Anak Sering Makan Sambil Nonton dan Dipangku, Ini Bahayanya Moms

Ilustrasi anak sedang makan
Sumber :
  • Pixabay/vikvarga

JAKARTA – Nutrisi anak sangat penting dipenuhi di masa tumbuh kembangnya agar memberikan manfaat baik bagi kesehatan fisik di masa depan. Pemberian nutrisi menjadi hal yang tak boleh terlupakan di momen ini sehingga menjadi tugas para orang tua. Namun, tak sedikit yang salah dalam proses pemberian nutrisi ini sehingga justru berdampak buruk pada kesehatan anak.

Pernah Dilarang KB oleh Edwrad Akbar, Kimberly Ryder Kasih Pesan Ini Buat Para Wanita

Dokter spesialis kesehatan anak nutrisi dan penyakit metabolik RS Pondok Indah - Puri Indah, dr. Novitria Dwinanda, Sp. A., menjelaskan bahwa para orang tua patut memahami feeding rules atau aturan pemberian makan yang tepat. Feeding rules ini terdiri dari tiga hal yaitu jadwal, lingkungan, dan prosedur.

"Urutannya makan pakai jadwal, artinya makan di jam yang tertib. Akhirnya anak akan terjadwal lapar di jam segitu," jelasnya dalam acara media di Jakarta, Selasa 8 Agustus 2023.

Mengenal Hernia Inguinal Umum Terjadi pada Bayi Laki-laki, Tak Bisa Sembuh Sendiri Perlu Tindakan Operasi

Ilustrasi makanan sehat.

Photo :
  • Pixabay/Unsplash

Dari jadwal rutin ini, para orang tua juga harus memahami bahwa durasi pemberian makan tidak boleh lebih dari 30 menit. Apabila dipaksa melebihi durasi tersebut, anak bisa mengalami trauma secara psikisnya.

Mengintip Perayaan Hari Ibu di Berbagai Negara, Ada yang Sampai Pergi ke Pemakaman

"Anak dikasih makan, nyaman di 30 menit pertama. Setelah itu, dia bosen. Tapi mamanya menyuruh habiskan 1 mangkuk, yang ada anaknya trauma, sebel lihat sendok," imbuhnya.

Tak hanya itu, para orang tua kekinian juga kerap terbiasa memberi makan pada anak dengan memberikan tontonan di tv atau gawai. Lama kelamaan, anak yang terbiasa makan sambil nonton ini akan merasa 'menderita' dan di satu titik akan mulai susah makan karena tidak memahami makna dari proses pemberian makan itu sendiri.

"Dia nggak tahu apa yang dikasih, dia terpana oleh tv dan dia nggak tahu benda apa dimakanan. Dia nggak tahu bentuk makanan seperti apa. Saat dia nggak tau, dia jadi sesuatu yang pasif, dia jadi objek aja untuk makan. Di satu titik, dia mau menunjukkan bahwa dia nggak mau makan ada istilah GTM. Maka, ajak anak partisipasi apa yang dia makan, apa yang diberikan saat dia makan," tuturnya.

Saat anak enggan makan atau Gerakan Tutup Mulut (GTM), nutrisi yang dibutuhkannya bisa menurun dan tidak mencukupi. Bahaya malnutrisi di sini pun dapat mengintai yang pada akhirnya berakibat pada stunting. Lagi-lagi, bahaya stunting berimbas pada kecerdasan serta risiko penyakit tidak menular di masa depan.

Ilustrasi anak tidak mau makan.

Photo :
  • Ist.

Selain itu, anak yang makan sambil nonton atau bahkan sembari dipangku dan digendong sembari jalan-jalan, juga jadi tidak mengenali rasa kenyang yang berakibat pada bahaya obesitas. Maka dari itu, penting untuk melakukan pemberian makan dengan jadwal rutin, lingkungan yang menyenangkan dengan tanpa tontonan dan hanya menatap makanan serta proses makan yang dinikmati anak melalui interaksi yang baik dengan ibu dan ayahnya.

"Feeding rules buat kalau anak jadi sadar dia lagi makan. Di balik itu, ada cara menentukan kenyang, belajar motorik skill, cara berkomunikasi. Jadi nggak mungkin anak makan sambil dipangku, dia harus paham, ini lagi makan loh," terangnya.

Ilustrasi gangguang ADHD pada anak

IDI Kabupaten Jepara Berikan Informasi Pengobatan bagi Gangguan ADHD Pada Anak

Di Indonesia, prevalensi ADHD pada anak sekolah diperkirakan mencapai 15 persen, yaitu 1 dari 20 anak.

img_title
VIVA.co.id
22 Desember 2024