Polusi Udara Makin Buruk, Dokter Anjurkan Anak Pakai Masker Khusus

Ilustrasi anak pakai masker.
Sumber :
  • Freepik/jcomp

JAKARTA – Polusi udara buruk sedang menjadi perbincangan lantaran merebak di sejumlah kota besar di Indonesia. Hal ini pun memberi kekhawatiran bagi sebagian besar orangtua pada anaknya yang kerap beraktivitas di luar ruangan sembari menghirup polusi udara itu.

Bukan Susu! 1 dari 4 Balita di Jakarta dan Jawa Barat Konsumsi Kental Manis Setiap Hari, Ini Bahayanya

Konsultan Kesehatan Anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A (K), MPH menjelaskan bahwa polusi udara terdiri dari partikel yang dapat terhirup hidung dan masuk ke tubuh. Untuk mencegah partikel berbahaya dari polusi udara masuk terhirup, dokter Bernie menyarankan agar anak memakai masker khusus. Yuk, scroll untuk info lengkapnya.

"Bukan masker yang kayak dulu, tetapi masker untuk hindari polusi. Kan partikelnya lebih besar, kalau virus kan partikelnya kecil sehingga menggunakan masker yang khusus," kata dokter spesialis anak ini dalam acara memperingati Hari Anak Nasional, di Jakarta.

7,9 Juta Perangkat di Indonesia Terinfeksi Virus

"Sebenarnya masker-masker biasa nggak apa-apa. Kalau masker untuk partikel besar seperti polusi, gunanya yang penting kan (polusi) tidak masuk ke dalam," sambungnya.

Haru! Paula Verhoeven Izin Pamit Sementara ke Anak

Polusi udara di Jakarta dan kota besar lain seperti Bekasi dan Tangerang sendiri tercatat sudah sangat buruk dengan dampak berbahaya pada kesehatan jangka panjang. Kendati begitu, Dokter Bernie menegaskan bahwa anak-anak tetap butuh bermain di luar ruangan agar memaksimalkan tumbuh kembangnya.

"Tetapi memang anak butuh outdoor, jadi kita gunakan masker jadi salah satu cara," tambahnya.

Pemakaian masker sendiri cukup digunakan di luar ruangan saat berada di kota dengan kategori tingkat polusi udara tinggi. Namun, orangtua dianjurkan lebih baik meminimalisir ajak anak ke kota-kota dengan polusi udara buruk dan mencari area luar ruangan di daerah yang tingkat polusinya lebih rendah.

Selain menakar kondisi suatu daerah untuk anak bermain, orangtua pun dianjurkan tetap memberikan hal tepat dalam menjaga imunitasnya. Mulai dari mencukupi kebutuhan gizi, pola tidur yang baik, serta stimulasi tepat untuk perkembangannya.

"Stimulasi harus terus dilakukan supaya dia bisa berkembang, kasih sayang jangan sampai terlewat," imbuhnya.

Ilustrasi imunisasi anak

Photo :
  • GlaxoSmithKline

Tak hanya itu, dokter Bernie menyarankan agar imunisasi anak tak terlupakan sesuai usianya. Dengan imunisasi, maka penyakit-penyakit seperti difteri, campak, dan tetanus dapat dihindari sehingga imunitas anak pun terjaga.

"Kita sudah ada beberapa vaksin yang tersedia dan bahkan disediakan gratis oleh Pemerintah. Kalau bisa orangtua jangan sampai skip. Kadang-kadang seperti tetanus, difteri, campak. Difteri itu mematikan, bisa menghambat saluran pernapasan sehingga anak bisa meninggal dunia," tandasnya.

Orang Tua Harus Waspada! Penyakit Pneumonia Jadi Penyebab Terbesar Kematian Pada

4 Perbedaan Pneumonia pada Anak dan Dewasa, Siapa yang Paling Berisiko Terpapar?

Dalam beberapa tahun terakhir, kasus pneumonia pada orang dewasa dilaporkan mengalami peningkatan signifikan. Pneumonia sering kali diawali dengan gejala ringan.

img_title
VIVA.co.id
28 November 2024