Pentingnya Mainan Edukasi untuk Anak, Bisa Jauhkan dari Gadget
- foxandbunny
VIVA Lifestyle – Pengasuhan orang tua berperan besar dalam pembentukan karakter anak. Sayangnya, kesibukan rumah tangga kerap membuat ibu kewalahan dalam menjalankan peran mengasuh anak secara optimal. Seringkali, gadget dijadikan solusi.
Padahal, menurut beberapa pendapat, ini adalah salah satu awal dari masalah besar yang menimbulkan banyak penyimpangan. Kecanduan gadget membuat sang buah hati sulit fokus sehingga menghambatnya ketika mempelajari suatu hal, agresif, lebih sering tantrum, tidak sensitif terhadap lingkungannya, hingga terganggunya kesehatan anak. Scroll selanjutnya ya.
Bila si kecil terlanjur mengalami salah satu tanda penyimpangan tadi, masih belum terlambat bagi para orang tua memperbaiki pengasuhan. Namun, harus dengan cara yang tepat dan aman.
Memberikannya mainan edukasi sesuai milestone merupakan kegiatan menarik untuk mengalihkan perhatian anak dari gadget. Mainan edukasi yang dirancang untuk menstimulasi otak dan motorik anak dapat membantu meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan menyelesaikan masalah, serta koordinasi tangan-mata.
Untuk membantu para orang tua memilih mainan edukasi yang tepat, foxandbunny hadir sebagai penyedia dan pengembang produk pendukung orang tua dalam mengoptimalkan tumbuh kembang buah hati, terutama pada usia seribu hari pertamanya.
Mereka adalah produsen sekaligus brand edukasi anak yang didirikan sejak tahun 2016 di Sleman, Yogyakarta. Setiap produknya menyimpan value, dapat digunakan berkelanjutan, digunakan bersama-sama, dan memberikan manfaat bagi kehidupan buah hati di masa mendatang.
Ilustrasi anak main pasir
- Pixabay
Maka dari itu, mereka mewujudkannya dalam bentuk perangkat edukasi yang telah disesuaikan dengan tahapan perkembangan dan usia buah hati dengan fitur playbased learning yang atraktif, menyenangkan, dan ramah anak.
Novia Candra Dewi dan suami adalah inovator di balik produk foxandbunny yang memiliki kekhawatiran yang dirasakan oleh para orang tua pekerja.
Kesibukan mengurus rumah tangga dan aktivitas lain pernah membuat Novi dan suami melakukan kesalahan fatal. Membiarkan anak pertamanya asyik dengan gadget sampai berdampak pada kesehatan.
"Saya dan suami berpikir hal tersebut tidak akan mempengaruhi tumbuh kembangnya, dan semua berjalan sangat mudah. Anak tidak rewel saat kami sedang sibuk berbisnis. Berselang 2 tahun, anak pertama saya saat itu mulai terlihat kecanduan. Hingga puncaknya menunjukkan gejala fisik khususnya di penglihatan. Matanya berkedip sendiri dan memerah," kata Novi dalam keterangan tertulisnya.
Ilustrasi anak bermain gadget.
- U-Report
Setelah dipastikan dokter, gejala fisik tersebut disebabkan karena kecanduan gadget, Novi dan suami sepakat untuk menarik alat elektronik yang berpotensi menyebabkan kecanduan.
Kemudian, masalah baru muncul. Anak jadi tantrum. Demi masa depan sang anak, dirinya melakukan riset panjang dan menemukan sebuah buku aktivitas yang aman untuk tumbuh kembang anak dari luar negeri dan harganya tidak terjangkau.
Untuk menghemat budget, dirinya mencoba beralih pada produk lokal. Disayangkan, kualitasnya kurang memuaskan, baik dari segi isian buku maupun material bahan.
Ilustrasi kumpulan buku.
- U-Report
Tidak ingin para ibu lain mengalami kesulitan tersebut, Novi tergerak untuk membuat inovasi quiet book, atau yang biasa dikenal dengan Busy Book DIY (Do It by Yourself) dengan harga yang terjangkau dengan kualitas terbaik.
"Saya merenung, bagaimana bisa mainan yang begitu penting, bisa menjadi teman main dan mengedukasi seperti ini, sangat jarang di temui di produk lokal? Akhirnya saya buat inovasi Quiet Book meski harus melewati proses panjang hingga 1 tahun," ujar Novi.
Sebagian besar produknya memberdayakan UMKM lokal Jogja serta penggiat parenting. Dan setiap proses produksi 1 produk telah melewati standarisasi quality control yang ketat.
Sehingga ke depannya, foxandbunny sebagai pioneer brand Busy Book atau perangkat edukasi pertama di Indonesia yang selalu mengedepankan kualitas. Dilengkapi fitur playbased-learning yang atraktif, mereka berharap dapat berkontribusi melahirkan bibit-bibit generasi penerus bangsa yang bertumbuh cerdas dan kaya empati.
