Anti Vaksin Jadi Pemicu KLB Polio? Yuk Moms Lengkapi Imunisasi Anak

Ilustrasi anak imunisasi polio
Sumber :
  • Guardian

VIVA Lifestyle –  Polio menjadi salah satu penyakit menular yang memberi dampak luar biasa bahkan mengintai nyawa, terutama pada anak-anak. Meski terdengar mengkhawatirkan, namun orangtua tak perlu panik dan segera memberi pencegahan tepat melalui imunisasi lengkap, yang sebenarnya juga sebagai hak anak.

Banyak orangtua yang tak memahami bahwa polio adalah penyakit yang menular namun dapat dicegah dengan mudah melalui imunisasi. Karena dampak polio yang membahayakan, para ilmuwan berupaya keras menciptakan vaksin polio agar menghambat meluasnya virus serta mencegah polio muncul lagi. Scroll untuk simak artikel selengkapnya.

Apalagi, Indonesia sendiri sudah bebas polio dalam beberapa tahun terakhir melalui cakupan tinggi imunisasi lengkap. Sayangnya, muncul sejumlah kelompok anti vaksin membuat cakupan imunisasi pun menurun.

"Untuk imunisasi, cara paling efektif, dan gratis untuk didapatkan dari fasilitas pelayanan kesehatan terdekat dan bisa melindungi anak-anak semua," ujar NPO Surveilance-WHO Indonesia, dr Musthofa Kamal MSc, dalam live instagram Dinkes DKI Jakarta, Selasa 22 November 2022.

Dokter Kamal menjelaskan bahwa vaksin polio terdiri dari dua vaksin yakni bentuk tetes dan suntik. Vaksin tersebut diberikan sejak anak berusia satu bulan, dan rutin diberikan setiap bulan hingga usia empat bulan. Di usia satu sampai empat bulan, diberikan jenis vaksin tetes. Lalu pada usia empat bulan, diberi tambahan vaksin polio suntik.

"Beda jenis vaksin itu ada pada kandungan proteksinya. Pada tetes itu mengandung vaksin untuk melindungi (virus polio) tipe 1 dan 3. Kalau yang suntik itu melindungi jenis 1-2-3. Diharapkan semua dapat supaya nanti lengkap tipe 1-2-3 terlindungi. Itu kenapa harus lengkap supaya proteksinya jangan setengah-setengah," ujarnya.

Pada vaksin polio, belum ada rekomendasi pemberian untuk kelompok dewasa di Indonesia maupun negara lain. Sesuai pedoman, pemberiannya diberikan pada anak usia 0 bulan hingga bawah lima tahun. Imunisasi dapat diberikan meski terlambat tak sesuai usianya selama masih kelompok balita. Sebab, dampak dari polio dapat menimbulkan gejala ringan hingga berat bahkan timbul kematian.

Bio Farma Raih Kontrak Ekspor Vaksin Rp 1,4 Triliun, Erick Thohir Dorong Produksi

Lumpuh layu akut sendiri sebagai salah satu gejala berat yang ditandai dengan kondisi anak yang mendadak lemas tanpa ada riwayat cedera atau trauma pada kaki. Kemudian, kondisi lemas itu membuat anak akhirnya sulit bergerak dan berjalan, bahkan jika tak ditangani dapat membuat kaki mengecil dan lumpuh permanen. Saat anak mengalami lumpuh layu akut, pemeriksaan lebih lanjut dilakukan dengan memeriksa sampel tinja di laboratorium.

"Polio bisa dicegah dengan imunissi lengkap. (Kalau terlambat ditangani) bisa lumpuh permanen, kaki mengecil karena nggak bisa pakai berjalan dan bisa kematian karena kena (saraf) saluran napas," kata dokter Kamal.

Rumah TikToker Ini Didatangi Anak-Anak untuk Diminta Uang, Mental 'Ngemis' Gara-Gara TikTok?

Adapun pada awal November 2022 ditemukan satu kasus polio di Kabupaten Pidie, Aceh berdasarkan penelusuran RT-PCR. Sehingga kemudian pemerintah Kabupaten Pidie menerapkan Kejadian Luar Biasa Polio tingkat Kabupaten Pidie.

Pasien berusia 7 tahun 2 bulan dengan gejala kelumpuhan pada kaki kiri. Anak mulai merasa demam di tanggal 6 Oktober kemudian tanggal 18 Oktober masuk RSUD TCD sigil. Pada tanggal 21 sampai 22 Oktober dokter anak mencurigai polio dan mengambil dua spesimen dan dikirim ke provinsi. Kemudian tanggal 7 November hasil RT-PCR keluar hasil konfirmasi polio tipe 2.

Baim Wong Tak Pernah Larang Paula untuk Bertemu Anak
ilustrasi anak bermain ponsel

Cegah Kecanduan, Australia akan Larang Anak di Bawah 16 Tahun Akses Media Sosial

Australia sedang membuat aturan baru yang akan melarang anak-anak di bawah usia 16 tahun menggunakan media sosial seperti TikTok, Facebook, Instagram, dan X.

img_title
VIVA.co.id
28 November 2024