Lahir Prematur Picu Anak Sulit Berprestasi? Kata Psikolog Cuma Mitos

Ilustrasi anak anak
Sumber :
  • sheknows.com

VIVA Parenting – Banyak orangtua yang merasa khawatir dengan kemampuan kognitif anaknya yang lahir secara prematur lantaran dianggap belum 'matang' dibanding anak yang lahir di usia ideal. Rupanya, hal itu dibantah oleh psikolog dan menyebut bahwa anak prematur pun mampu bersaing dan berprestasi seperti anak lainnya.

Psikolog Anak dan Keluarga Irma Gustiana Andriani, S.Psi., M.Psi, mengatakan, orangtua yang anaknya lahir prematur tidak perlu khawatir. Journal of America Medical Associaton atau JAMA mengungkapkan, hampir semua anak prematur di semua kategori (moderate to late preterm, very preterm dan extremely preterm) dapat masuk sekolah tepat waktu, sama dengan anak normal lainnya, baik TK, Sekolah Dasar, maupun menengah. Bahkan tak sedikit dari mereka yang memiliki bakat luar biasa yang tak disangka-sangka. Yuk, scroll untuk info selengkapnya.

“Anak prematur adalah anak yang istimewa, mereka bisa tumbuh kembang optimal dan berprestasi,” ucapnya dalam webinar Hari Prematur Sedunia bertajuk A Parent's Embrace: A Powerful Therapy oleh Danone Specialized Nutrition Indonesia, baru-baru ini.

Irma kemudian menyebutkan serangkaian keistimewaan anak lahir prematur berdasarkan beberapa penelitian. Anak prematur dapat menjalani kehidupan yang sehat dan tangguh dengan fungsi keseluruhan yang baik. Bahkan kebutuhan skin to skin contact yang tinggi akan memaksimalkan perkembangan otak anak. 

Ilustrasi bayi prematur.

Photo :
  • Pixabay

“Dan respons otak yang lebih kuat terhadap sentuhan lembut, ini karena anak prematur melalui kontak fisik yang lebih banyak dengan orangtua atau pengasuh di rumah sakit selama perawatan. Ini dipaparkan dalam Journal Lancet Neurology," jelas Psikolog Anak lulusan Universitas Indonesia.

Hal tersebut semakin menegaskan bahwa yang memengaruhi tumbuh kembang anak selain genetika adalah lingkungan. Di mana faktor lingkungan selain status gizi juga termasuk stimulasi dan kualitas pengasuhan. Dari faktor stimulasi, Irma menjelaskan ketika orangtua melakukan stimulasi maka akan merangsang otak untuk membentuk sinaps baru antar sel-sel otak. Semakin sering dirangsang maka akan semakin kuat sinaps antar sel-sel otak. 

“Inilah yang nantinya akan membuat variasi antar sinaps semakin kompleks dan luas," tegasnya.

Ini mengapa kunci dari stimulasi kognitif adalah belajar melalui pengalaman atau experiental learning. Irma menjelaskan bahwa suatu model proses belajar yang mengaktifkan pembelajaran untuk membangun pengetahuan dan keterampilan melalui pengalamannya secara langsung. Irma juga menyebutkan pengalaman adalah katalisator untuk membuat pembelajaran berkembang menjadi kapasitas kemampuan. 

"Artinya anak-anak harus diberikan diberikan peluang untuk mengeksplorasi agar dapat mencoba hal baru sehingga banyak neuron di otaknya tersambung secara kuat dan kompleks. Maka, dari sinilah tumbuh kembang anak prematur secara kognitif terjadi," jelasnya.

Ilustrasi ibu dan anak/parenting/anak bermain.

Photo :
  • Freepik/gpointstudio

Adapun dari sisi kualitas pengasuhan, Irma menyebutnya sebagai hubungan antara orangtua dan anak yang multidimensi dapat terus berkembang. Karena tujuan pengasuhan adalah agar anak mampu berkembang secara optimal dan dapat bertahan hidup dengan baik. Maka peran orangtua sangat penting untuk menstimulasi anak lahir prematur yang dimulai paska kelahiran hingga fase pertumbuhannya.

Langkah Bangun Kecerdasan Anak Lahir Prematur 
Irma menyebutkan ada enam langkah stimulasi potensi anak prematur yang bisa dilakukan sejak dini. Pertama adalah deteksi dini gangguan kesehatan yang artinya penting bagi orangtua untuk berkonsultasi dengan dokter secara aktif untuk menemukan serta mengatasi segala hambatan yang dialami anak sejak dini.

"Penanganan sedini mungkin sangat penting untuk mencegah ketidakcukupan gizi yang diperlukan untuk perkembangan otak yang optimal," terangnya 

Kedua adalah meningkatkan imunitas untuk meminimalisir segala gangguan kesehatan. Ketiga menemukan tanda awal potensi anak. Sama halnya dengan anak yang lahir non prematur, anak prematur juga penting untuk mendapatkan pantauan dari orangtua. 

"Perhatikan kebiasaan dan minat anak, berikan peluang untuk eksplorasi dan mendorong kreativitas anak,” tegasnya. 

Keempat adalah menumbuhkan percaya diri karena mereka rentan terhadap rasa tidak percaya diri. Bagaimana caranya? Dengan memberikan kasih sayang, jangan memberikan label tertentu padanya, memotivasi anak untuk mau mencoba, serta puji usahanya ketika melakukan sesuatu.

Ilustrasi ibu dan anak/parenting.

Photo :
  • Freepik/lookstudio

Langkah kelima adalah modifikasi kegiatan dan terapi. Irma menjelaskan anak yang lahir prematur dengan beberapa hambatan membuat orangtua harus berpikir kreatif agar keinginan anak untuk eksplorasi tetap terpacu. Sehingga kesempatan pengembangan potensi anak tetap optimal. Misalnya terapi sensori integrasi untuk mengembangkan kemampuan belajar, konsentrasi dan emosinya.

Cegah Kecanduan, Australia akan Larang Anak di Bawah 16 Tahun Akses Media Sosial

Adapun langkah keenam adalah menjaga kualitas emosi orangtua. Karena apapun bentuk stimulasi yang diberikan kepada anak untuk mengoptimalisasi kemampuannya akan terhambat jika orangtua tidak terampil mengelola emosinya. 

Bicara dari sisi orangtua, Irma menyebutkan ada beragam tantangan psikologis yang bisa dirasakan. Mulai dari ketidaksiapan mental, postpartum emotion, tantangan ketika menyusui, kurang percaya diri, kelelahan, kemampuan finansial, masalah keluarga, dukungan pasangan, hingga stigma tentang anak prematur. 

Bukan Susu! 1 dari 4 Balita di Jakarta dan Jawa Barat Konsumsi Kental Manis Setiap Hari, Ini Bahayanya

“Itu mengapa orangtua harus lebih dulu mampu mengelola emosinya. Agar anak tetap berada dalam hubungan yang aman dan nyaman maka bisa dimulai dari penerapan langkah pertama dan kedua,” pungkas Irma. 

Haru! Paula Verhoeven Izin Pamit Sementara ke Anak
Orang Tua Harus Waspada! Penyakit Pneumonia Jadi Penyebab Terbesar Kematian Pada

4 Perbedaan Pneumonia pada Anak dan Dewasa, Siapa yang Paling Berisiko Terpapar?

Dalam beberapa tahun terakhir, kasus pneumonia pada orang dewasa dilaporkan mengalami peningkatan signifikan. Pneumonia sering kali diawali dengan gejala ringan.

img_title
VIVA.co.id
28 November 2024