Jangan Main Gadget Terus Moms, Anak Gemar Menulis Bakal Lebih Sukses Lho

Ilustrasi ibu dan anak/parenting.
Sumber :
  • Freepik/lookstudio

VIVA Lifestyle – Setahun terakhir telah menunjukkan kepada kita bahwa hampir semua pekerjaan dan komunikasi dapat dilakukan secara digital, melalui tablet dan laptop. Bahkan anak-anak kecil pun menggunakan teknologi untuk belajar, termasuk di masa Pandemi COVID-19 beberapa waktu lalu.

IDI Kabupaten Jepara Berikan Informasi Pengobatan bagi Gangguan ADHD Pada Anak

Dengan dicabutnya status Pandemi COVID-19 di dunia, anak-anak sudah bisa kembali melakukan pembelajaran dengan tatap muka langsung. Sayangnya, kebiasaan menggunakan gawai sudah terbentuk pada anak yang membuatnya lebih memilih bermain secara virtual, alih-alih membaca buku cerita. Yuk, scroll untuk info selengkapnya.

Hal ini pula yang membuat anak tak terbiasa dengan kebiasaan menulis saat membuat tugas. Di sisi lain, sekolah juga sering kurang fokus pada pembelajaran tulisan tangan, bahkan banyak tempat yang secara bertahap menghapuskan tulisan kursif pada anak-anak yang lebih besar. 

Pernah Dilarang KB oleh Edwrad Akbar, Kimberly Ryder Kasih Pesan Ini Buat Para Wanita

Jadi, apakah tulisan tangan diperlukan untuk anak-anak, terutama anak kecil? Jawabannya, ya. Pakar mengungkapkan bahwa tulisan tangan masih sangat penting bagi anak-anak usia dini. Lantas, apa alasan kita tidak boleh mengabaikan pena dan kertas pada anak?

Mengenal Hernia Inguinal Umum Terjadi pada Bayi Laki-laki, Tak Bisa Sembuh Sendiri Perlu Tindakan Operasi

Salah satu alasannya adalah anak prasekolah masih mengembangkan keterampilan motorik, terutama keterampilan motorik halus, yaitu kemampuan menggunakan otot-otot kecil di tangan dan pergelangan tangan serta meningkatkan ketangkasan. 

Menggunakan gunting, membangun dengan balok, dan tulisan tangan adalah cara yang bagus untuk mengembangkan keterampilan motorik halus. Mencengkeram pensil memperkuat otot-otot di tangan dan jari sambil membentuk huruf meningkatkan kontrol atas otot-otot kecil dan menciptakan ikatan yang lebih kuat antara otak dan tangan. 

Tentu saja, anak kecil tidak diharapkan memiliki tulisan tangan yang bagus, tetapi sebagian besar anak prasekolah dapat memulai dengan bentuk, garis, dan huruf kalkir sederhana. Seiring waktu, Anda akan melihat anak mulai menyukai kebiasaan memakai tangan dengan memegang pena atau pensil.

Selain itu, menulis dianggap sebagai aktivitas multi-indera. Pada dasarnya, saat anak menulis, area otak yang mengontrol komunikasi antara otak dan tangan juga merupakan area otak yang memproses bahasa. Saat mereka secara visual melacak apa yang mereka tulis, otak bahkan lebih terlibat. 

Anak-anak yang menghabiskan lebih banyak waktu bekerja dengan pena dan kertas daripada mengetik memiliki keterampilan membaca dan mengeja yang lebih kuat karena menulis mengaktifkan bagian otak yang juga mengontrol membaca.

Ilustrasi anak belajar.

Photo :
  • Freepik/bristekjegor

Berlatih huruf dan kata-kata pendek, terutama kata-kata penglihatan, akan meningkatkan kemampuan mereka untuk mengingat apa yang dikatakan oleh kata-kata itu. Hal ini yang membuat peluang anak untuk sukses lebih besar dibanding anak-anak lain yang tidak berlatih menulis sejak dini.

Sebelum ibu mulai berlatih tulisan tangan dengan batita atau anak prasekolah, beberapa cara menyenangkan untuk meningkatkan ketangkasan dan mulai memperkuat otot-otot tangan. Misal, merangkai pasta seperti penne atau roda gerobak pada seutas benang.

Selain itu, ibu dapat menggunakan penjepit atau pinset untuk mengambil barang-barang kecil seperti pom-pom, kacang, atau kismis, dan memasukkannya ke dalam wadah. Atau, membangun dengan balok penghubung.

Nah, bila anak sudah mulai bisa menulis, tak ada salahnya memulai ajang kompetisi buat si kecil untuk memacunya. Widyaprada Ahli Madya Direktorat SD Kemdikbudristek RI Dr. Sugiyanto, S.IP. mengungkapkan bahwa metode menulis dengan tangan ini dapat melatih kerapihan tulisan dan fokus anak-anak. Maka, Sugiyanto mengapresiasi karya Lomba Menulis dengan Tangan bertema “Harta Karun Indonesia” yang diselenggarakan oleh SiDU bersama Majalah CIA tercatat dalam Museum Rekor Indonesia (MURI).

“Kami berharap anak-anak semua tidak cepat berpuas diri. Dan tetap mendengar saran untuk mengevaluasi karya ke depannya menjadi lebih baik. Mari dorong anak-anak untuk mencintai karya mereka. Kita percaya bahwa dengan ilmu dapat menaklukkan dunia. Tria Sentra Pendidikan (sekolah, orang tua dan masyarakat) berkolaborasi sehingga anak mendapatkan manfaat dan faedah yang optimal,” tutur Sugiyanto, dalam keterangannya, dikutip Selasa 22 Agustus 2023. 

Kegiatan ini menyasar siswa Sekolah Dasar kelas 3, 4 dan 5 di seluruh Indonesia dan mendapat sambutan positif dari para siswa dengan terkumpulnya 6.901 karya tulis dengan tangan yang dikirim dari berbagai seluruh penjuru di Indonesia. Pengumpulan karya tersebut memecahkan Rekor MURI sebagai “Lomba Menulis Tangan oleh Siswa Sekolah Dasar Terbanyak”.

Adi Kurniawan, Domestic Business Head Stationery Business Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas, mengatakan, Lomba Menulis ini adalah bagian dari program Ayo Menulis bersama SiDU yang telah diluncurkan sejak 2017. Kegiatan ini merupakan upaya kami untuk mendukung pemerintah dalam upaya meningkatkan literasi khususnya kemampuan menulis sejak dini.

Founder Majalah CIA Stefanie Augustin turut mengungkapkan bahwa, Majalah CIA mendukung penuh dan memberikan apresiasi yang setinggi tingginya kepada SiDU sebagai inisiator kegiatan ini. Kemampuan menulis dengan tangan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan penguatan literasi anak. 

"Ini adalah sesuatu yang penting dan perlu terus dilakukan,” ungkapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya