Bikin Ruang Main Anak di Rumah Gak Perlu Estetik, Pastikan Fungsinya

Ilustrasi anak bermain
Sumber :
  • Pixabay/rbalouria

JAKARTA – Mendukung tumbuh kembang anak tidak melulu soal pelajaran dan materi, tetapi juga bisa diaplikasikan pada mainan kesukaan. Dengan bermain, anak-anak jadi bisa bereksplorasi dan mengetahui hal-hal baru di sekitarnya.

4 Perbedaan Pneumonia pada Anak dan Dewasa, Siapa yang Paling Berisiko Terpapar?

Tak perlu jauh-jauh mengajak anak keluar rumah atau pergi ke arena bermain, bermain dengan aman bisa dilakukan lebih leluasa di dalam rumah. Untuk itu, kebersihan rumah harus tetap terjaga supaya anak-anak bebas bermain dan merasa lebih nyaman.

Psikolog Pritta Tyas, M.Psi, menjelaskan bahwa seharusnya ada bagian di dalam rumah yang memang dikhususkan sebagai area bermain anak. Hal ini dilakukan guna menghindari barang-barang rumah tangga lainnya dari jangkauan mereka yang justru akan membahayakan.

Bukan Susu! 1 dari 4 Balita di Jakarta dan Jawa Barat Konsumsi Kental Manis Setiap Hari, Ini Bahayanya

Ilustrasi ibu dan anak/parenting/anak bermain.

Photo :
  • Freepik/gpointstudio

Mengatur ruang bermain anak juga tidak boleh sembarangan agar dapat digunakan secara maksimal. Pertama dan yang paling penting adalah orang tua tidak perlu mendahulukan estetika ruangan tersebut melainkan fungsinya yang akan dirasakan oleh anak-anak.

Haru! Paula Verhoeven Izin Pamit Sementara ke Anak

"Kalau kita mau atur ruang bermain anak, harus bisa diakses semua. Jangan diatur secakep mungkin yang estetiknya saja. Menurut teori dari Montessori, pertama ketika mengatur ruang bermain anak pastikan alatnya bisa dia ambil sendiri. Jadi jangan ditaruh di lemari bagian atas yang dia harus minga tolong kalau mau ambil," jelas Pritta Tyas, M.Psi, selaku Founder Bumi Nusantara Montessori & Parents Educator, dalam acara Konferensi Pers SoKlin Lantai Sensasi Natural Essence, di Jakarta, Selasa 18 Juli 2023.

Mainan anak-anak sebaiknya diletakkan di bagian bawah sehingga mereka bisa melihat langsung dan menggapainya. Dengan begitu, anak-anak akan terpanggil secara alamiah untuk mengambil mainan tersebut dan menggunakannya. 

Kemudian, mainan anak-anak sebaiknya tidak diletakkan di dalam boks yang tertutup. Hal itu akan menyulitkan anak-anak ketika bermain karena mereka tidak bisa membuka tutup boks. Anak-anak juga jadi kurang tertarik karena tidak bisa melihat mainan apa saja yang ada di dalam boks tersebut.

"Jangan di boks tertutup, anak bingung gimana ambilnya dan ngga bisa bukanya. Jadi ngga perlu menata mainan terlalu rapi, tapi ditata sesuai kategorinya saja dengan benar," terangnya.

Terkait penataan mainan, psikolog anak itu menyarankan agar alat bermain mereka diletakkan sesuai dengan kategorinya. Misalnya alat bermain kerajinan tangan untuk anak 3 tahun ke atas yang terdiri dari pensil, pensil warna, krayon, buku gambar, dan sebagainya, diletakkan bersamaan di suatu tempat agar tidak terpencar dan membuat anak-anak kesulitan mencarinya.

Ilustrasi ibu dan anak/parenting.

Photo :
  • Freepik/lookstudio

Selain itu, perkembangan bahasa anak-anak juga bisa meningkat lewat permainan. Salah satu media yang digunakan adalah buku cerita. Dari situ anak-anak dapat belajar menumbuhkan imajinasi mereka sekaligus belajar membaca atau menulis.

Menata buku cerita kesukaan anak-anak juga sebaiknya diatur secara rapi dengan sampul yang mudah dilihat.

"Untuk perkembangan bahasa, buku jangan ditumpuk ke atas atau ke samping yang hanya kelihatan ujungnya saja. Sebaiknya yang kelihatan gambarnya karena anak-anak kecil itu kan belum bisa membaca ya," terang Pritta.

Berikutnya yang patut diperhatikan dalam penataan ruang bermain anak adalah menyediakan mainan sensori bagi anak-anak berusia di bawah 5 tahun agar mereka bebas bereksplorasi.

"Mainan sensory atau sesuatu yang dia bisa manipulasi dan eksplor. Sifatnya yang free play seperti dough atau slime. Jadi ngga ada aturan untuk mainan itu," ujarnya.

Selebihnya, Pritta Tyas mengatakan bahwa kunci dari mengatur ruang bermain anak adalah menyusun segala hal sesuai dengan kategorinya supaya anak-anak lebih mudah menemukan mainan seperti apa yang mereka inginkan.

Terakhir, ruang bermain anak sebaiknya punya space yang cukup untuk mereka duduk dan memegang mainannya.

"Ruang bermain ngga harus besar, tapi aklau bisa kita taruh raknya nempel ke tembok dan di tengah ada space lantai kosong untuk dia main. Kalau ada meja, letakkan agak berjarak supaya tidak menghalangi ruang gerak anak," tandasnya.

Dalam rangka merayakan Hari Anak, SoKlin meluncurkan kampanye "Berani Main di Lantai" yang mendukung aktivitas bermain anak di dalam rumah dengan lantai yang bersih dan beraroma menenangkan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya