Pulang Mudik Anak Rentan Kena Infeksi Virus, Kenali Penyebabnya

Ilustrasi anak sakit.
Sumber :
  • Pexels/Cottonbro

VIVA Lifestyle – Arus balik menuju ke ibukota usai mudik lebaran cenderung terasa menyenangkan meski cukup melelahkan, terutama bagi anak-anak. Tak sedikit orang tua yang cenderung kurang mengawasi anaknya di momen mudik dan justru berakibat pada dampak kesehatan si kecil saat tiba di rumah.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan bahwa salah satu faktor penyakit rentan mengintai anak pasca mudik adalah kelelahan. Baik itu lelah saat di perjalanan mudik atau ketika bertemu sanak saudara dengan deret kegiatan tanpa henti di kampung halaman, yang memicu rendahnya imunitas anak.

“Anak-anak terlalu lelah ini berbahaya karena daya tahan tubuhnya sangat tidak memungkinkan dan bisa terjangkit penyakit,” kata Ketua Pengurus Pusat IDAI Piprim Basarah Yanuarso dalam Webinar bersama IDAI, Kamis 27 April 2023.

Ilustrasi anak sakit.

Photo :
  • Freepik

Anak-anak lebih rentan merasakan kelelahan berlebihan saat lebaran di kampung halaman, kata Piprim, akibat menempuh perjalanan panjang yang minim istirahat. Meski orang dewasa juga berisiko mengalami kelelahan, namun anak-anak cenderung lebih rentan mengalaminya.

Dokter Piprim menambahkan bahwa rasa lelah yang mengintai anak cenderung dimulai saat perjalanan mudik yang menganggu durasi dan kualitas tidur anak. Setelah itu, perubahan makan turut terjadi saat tiba di kampung halaman hingga membuat tubuhnya kekurangan nutrisi atau berlebihan mengonsumsi makanan yang kurang baik.

Sesi berkumpul dengan keluarga dan kerabat dekat lainnya di kampung halaman juga berisiko membuat tubuh anak cenderung mudah dihinggapi virus. Salah satu penyakit yang rentan mengintai saat anak kelelahan yakni selesma atau infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan atas seperti hidung atau tenggorokan.

“Selesma ini penyakit ‘rayap’ ya, sekarang jangan lupa COVID-19 juga belum hilang di berbagai belahan dunia, mungkin menuju ke arah epidemi," tambahnya.

Belum lagi, penyakit-penyakit menular lain yang saat ini kembali muncul seperti polio akibat tak melakukan imunisasi saat pandemi COVID-19. Penularan pun menjadi lebih mudah pada anak yang imunitasnya menurun saat kelelahan dan nutrisinya kurang baik.

Jelang Purna Tugas, Wapres Ma'ruf Amin Mudik ke Banten

"Ini juga biasanya dipicu oleh kerumunan, apalagi apabila anak-anak tidak dilengkapi dengan imunisasi yang adikuat seperti imunisasi influenza, pneumonia, BCG (untuk TB) ya ini bisa berpotensi tertular penyakit akibat berkerumun,” bebernya.

Tak heran, sumber makanan yang buruk saat pulang kampung juga membuat sistem pencernaan anak terganggu. Belum lagi, camilan khas lebaran yang tinggi gula dan santan membuat anak rentan mengalami gangguan di pencernaan seperti diare hingga peradangan lambung.

10 Tips Efektif Mengatasi Burnout: Tetap Produktif dan Bahagia!

Ilustrasi anak sakit.

Photo :
  • Pexels/miroshnichenko

"Sumber segala penyakit berasal dari pencernaan kita. Ini penting dibahas bagaimana over nutrisi akut, berlebihan makanan dalam jumlah yang banyak secara mendadak, itu juga berpotensi menimbulkan berbagai keluhan,” tambah Piprim.

Hati-hati! Ini Dia Dampak Aborsi untuk Kesehatan Tubuh

Maka dari itu, dianjurkan orang tua agar selalu mengawasi durasi dan kualitas tidur anak saat mudik dan pasca lebaran. Selain itu, dianjurkan mengawasi sumber nutrisi si kecil agar tidak menimbulkan gangguan pencernaan. Dengan begitu, kembali dari kampung halaman menuju rumah akan tetap terjaga imunitasnya serta terhindar dari penyakit.

“Oleh karena itu tidur yang cukup, istirahat yang cukup pasca kembali ke kampung halaman juga sangat penting untuk me-recovery kondisi fisik dan mental dari anak-anak kita. Belum lagi nanti setelah kembali ke tempat tinggalnya, ini juga perjalanan panjang lagi belum lagi stres, berubah lingkungan juga (agar) segera penyikapan dari orang tua,” tandasnya.

Ilustrasi Kelelahan, Ngantuk, bekerja, begadang

Di Balik Topeng Keberhasilan: Kisah Nyata Burnout di Dunia Finansial

Kondisi fatigue ini bukan hanya soal kelelahan fisik, tetapi lebih mendalam, mencakup kelelahan mental yang akhirnya mengganggu produktivitas dan kesejahteraan pekerja. 

img_title
VIVA.co.id
20 November 2024