Dorong Program Pemerintah Dalam Pencegahan Stunting Melalui Optimalisasi Posyandu
- Freepik/rawpixel.com
VIVA Lifestyle – Angka penderita stunting di Indonesia masih terbilang tinggi. Menurut Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022 lalu, angka stunting di Indonesia masih mencapai 21,6 persen. Stunting sendiri merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak.
Memantau pertumbuhan sang buah hati sudah menjadi hal yang wajib dilakukan demi mencegah stunting pada anak. Saat ini juga telah tersedia layanan aplikasi digital untuk membantu memantau pertumbuhan seputar kesehatan bayi dan balita. Seperti aplikasi Saga Sehat besutan PT Sadamaya Graha Teknologi.
Memiliki misi untuk membantu target penurunan angka stunting di Indonesia, aplikasi ini mendorong transformasi digital Posyandu melalui antropometri dan aplikasi. Inovasi teknologi diimplementasikan melalui kelengkapan alat antropometri seperti Bluetooth Smart Scale, Alat Ukur Tinggi Badan, Blutooth Baby Scale, Alat Ukur Pita Lila dan Infantometer.
Hasil dari komitmennya ini bahkan telah berhasil mengantar Saga Sehat meraih penghargaan dari pemerintah Kota Depok melalui Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) di pengujung tahun 2022 lalu.
Sebagai informasi, berdasarkan data Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGI) Tahun 2021, Kota Depok memiliki angka stunting terendah di Jawa Barat yakni 12,3 persen. Angka ini mengalami penurunan 3,79 persen dibandingkan tahun 2019 sebesar 16,09 persen.
“Penekanan angka stunting sangat penting untuk diperhatikan, terlebih Indonesia berpotensi menjadi pusat perhatian dunia internasional apabila memanfaatkan bonus demografi di 2045. Kami juga sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada pemerintah Kota Depok dalam upayanya menekan angka stunting di daerahnya. Upaya Pemkot Depok menjadikan Depok berada sebagai kota dengan angka stunting terendah di Jawa Barat,” kata Dimas Harya, Juru Bicara Saga Sehat, dalam keterangannya, Sabtu, 18 Februari 2023.
Melalui inovasi aplikasi ini, kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dapat membuat laporan Kartu Menuju Sehat (KMS) digital dengan data yang tersimpan di smartphone, di mana akan sangat membantu orang tua balita ketika kartu pencatatan hilang atau lupa terbawa ketika kunjungan.
Begitu pun dengan pelaporan, aplikasi ini menyediakan fitur ekspor excel yang formatnya sudah disesuaikan dengan aplikasi ePPGBM (elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) milik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sehingga proses pelaporan hanya membutuhkan waktu hitungan detik.
Aplikasi ini juga mampu memantau pertumbuhan dan melakukan pencatatan informasi seputar kesehatan anak bayi dan balita secara mudah, sistematis, terstruktur, praktis, dan cepat melalui teknologi bluetooth.
Menurut Dimas, pada prosesnya, alat antropometri dan pengembangan aplikasi Saga Sehat turut melibatkan kader Posyandu sehingga memudahkan pihaknya menggali masalah dan memberikan solusi teknologi yang paling efektif untuk menekan angka stunting.
"Selama ini, Posyandu melakukan segala prosesnya secara manual, mulai dari alat timbangan hingga pencatatan dan pelaporan gizi. Fakta yang kami temukan adalah proses penimbangan dan pencatatan yang manual tidak mencapai akurasi yang diharapkan dan perolehan hasil dari pelaporan gizi memerlukan waktu yang tidak sebentar, bisa mencapai satu bulan bahkan lebih,” jelas Dimas.
Salah satu kegiatan penyuluhan antropometri yang dilakukan Saga Sehat di Posyandu RW 8 Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, juga sempat mendapat tanggapan positif dari pihak Posyandu. Mereka berpendapat kehadiran aplikasi ini membantu proses waktu kegiatan Posyandu menjadi lebih optimal dengan hasil yang cepat dan akurasi yang tinggi.
“Saat ini, stunting sudah menjadi prioritas nasional oleh pemerintah, di mana perkembangan stunting harus diminimalisir terlebih di ibu kota. Maka, ketika ditemukan kasus stunting di Puskesmas dan Posyandu harus segera ditindaklanjuti. Produk antropometri dari Saga Sehat sangat membantu kegiatan Posyandu di lingkungan kami dalam hal waktu dan akurasi. Dalam hal ini memang sudah saatnya kita memasuki era digitalisasi yang terkoneksi langsung dengan handphone pintar, termasuk dalam pencegahan stunting ini,” ungkap dr. Benny A., Kepala Puskesmas Halim PK II.
Dilengkapi berbagai fitur fungsional dan terintegrasi dengan timbangan dan alat ukur tinggi badan digital, data dapat diakses di aplikasi Saga Sehat berbasis Android secara real time. Ragam fitur di antaranya adalah pendataan data anak dan orang tua, pengukuran pertumbuhan dan penimbangan berat badan anak, ekspor dan impor data ePPGBM, hingga layanan customer service untuk membantu kader Posyandu jika menghadapi kendala dalam penimbangan dan pencatatan via aplikasi.
Produk antropometri tersebut sendiri sudah dikembangkan sejak 2020 dan mulai digunakan sejak 2021 di puluhan kabupaten kota dengan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) mencapai 60 persen.