Kapan Anak Siap Toilet Training? Ketahui 7 Caranya Ya Moms
- Pexels
VIVA Lifestyle – Ketika anak sudah berusia 18 bulan ke atas, para orang tua sudah dapat mulai mengenalkan dan mengajari toilet training. Mengutip dari Mayo Clinic, tingkat keberhasilan memperkenalkan toilet training tidak hanya dilihat dari usia, tapi tergantung pada perkembangan, perilaku, dan kebiasaan anak. Meski umumnya, anak-anak sudah terlihat siap untuk potty training di usia 18 bulan sampai anak usia 2 tahun, tapi rata-rata anak bisa dilatih buang air di toilet saat usia balita 27 bulan atau 2 tahun 3 bulan. Bila anak usia 3 tahun belum terlihat tanda siap, tidak perlu terburu-buru. Mungkin anak Anda masih butuh waktu untuk mulai buang air di toilet secara langsung.
Langkah pertama yang perlu ibu lakukan adalah memastikan kalau Si Kecil memang sudah siap untuk menjalani toilet training. Sebab, perkembangan kemampuan setiap anak akan bervariasi, termasuk untuk bisa buang air di toilet. Di samping itu, ibu juga perlu mengetahui tanda-tanda kalau Si Kecil sudah siap diberikan toilet training, yaitu:
- Popok kering saat bangun tidur atau setelah 2-3 jam pemakaian.
- Sudah bisa duduk dengan tegak.
- Anak sudah bisa menunjukkan ekspresi saat menahan pipis atau BAB.
- Sudah tidak buang air besar di popok pada malam hari.
- Si Kecil BAB pada waktu yang sama setiap harinya atau pada waktu yang tidak terduga.
- Anak mampu melepas dan mengenakan celana serta mampu memberitahu ibu bila ingin buang air.
Cara Melatih Anak Melakukan Toilet Training
Saat Si Kecil terlihat siap untuk menjalani toilet training, berikut adalah hal-hal yang bisa Anda lakukan yang dilansir dari laman alodokter:
1. Mengenalkannya kepada toilet
Mulailah dengan menjelaskan penggunaan toilet untuk BAK dan BAB. Katakan bahwa ketika ingin BAK atau BAB, ia perlu untuk pergi ke toilet dan melepas popok atau celana dalamnya. Jelaskan kepada Si Kecil bahwa ia tak selamanya bisa BAK dan BAB pada popok atau celana dalam.
2. Memberikan contoh kepadanya
Agar Si Kecil “lebih dekat” dengan toilet, berikan contoh kepadanya terkait penggunaan toilet. Misalnya saat Anda ingin BAK, ajak Si Kecil untuk pergi ke toilet, kemudian duduklah di toilet duduk dan jelaskan apa yang sedang Anda lakukan.
Tahap selanjutnya adalah mengenalkan penggunakan pispot khusus anak kepadanya. Anda bisa meletakkan pispot tersebut di kamar mandi dan ajari ia untuk menggunakanannya selayaknya Anda sedang duduk di toilet duduk.
3. Mengajari cara penggunaan toilet
Untuk mempermudah toilet training, kenakan Si Kecil celana yang mudah untuk dilepas dan dipakai secara mandiri. Selanjutnya ajari ia tata cara penggunaan toilet seperti:
- Mengajari cara duduk yang benar di kloset
- Mengajari cara membersihkan alat kelaminnya setelah BAK dan BAB
- Mengajari cara menekan tombol flush setiap selesai BAK atau BAB
- Menunjukkan proses pembuangan air seni atau tinja dari pispot ke kloset, apabila ia menggunakan pispot untuk BAK atau BAB (informasi ini penting untuk diberikan agar Si Kecil tahu tempat pembuangan terakhir air seni atau tinja adalah kloset)
- Mengajari cara mencuci tangan dengan cara yang benar setiap selesai memakai toilet
4. Jadikan sebagai rutinitas
Jadikan kegiatan ke toilet menjadi sebuah rutinias. Misalnya, setelah Si Kecil bangun tidur, Anda dapat mengajaknya untuk pergi ke toilet sebentar untuk BAK. Setelah 45 menit atau 1 jam mengonsumsi banyak cairan atau makan juga demikian, ajak ia untuk duduk di pispot. Dengan menerapkan hal ini, Si Kecil akan mulai terbiasa BAK dan BAB di pispot atau toilet duduk. Agar Si Kecil tidak merasa bosan, bawa serta mainan kesayangannya ketika pergi ke toilet.
Berikan Si Kecil pujian atas apa yang dilakukannya selama menjalani proses toilet training. Puji setiap aktivitas yang berhasil ia lakukan untuk menambah kepercayaan dirinya di masa mendatang. Ingat, selama proses ini jangan pernah meninggalkan Si Kecil sendirian tanpa pengawasan di dalam kamar mandi atau toilet demi menghindari kecelakaan, seperti terpeleset atau memasukkan sesuatu yang berbahaya ke dalam mulutnya.
5. Gunakan Celana yang Mudah Dilepas
Walau terkesan sepele, menggunakan celana yang tepat sangat penting sebagai salah satu cara melatih toilet training untuk anak. Berikan anak celana berkaret longgar atau training pants yang dirancang khusus untuk toilet training. Pemberian celana yang mudah dilepas ditujukan agar anak tidak kesulitan untuk melepas celana tersebut jika ia kebelet BAK atau BAB.
6. Ajari Membasuh, Menyiram, Mengenakan Celana, dan Mencuci Tangan
Ajari anak cara membasuh alat kelamin yang benar sejak dini, yaitu dari arah depan ke belakang. Ajari pula anak untuk selalu menyiram kloset/pispot dan mencuci tangannya setiap selesai BAB atau BAK. Hal ini bertujuan untuk mencegah kuman yang menyebabkan penyakit infeksi. Akan tetapi, perlu diketahui bahwa anak baru dapat melakukan ini di sekitar usia 4-5 tahun.
7. Konsisten dan Sabar
Konsistensi dan kesabaran merupakan kunci suksesnya toilet training pada anak. Sebagai contoh, hindari pemakaian popok sekali pakai ketika Anda harus bepergian. Ini akan membuat anak bingung dan dapat membuatnya kembali memiliki kebiasaan ngompol.
Proses belajar toilet training ini memang membutuhkan waktu bertahap. Jika sudah mulai terbiasa, biasanya membutuhkan waktu tiga bulan atau lebih lama.