Penis Mini Tanda Anak Idap Obesitas, Berbahayakah?

Ilustrasi orang tua ajarkan anak toilet training
Sumber :
  • Pexels

JAKARTA – Tren obesitas di Indonesia kian meningkat dengan kasusnya yang bermunculan dari berbagai daerah di Tanah Air dengan mengintai usia berapa pun, termasuk anak-anak. Obesitas pada anak sendiri sebenarnya dapat dikenali secara kasat mata, namun kerap tak disadari karena ada pada area-area tertutup seperti alat kelaminnya.

10 Fakta Operasi Bariatrik, Beri Harapan Hidup hingga Perbaiki Kesehatan Mental

Dokter spesialis kesehatan anak nutrisi dan penyakit metabolik RS Pondok Indah - Puri Indah, dr. Novitria Dwinanda, Sp. A., menjelaskan bahwa tanda dan gejala anak obesitas bisa terlihat dari gumpalan lemak di tubuhnya yang berlebihan. Saking banyaknya lemak, ternyata berdampak pada bagian organ intim yang justru menciut atau nampak lebih kecil dari biasanya.

"Dia jadi mikropenis bukan dasarnya penis kecil tapi tenggelam di lemak. Lemak paha gede, perut gede, semua tenggelam, kesannya penis masuk ke dalam. Kalau tiduran, ditekan lemak perutnya, penisnya ada," ujarnya dalam acara media di Jakarta, Selasa 8 Agustus 2023.

Jelita Ramlan Berhasil Turunkan Berat Badan dari 160 Kg Jadi 95 Kg, Ternyata Ini Rahasianya

Ilustrasi orang tua ajarkan anak toilet training

Photo :
  • Pexels

Mikropenis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan penis yang lebih kecil dari ukuran rata-rata penis untuk usia tertentu. Kondisi penis kecil ini biasanya luput dari perhatian orang tua dan justru diketahui saat anak hendak disunat. Kondisi mikropenis ini membuat anak tak bisa disunat sehingga membutuhkan perawatan dengan menurunkan berat badannya terlebih dahulu.

Kenali Penyebab Gangguan Menstruasi, IDI Ciamis Berikan Informasi Pengobatan

"Anaknya mau disunat, dibawa ke dokter. Ternyata kata dokter bedahnya, nggak bisa disunat harus kurus dulu. (Penisnya) bisa normal kalau kurus, tidak ganggu reproduksi," bebernya.

Mikropenis pada anak-anak ini sebenarnya tidak memengaruhi reproduksi sehingga hanya bermasalah pada ukuran organ intimnya. Namun, anak yang kelebihan berat badan hingga obesitas dan tak ditangani dengan baik, maka bisa menganggu hormonnya. Hal ini pada akhirnya dapat berdampak buruk pada sistem reproduksi anak.

"Kalau obesitas, dia akan pengaruhi hormon. Kalau hormon terganggu, akan ganggu reproduktif, bukan penis tapi hormon testosteron dan sebagainya. Kalau reproduksi berkaitan dengan hormonnya, itu yang bisa diganggu oleh obesitas. Penisnya tidak berkaitan apa-apa. Jadi kalau tidak ada gangguan hormon, cukup turunkan beratnya, kurus dulu. Kalau tidak ditangani, makin obesitas," imbuhnya.

Selain mikropenis, anak dengan obesitas juga ditandai dengan leher hitam seperti daki. Menurut dokter Novitria, kondisi tersebut ditengarai oleh tingginya kadar gula darah yang memicu resistensi insulin.

"Anak dengan obesitas bisa hipertensi dan diabetes. Lehernya hitam ada gambaran resistensi insulin. Kadar gulanya biasa tinggi. Jadi bukan daki, itu karena obesitasnya," tegasnya.

Tanda gejala lainnya pada anak diabetes yang tak dipahami orang tua adalah penurunan kondisi anak. Hal itu disebabkan oleh gangguan pada organ dalamnya seperti di lambung, hati, serta sistem reproduksi anak.

"Perut gampang kembung mual (GERD), perlemakan hati, gangguan siklus mensturasi. Obesitas berdampak pada gangguan hati, hipertensi, bahkan asam urat tinggi," tandasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya