Trauma Pasca Gempa pada Anak, Apa yang Perlu Dilakukan Orangtua?
- dok Polri
VIVA Parenting – Gempa dengan kekuatan 5,6 magnitudo di kedalaman 10 KM mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Senin 21 November 2022 lalu. Akibat gempa tersebut hingga saat ini tercatat 329 orang meninggal dunia dan 11 orang masih dinyatakan hilang.
Selain menyebabkan korban, gempa Cianjur juga meninggalkan trauma bukan hanya bagi orangtua tetapi juga anak-anak. Rasa trauma akibat gempa yang terjadi di Cianjur bisa menjadi cukup menakutkan bagi anak-anak. Scroll untuk info selengkapnya.
Seorang profesional kesehatan perilaku Providence mengajarkan kepada orangtua bagaimana mereka dapat membantu anak-anak mengatasi emosi mereka setelah situasi yang menakutkan.
"Sangat normal bagi anak-anak untuk mengalami peningkatan kecemasan, lekas marah, kesulitan meninggalkan orangtua mereka," kata direktur kesehatan perilaku untuk Providence Alaska, Renee Rafferty mengutip laman Alaskanews, Jumat 2 Desember 2022.
Seluruh masyarakat merasakan beban bencana alam dan anak-anak sangat rentan.
"Ketika kita mengalami peristiwa traumatis seperti gempa bumi, tubuh kita bereaksi melawan atau lari dan kita dibanjiri dengan adrenalin, kortisol, dan setelahnya yang bisa melelahkan. Membuat anak-anak lelah dan khawatir akan keselamatan masa depan (dan) juga tidak dapat berfungsi dengan cara yang sama seperti sebelumnya," kata Rafferty.
Ada hal-hal yang dapat dilakukan orangtua untuk membuat anak mereka merasa lebih baik, dan lebih penting lagi, lebih aman, setelah merasa lepas kendali saat terjadi gempa.
"Jika melihat anak Anda memiliki respons yang meningkat atau segala jenis perasaan marah atau stres yang intens, Anda tidak ingin mencoba mengeluarkannya. Anda benar-benar ingin bertemu dengan mereka di mana mereka berada dan memvalidasi bahwa perasaan itu normal,"kata dia.
Dia juga ingin memberi tahu orangtua bahwa perlu waktu bagi anak-anak untuk mulai merasa normal. Dan jika anak tersebut memiliki masalah dengan kesehatan mental sebelum gempa, ini dapat meningkatkan gejalanya. Jika orangtua merasa anaknya tidak bisa mengatasi dengan baik setelah gempa, mereka harus mencari bantuan dari dokter perawatan primer atau profesional kesehatan mental.
Selain bantuan psikologis, bantuan kebutuhan dasar juga memiliki peran penting untuk membantu korban. Hal itu juga dilakukan oleh Inner City Management (ICM), perusahaan property management terkemuka di Indonesia, bersama penghuni di seluruh apartemen kelolaan memberikan bantuan untuk korban gempa Cianjur.
Bantuan disalurkan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur berupa sembako, makanan cepat saji, keperluan anak, selimut, tempat tidur, pakaian layak, peralatan penerangan, terpal dan tenda, selain itu ICM juga berkoordinasi dengan BPBD untuk memberikan beberapa keperluan lainnya sesuai kebutuhan, termasuk uang tunai sejumlah Rp50 juta.
Bantuan ini merupakan hasil dari partisipasi seluruh pemilik dan penghuni apartemen kelolaan ICM, karyawan ICM, dan berkolaborasi dengan komunitas Double Cabin Indonesia (DCab-ID) Chapter Jakarta.
"Kami mengucapkan turut prihatin dan belasungkawa atas musibah yang dihadapi saudara-saudara kami yang ada di Cianjur. Bantuan ini menjadi wujud solidaritas kami untuk membantu sesama. Meski tidak dapat menghapus duka mendalam yang dirasakan, tetapi semoga kami bisa sedikit meringankan beban mereka," kata Direktur Operasional ICM, Krisdiarto Adi Pranoto.