Mario Dandy Disebut Generasi Strawberry karena Privilege Ayahnya, Apa Itu?
- Antara
VIVA Lifestyle – Kasus penganiayaan yang melibatkan anak petinggi Ditjen Pajak, Mario Dandy Satri dan Christalino David Ozora, putra pengurus GP Ansor, tengah menjadi perhatian publik.
Dalam sejumlah video dan foto yang viral di media sosial, Mario Dandy kerap memamerkan kendaraan mewah yang diduga pemberian ayahnya. Gaya hidup dan tingkah Dandy pun menjadi sorotan warganet.
Terakhir, muncul sebutan generasi strawberry atau strawberry generation yang dikaitkan dengan sikap arogan dan pamer harta yang dilakukan Dandy karena jabatan ayahnya.
Dalam sebuah cuitan yang viral oleh seorang netizen, dia menyinggung bahwa privilege yang diberi orangtua akan melahirkan generasi strawberry.
"Privilege orangtua hanya akan melahirkan generasi strawbery, dan orangtua strawbery akan melahirkan generasi ongol-ongol ... Anak dimanja ya jadi belatung, bukan rajawali," tulis akun Twitter @Rezasyariatii, belum lama ini.
Lantas, apa yang dimaksud dengan generasi strawberry? Istilah ini muncul di Taiwan yang diperuntukkan bagi orang-orang yang lahir setelah tahun 1981. Generasi strawberry merujuk pada generasi di bawah milenial yang terlihat 'lunak seperti stroberi'.
Menurut Guru Besar FEUI Prof. Rhenald Kasali dalam bukunya Strawberry Generation, generasi ini adalah generasi yang memiliki banyak ide cemerlang sayangnya mereka mudah sekali menyerah, sakit hati, lamban, egois, dan pesimis terhadap masa depan.
Dikutip dari laman The Asian Parents, terkadang generasi strawberry mungkin tidak menyadari keistimewaan yang mereka dapatkan dari orangtua.
Itulah kenapa sebagai orangtua, Anda harus menyadari bahwa cara mengasuh memiliki peran sangat penting dalam bagaimana Anda membentuk masa depan anak.
Mereka bisa terus menjadi bagian dari generasi strawberry karena merasa memiliki hak, atau memberikan kontribusi efektif kepada masyarakat.
Jadi, tanyakan diri Anda, apakah Anda melakukan salah satu di antara hal di bawah ini yang membentu generasi strawberry?
1. Membelikan anak apapun yang mereka mau
Cara mengasuh yang sehat akan membuat anak memahami dan menerima kata 'tidak'. Saat orangtua dulu terkenal disipilin, orangtua zaman sekarang sering memilih mengalah pada keinginan anak dan membelikan apapun yang mereka inginkan. Anak akan tumbuh tanpa rasa bersyukur. Orang seperti itu akan meyakini gagasan yang serupa dan sulit menerima penolakan.
2. Mengganti waktu dengan uang
Di dunia yang serba sibuk saat ini, di mana karier sama pentingnya dengan mengasuh anak, orangtua sering mengompensasi waktu untuk anak dengan memanjakan mereka banyak uang jajan. Cara ini hanya akan membuat anak merasa punya kuasa. Kebiasaan ini menciptakan pandangan bahwa uang adalah faktor penebus, apapun kesalahannya.
3. Tidak pernah menghukum anak
Orangtua harus kritis terhadap tindakan anak. Anda adalah sekolah pertamanya, guru dan teman pertamanya. Jika Anda tidak menghukum mereka karena melakukan kesalahan, Anda hanya akan membenarkan perilaku salah. Tidak butuh waktu lama mengubah kesalahan menjadi kebiasaan.
4. Membantu anak saat mereka tidak butuh
Orangtua membantu anak dengan tugas termudah bisa memberikan efek tidak baik. Anak akan menjadi ketergantungan pada hubungan lainnya, dan tidak memiliki keterampilan memecahkan masalah. Sebagai orangtua, dorong anak Anda menjadi mandiri, dan sering kali itu artinya membiarkan mereka mengatasi kesulitannya sendiri.
5. Menetapkan harapan tidak realistis
Terlalu memanjakan anak sering kali akan menciptakan standar tidak realistis bagi anak-anak ketika mereka terjun ke dunia nyata.
Generasi strawberry berharap bisa diperlakukan dengan cara tertentu. Ketika itu tidak tercapai, mereka cenderung marah. Sikap seperti pangeran atau putri yang dibuat orangtua di rumah harus disalahkan karena hal ini.