12 Persen dari 77 Pasien Anak Rawat PICU di RS Alami Kerusakan Kulit

Ilustrasi bayi
Sumber :
  • Pexels

JAKARTA – MARSI Medical Adhesive-Related Skin Injury (MARSI) adalah kerusakan kulit akibat penggunaan produk atau alat perekat medis seperti plester, dressing, produk stoma, elektroda, patch obat, dan strip penutup luka. 

Ingin Tampil Cantik? 5 Tempat Ini Bisa Jadi Pilihanmu

Umumnya kondisi kulit pasien yang mengalami MARSI seperti lecet, melepuh, atau kulit pasien terkelupas ketika plester dilepaskan. Mereka yang memiliki faktor risiko terkena MARSI adalah pasien lanjut usia, pasien pediatrik, pasien ICU, dan pasien yang telah menjalani pembedahan. 

Salah satunya adalah pasien anak yang menjalani perawatan di NICU (ruang perawatan intensif untuk bayi dan PICU (ruang perawatan intensif untuk anak-anak). 

Perut Buncit Hilang dalam Seminggu? Ini Dia Rahasianya Menurut Binaragawan Ade Rai

Ilustrasi/Bayi.

Photo :
  • pixabay/stocksnap

Spesialis anak yang merupakan anggota dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr.  Tartila,  Sp.A(K) berdasarkan penelitian di Kanada sekitar 31,2 persen Marsi terjadi di NICU. Sedangkan berdasarkan penelitian di China, dengan subyek 232 pasien, kejadian Marsi mencapai 37,51 persen.

Miris Lebih 200 Anak di Lebanon Tewas Akibat Serangan Brutal Israel

Sedangkan di Indonesia berdasarkan survei singkat di ruang PICU di Indonesia sejak Februari dan Maret dari 77 subjek, 12 persennya mengalami Marsi. Diungkap Tartil area wajah paling banyak menjadi lokasi terjadinya Marsi.

“Sebagian besar daerah wajah banyk sekali alat dipasang mulai dari mulut untuk bayi kecil di neonatus selang untuk makan, selang bantu nafas agar tidak bergerak pakai plaseter. Plaseter ini waktu lama. Keluar cairan dari mulut pasien lepas pasangan bisa jadi faktor risiko,” kata dia saat press conference di Jakarta Selatan, Kamis 31 Agustus 2023.

Diungkap Tartil bahwa 23,5 hingga 54 persen Marsi pada balita terjadi karena plaster untuk fiksasi selang napas.
 

“Pasien ini mengalami merah-merah buat nyeri dan tidak nyaman. Karena nyeri jantungnya berdetak lebih kencang dan membuat kebutuhan oksigen lebih banyak,” kata dia 

Untuk itu, Tartil menekankan pentingnya perhatian yang cermat oleh tenaga kesehatan pada anak-anak dengan faktor risiko yang teridentifikasi seperti usia, durasi rawat inap yang lama, edema, infeksi, atau pembedahan.

 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya