BPOM Gambia Belum Pastikan Penyebab Gagal Ginjal Akut Anak Akibat Obat Sirup

Ilustrasi anak sakit.
Sumber :
  • Pexels/miroshnichenko

VIVA Lifestyle – Badan Pengawas Obat dan Makanan Gambia belum mengonfirmasi bahwa obat batuk sirup yang tercemar adalah penyebab kematian 70 anak akibat gagal ginjal akut. Hal ini berbeda dengan penegasan BPOM Republik Indonesia yang telah menindak tegas dua perusahaan farmasi yang terbukti ada penambahan cemaran Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) di obat sirup yang beredar.

PBB Sebut Warga Gaza Utara Hadapi Risiko Kematian akibat Penyakit dan Kelaparan

Negara bagian kecil di Afrika Barat itu telah menyelidiki kematian misterius pada anak-anak dalam beberapa bulan terakhir, yang menurut polisi dalam penyelidikan awal terkait dengan empat sirup obat batuk yang dibuat di India. Scroll untuk simak selengkapnya.

Penyelidik Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menemukan tingkat dietilen glikol dan etilen glikol yang tidak dapat diterima dalam produk, yang dibuat oleh Maiden Pharmaceuticals Ltd yang berbasis di New Delhi. Tetapi, Gambia justru belum benar-benar menuturkan secara nasional kaitan antara keduanya.

PPATK: Usia Pemain Judi Online Semakin Rendah, di Bawah 10 Tahun

"Badan Pengawas Obat Gambia, badan pengawas nasional, belum menentukan penyebab pasti kematian," kata Tijan Jallow, seorang petugas di badan tersebut, dikutip dari laman Economic Times.

Ilustrasi anak sakit.

Photo :
  • Freepik

KPAI Tolak Mentah-mentah Wacana Wakil Menkeu soal Pengenaan Pajak pada Judi Online

Sebab menurutnya, belum ada bukti bahwa obat sirup itu mengandung cemaran EG dan DEG sehingga memicu kematian. Di sisi lain, obat sirup yang dikonsumsi anak-anak itu juga sudah diteliti dan tidak berdampak apapun pada anak-anak lain.

"Kami belum menyimpulkan bahwa itu adalah obat yang menyebabkannya. Sejumlah besar anak meninggal tanpa minum obat apa pun. Anak-anak lain meninggal, obat yang mereka minum, kami telah menguji mereka dan mereka baik-baik saja," tambahnya.

Agensi sedang mencoba untuk menentukan obat mana, jika ada, yang diminum setiap anak. Lonjakan kasus cedera ginjal akut di antara anak-anak di bawah usia lima tahun terdeteksi pada akhir Juli. Para pejabat mengatakan sejumlah pasien jatuh sakit tiga sampai lima hari setelah meminum sirup parasetamol yang dijual di tempat itu.

Pada bulan Oktober, jumlah kematian telah meningkat menjadi 70, dari 82 anak dilaporkan mengalami cedera ginjal akut. 12 lainnya pulih, menurut kementerian kesehatan.

Indonesia juga mencatat lonjakan kematian anak akibat cedera ginjal akut dalam beberapa bulan terakhir, dan sudah menyelidiki kemungkinan penyebab dari obat sirup. Bahkan, BPOM RI telah mengonfirmasi tiga perusahaan yang memiliki kandungan EG dan DEG di obat sirup yang diedarkannya, serta diberi sanksi tegas.
 

Chriesty Barends, Anggota DPR RI

Anggota DPR Dukung Langkah Menkopolkam Lindungi Pelajar Dari Bahaya Judi Online

Langkah pemerintah melalui Menkopolkam Budi Gunawan, untuk melindungi anak-anak dari bahaya judi online, mendapat dukungan dari anggota Komisi X DPR RI, Chriesty Barends.

img_title
VIVA.co.id
22 November 2024