Deretan Kesalahan Orangtua saat Menentukan MPASI untuk Anak

Ilustrasi MPASI.
Sumber :
  • Freepik/prostooleh

VIVA Lifestyle – Makanan Pendamping ASI (MPASI) merupakan langkah penting dalam perkembangan bayi dan anak. Saat memasuki fase ini, banyak orangtua yang mungkin melakukan kesalahan dalam memilih dan menyajikan makanan untuk anak mereka.

Resep Sempol Ayam Khas Malang yang Lezat dan Mudah Dibuat di Rumah

Berikut ini adalah beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan oleh orangtua saat menentukan MPASI untuk anak, dihimpun dari berbagai sumber, Kamis, 3 September 2023.

Memperkenalkan MPASI Terlalu Dini

Duh, Konsumsi Protein Masyarakat Indonesia Jauh di Bawah Negara ASEAN

Salah satu kesalahan umum adalah memperkenalkan makanan padat terlalu dini, sebelum bayi siap secara fisik dan perkembangan untuk mengolah makanan tersebut. Biasanya, MPASI dapat diperkenalkan pada usia sekitar 6 bulan, ketika bayi sudah memiliki kemampuan mengunyah dan menelan yang cukup.

Ilustrasi MPASI/parenting.

Photo :
  • Freepik/cookie_studio
Masakan Keasinan? Tenang, Ini Trik Mudah Mengatasinya dengan 1 Bahan Simpel!

Tidak Memperhatikan Tanda Kesiapan Bayi

Setiap bayi memiliki tanda-tanda kesiapan untuk memulai MPASI, seperti mampu duduk dengan bantuan, menunjukkan minat pada makanan orang dewasa, dan kehilangan refleks mengemut. Mengabaikan tanda-tanda ini dapat mengakibatkan kesulitan dalam mengonsumsi makanan padat.

Tidak Mengenalkan Ragam Makanan

Terlalu terpaku pada satu jenis makanan saat memulai MPASI dapat mengurangi kesempatan bayi untuk mengenal berbagai rasa dan nutrisi yang berbeda. Penting untuk memperkenalkan beragam makanan sehat, termasuk sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan sumber protein.

Memberikan Makanan Dewasa yang Tidak Aman

Banyak makanan dewasa yang tidak cocok untuk bayi karena risiko tersedak atau reaksi alergi. Hindari memberikan makanan tinggi garam, gula, atau rempah-rempah yang berlebihan. Juga, perhatikan makanan alergen potensial seperti telur, kacang-kacangan, dan susu.

Tidak Memberikan ASI atau Susu Formula Sebagai Prioritas Utama

Meskipun memperkenalkan makanan padat penting, ASI atau susu formula tetap harus menjadi sumber nutrisi utama bayi pada tahun pertama kehidupannya. MPASI hanya bertujuan untuk melengkapi nutrisi, bukan menggantikannya.

Menggunakan Tekstur yang Tidak Sesuai

Saat memulai MPASI, pilih makanan dengan tekstur yang sesuai dengan tahap perkembangan bayi. Mulailah dengan makanan yang halus dan mudah dicerna, kemudian perlahan tingkatkan tekstur menjadi lebih padat seiring dengan perkembangan kemampuan mengunyah bayi.

Tidak Mengutamakan Kualitas Nutrisi

Beberapa orangtua mungkin cenderung memberikan makanan padat yang praktis daripada makanan yang kaya nutrisi. Pastikan makanan yang diberikan memberikan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh bayi dalam pertumbuhannya.

Tidak Sabar dalam Menghadapi Penolakan Makanan

Bayi mungkin menolak makanan baru pada awalnya. Orangtua harus bersabar dan mencoba variasi makanan secara bertahap. Jangan memaksakan bayi untuk makan atau memberikan makanan sebagai hukuman.

Tidak Mengajarkan Kebiasaan Makan Sehat

MPASI adalah saat yang tepat untuk membentuk pola makan sehat. Hindari memberikan makanan manis atau camilan yang tidak sehat terlalu sering. Ajarkan anak mengenal rasa makanan alami dan bantu mereka mengembangkan preferensi makanan sehat.

Tidak Konsisten dalam Penyajian Makanan

Konsistensi dalam memberikan makanan padat penting untuk membantu anak memahami pola makan. Cobalah untuk memberikan makanan padat dalam waktu yang sama setiap hari dan hindari memberikan camilan antara waktu makan.

Menentukan MPASI adalah tantangan yang bisa dihadapi oleh setiap orangtua. Penting untuk selalu mencari informasi terbaru tentang nutrisi bayi dan berbicara dengan dokter atau ahli gizi jika memiliki pertanyaan atau kekhawatiran. Dengan memahami kesalahan umum ini, orangtua dapat memberikan dukungan terbaik dalam perkembangan makanan anak mereka.

Beragam Makanan yang dijual

Trik Anak Muda Nikmati Kuliner Hits Sambil Tetap Hemat, Mau Coba?

Meskipun gemar kulineran, banyak anak muda yang terjebak dalam kebiasaan jajan berlebihan yang bisa merugikan dompet.

img_title
VIVA.co.id
25 November 2024