makanan Alami Ini!

Ilustrasi MPASI.

Photo :
  • Freepik/prostooleh

Prof. Sugiyono pun menekankan bahwa MPASI fortifikasi dikontrol sangat ketat oleh BPOM: mulai dari bahan baku, proses produksi, kandungan zat gizi, serta keamanannya. Untuk produk MPASI fortifikasi, BPOM menerapkan standar yang sangat ketat mengingat pentingnya keamanan makanan bayi dan nilai gizinya.

Gejala Awal Diabetes dan Pilihan Menu Makan untuk Menurunkan Kadar Gula Darah

"BPOM tidak mengizinkan MPASI fortifikasi mengandung pengawet, pewarna atau perisa serta tidak boleh memiliki kandungan gula dan garam yang tinggi," ujarnya.

MPASI fortifikasi yang telah diizinkan beredar di Indonesia oleh BPOM berarti juga telah lolos tahap pengontrolan kualitas sesuai kriteria Codex Alimentarius, sebuah lembaga independen yang membuat standar makanan berbasis sains yang ditetapkan secara kolektif oleh berbagai negara untuk melindungi kesehatan konsumen yang dibentuk oleh FAO/WHO.

Sementara itu, dokter spesialis anak Dr. Mas Nugroho Ardi Santoso, SpA, MKes menambahkan, MPASI fortifikasi sangat bisa digunakan sebagai alternatif nutrisi pendukung tumbuh kembang oleh karena kelebihannya, yaitu sudah ditambahkan vitamin dan mineral sesuai kebutuhan harian.

Dia menjelaskan, sebuah penelitian yang dilakukan di Indonesia menunjukkan bayi berusia 6-24 bulan yang mengkonsumsi MPASI fortifikasi mencatat kadar hemoglobin, zat besi, dan ferritin (pengikat zat besi) yang lebih tinggi dibanding dengan bayi yang mengkonsumsi MPASI homemade.4 Dalam berbagai penelitian lain juga telah dibuktikan bahwa nutrisi fortifikasi dapat mendukung pertumbuhan anak secara positif.

"Para ibu juga sebaiknya bijak dalam menyikapi nutrisi MPASI. Jika bisa memastikan kualitas nutrisi seimbang sesuai kebutuhan anak – silahkan dibuat makanan olahan di rumah. Tetapi tidak juga harus dipaksakan atau idealis untuk anti terhadap nutrisi fortifikasi – padahal disaat yang sama nutrisi anak justru tidak tercukupi karena makanan olahannya tidak berkualitas. Mari fokus pada kebutuhan nutrisi seimbang anak, terlepas apakah berasal dari nutrisi olahan sendiri atau dibantu oleh nutrisi fortifikasi," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya