Ramai Rina Nose Bobo Bareng Manajernya, Ini Efek Tidur dengan Saudara Lawan Jenis
- VIVA/Rizkya Fajarani.
JAKARTA – Rina Nose kembali mencuri perhatian publik dengan komentarnya di Instagram saat meladeni pertanyaan netizen. Rina Nose membuat Instagram story pada Sabtu, 24 Juni 2023, berupa foto tangkapan layar yang memperlihatkan interaksinya dengan seorang warganet.
"Udah berapa kali tidur sama manajer?" tanya warganet itu kepada Rina Nose dikutip VIVA, Minggu, 25 Juni 2023.
Kocaknya adalah, Rina mengaku sudah tidur dengan manajernya sejak dalam kandungan. Wajar saja Rina membalas seperti itu, karena ternyata manajer Rina adalah sudara kembarnya sendiri. Untuk diketahui, Rina memiliki sudara kembar laki-laki bernama Abi Krisna. Saat ini, Abi dipercaya untuk menjadi manajer Rina Nose.
"Tak terhitung, pokoknya sejak dalam kandungan lah, soalnya manager gw adalah sodara kembar gw sendiri," tulis Rina Nose membalas.
Lantas, apa kata psikolog soal tidur bareng saudara kandung perempuan dan laki-laki? Berikut diungkap dalam laman Healthline.
Emily Kircher-Morris, MA, MEd, PLPC, dan konselor profesional berlisensi sementara di St. Louis yang berspesialisasi dalam bekerja dengan anak-anak berbakat dan berprestasi, mengungkapkan bahwa tidak ada batas usia tertentu yang mengharuskan anak-anak lawan jenis untuk memisahkan kamar. Namun, Orang tua harus memantau di mana anak-anak mereka, perkembangan, dan membuat keputusan dari sana.
Begitu anak-anak bersekolah, mereka mulai menyadari perlunya kesopanan dan mungkin merasa tidak nyaman ganti pakaian di depan saudara kandung yang berlawanan jenis. Namun, fasilitas dapat dibuat untuk ini, dan anak-anak dapat berganti pakaian di area lain atau pada waktu terpisah.
"Namun, pada saat anak-anak mencapai pubertas, akan jauh lebih sulit bagi mereka untuk merasa nyaman berbagi dan ruang, dan kebutuhan akan privasi dan ruang harus dihormati sebanyak mungkin," jelasnya.
Selain itu, ia menjelaskan faktor yang harus ditemukan orang tua ketika menentukan kapan waktu tepat harus memisahkan anak-anak. Salah satunya, jika ada kekhawatiran bahwa seorang anak berperilaku agresif secara seksual, penting bagi anak-anak tersebut untuk dipisahkan.Â
"Jika salah satu atau kedua anak pernah mengalami pelecehan seksual, mereka mungkin mengalami kesulitan memahami batasan yang jelas terkait dengan privasi," ungkapnya.
Menurut Emily, beberapa keluarga mungkin melihat banyak manfaat dari membiarkan anak-anak berbagi ruang kamar tidur selama masa muda mereka. Anak-anak mungkin memiliki ikatan yang lebih kuat satu sama lain dan merasa nyaman berbagi barang-barang mereka.Â
Tetapi, Emily menyebut ada sejumlah akibat jika anak-anak tidak dipisahkan tidur sejak usia dini. Di mana, saudara kandung juga dapat menemukan kenyamanan dengan tidur di kamar yang sama dengan saudara laki-laki atau perempuan sehingga tak memahami batasan antara keduanya.
Padahal, saat anak-anak memasuki masa pubertas, memiliki ruang dan batasan di mana mereka dapat merasa nyaman dengan tubuh mereka adalah penting. Masalah citra tubuh dapat menyebabkan anak merasa tidak nyaman atau tidak yakin dengan tubuhnya, [dan] berbagi kamar dapat meningkatkan perasaan khawatir dalam diri seorang anak.