Marak Remaja Bunuh Diri, IDAI Ungkap Biang Keroknya
- Istimewa.
JAKARTA – Insiden bunuh diri di berbagai belahan dunia masih kerap diabaikan dan tak diprioritaskan. Sama halnya di Indonesia, kasus memilukan itu pun masih menjadi masalah senyap yang dilakukan berbagai kalangan, termasuk anak dan remaja.
Kasus bunuh diri semakin banyak terjadi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data Kepolisian RI (Polri), sebanyak 640 kasus bunuh diri terjadi sejak Januari hingga Juli 2023.
Belakangan, kasus bunuh diri pun kerap dilakukan anak usia remaja yang terkait masalah mentalnya. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.
"Kalau anak remaja itu biasanya masalah kecelakaan, suicide, hingga masalah mental, itu penyebab kematian tertingginya," ungkap Konsultan kesehatan anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Bernie Endyarni Medise, SpA(K), MPH, dalam acara memperingati Hari Anak Nasional di Jakarta.
Dokter Bernie mengungkapkan bahwa penyebab bunuh diri ini ditengarai masalah mental yang awalnya terganggu. Masalah mentalnya pun beragam dan seringkali dipendam sendiri oleh anak remaja hingga berakibat fatal.
"Hal-hal seperti itu yang akhirnya kalau didiamkan, tidak bisa mendapatkan orang yang tepat untuk berdiskusi, yang ujung-ujungnya memicu masalah mental, rasa cemas, hingga suicide, dan sebagainya," jelasnya.
Tak hanya itu, masalah mental anak remaja juga erat kaitannya dengan bullying atau perundungan yang berdampak pada aksi kekerasan.
Sebagian anak kerap mengalami aksi perundungan tanpa diketahui orang dewasa hingga membuat masalahnya membesar namun terlambat diatasi.
"Belum lagi tadi bullying, masalah pribadi, bahkan masalah jerawat itu bagi remaja adalah masalah yang besar," beber dokter Bernie.
Kecenderungan masalah mental anak remaja juga bermula dari masalah bentuk badan yang berakibat pada malnutrisi. Banyak anak remaja berlomba untuk langsing yang memicu kondisi anemia defisiensi besi.
Anemia defisiensi besi adalah kondisi rendahnya sel darah merah yang disebabkan berkurangnya produksi hemoglobin akibat asupan zat besi yang tidak tercukupi. Menurut dokter Bernie, kondisi anemia ini bisa terjadi karena pola diet yang tidak tepat.
"Mereka punya masalah pengen langsing, itu yang juga kadang karena anemia defisiensi besi itu cukup banyak. (Penyebabnya) berusaha diet, tetapi tidak beraturan," tandasnya.
Artikel ini tidak untuk menginspirasi dan diimbau Anda tak menirunya. Jika Anda merasakan gejala depresi, permasalahan psikologi yang berujung pemikiran untuk melakukan bunuh diri, segera konsultasikan ke pihak-pihak yang dapat membantu Anda seperti psikolog, psikiater atau klinik kesehatan mental.