Moms, Penuhi Nutrisi Si Kecil di Momen Ini Cegah Stunting Lho
- vstory
VIVA Parenting – Stunting masih menjadi permasalahan gizi di Indonesia yang belum juga usai lantaran angkanya masih cukup tinggi. Stunting tak bisa disepelekan karena berdampak pada masa depan anak-anak ketika beranjak dewasa dan memulai karier hingga kehidupan mandirinya kelak.
Ahli Gizi dari Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) – Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MSi., mengatakan bahwa salah satu pendekatan penyelesaian mencegah stunting yang harus dilakukan secara bersamaan adalah pemberian nutrisi ibu dan anak yang seimbang di 1000 Hari Pertama Kehidupan. Bahkan, memastikan nutrisi ibu yang cukup sebelum konsepsi juga penting. Scroll untuk simak artikel selengkapnya.
"Namun, dalam kondisi ketika pangan lokal sehari-hari tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi untuk mengejar ketertinggalan tersebut, industri bisa hadir melalui inovasi produk nutrisi kejar tumbuh untuk anak yang mengalami gizi kurang dan gizi buruk," katanya dalam keterangan pers Danone Indonesia.
Dalam mempersiapkan anak-anak Indonesia menjadi generasi emas pada tahun 2045, dibutuhkan perhatian bersama bagi mereka agar bisa mendapatkan tumbuh kembang yang maksimal melalui perhatian pada fondasi penting bagi kesehatan anak yaitu pemenuhan gizi yang baik sejak dini, bahkan sejak anak masih dalam kandungan.
Sehingga untuk meningkatkan kesehatan anak-anak Indonesia dibutuhkan program edukasi dan intervensi di lapangan serta riset dan inovasi berbasis ilmiah yang dapat mendorong lahirnya inovasi baru dalam produk pangan dan nutrisi dan secara mudah dapat dijangkau oleh masyarakat. Peran industri lainnya yang tidak kalah penting adalah edukasi terus menerus kepada masyarakat, terutama mengenai pola makan gizi seimbang, pola asuh yang baik dan sanitasi yang sehat.
"Soal gizi ibu hamil hingga anak-anak, salah satunya adalah permasalahan anemia yang dialami sekitar 48.9 persen ibu hamil dan sekitar 1 dari 3 anak berusia di bawah 5 tahun di Indonesia," kata Medical & Scientific Affairs Director Danone Specialized Nutrition Indonesia, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK., dalam kesempatan yang sama.
Untuk itu, pihaknya mengembangkan produk dengan zat gizi atau bahan yang inovatif serta memiliki nilai gizi yang bermanfaat untuk membantu pemenuhan zat gizi ibu hamil dan anak Indonesia yang aman dan berkualitas tinggi untuk dikonsumsi masyarakat. Salah satu contoh zat gizi inovatif dari kami yaitu IronC yang merupakan kombinasi zat besi dan vitamin C untuk membantu pemenuhan gizi dan zat besi pada anak.
"Inovasi produk nutrisi kejar tumbuh untuk anak gizi kurang atau gizi buruk (PKMK) juga kami lakukan untuk membantu pemerintah dalam upaya pencegahan stunting pada anak Indonesia. Selain itu, kami juga mendukung penyediaan alat bantu pemantauan pertumbuhan digital untuk membantu orang tua memonitor pertumbuhan anaknya," tutur Ray.
Berangkat dari permasalahan stunting yang masih menjadi tantangan Indonesia, Danone Indonesia memiliki berbagai inisiatif program berkelanjutan yang memperhatikan tiga area fokus pencegahan stunting yaitu Pola Makan, Pola Asuh dan Sanitasi. Melalui ketiga area fokus tersebut, diharapkan dapat mendukung kesehatan sebanyak mungkin masyarakat Indonesia dengan mengedepankan keahlian yang dimiliki oleh Danone Indonesia sebagai sektor industri.
Danone Indonesia sebagai perusahaan yang beroperasi dan memproduksi produknya di Indonesia untuk masyarakat di Indonesia, juga berkomitmen mengembangkan inovasi produk bernutrisi untuk mendukung kualitas kesehatan masyarakat, khususnya untuk menjawab kebutuhan gizi ibu hingga anak-anak. Selain melalui keahlian bidang sains dan teknologi yang juga tergambar dalam fasilitas pusat riset R&I Center di Yogyakarta.
R&I Center di pabrik Sarihusada Yogyakarta merupakan fasilitas riset dan inovasi bertaraf internasional yang dilengkapi dengan keahlian sains dan teknologi yang mutakhir. Hal ini akan mendorong upaya Danone Indonesia dalam mengembangkan inovasi produk nutrisi. Pusat riset ini dilengkapi dengan empat fasilitas teknologi tinggi diantaranya pilot plant, laboratorium pengemasan produk dan bahan baku, laboratorium sensori dan laboratorium pengemasan.
"Yogyakarta merupakan salah satu kota dengan angka prevalensi terendah di Indonesia, namun kami harus tetap melakukan upaya agar angka stunting tidak meningkat, bahkan bisa terus menurun. Untuk itu, kolaborasi multipihak Pemerintah Kota Yogyakarta masih penting dilakukan, seperti upaya kami bersama Danone Indonesia untuk Bersama Cegah Stunting di wilayah ini. Diharapkan lebih banyak pemangku kepentingan dan pelaku industri lainnya yang dapat terus aktif melakukan kemitraan yang strategis dan sinergis untuk mendukung Program Percepatan Penurunan Stunting dan mendukung terciptanya anak generasi maju di Indonesia," kata Kepala Bidang (Kabid) Perekonomian Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogyakarta, Lusiningsih, SE., M.Si.,