Cegah Anak Main Gawai, Yuk Moms Ajak Si Kecil Rajin Baca
- vstory
VIVA Showbiz – Membaca menjadi salah satu kebutuhan untuk meningkatkan literasi pada generasi muda sehingga mampu bersosialisasi dengan baik. Sayangnya, perkembangan teknologi serta kurangnya ruang membaca memicu orang tua kerap membiarkan si kecil memainkan gawai tanpa sadar bahaya kecanduan yang mengintai.
Meski memiliki manfaat, sayangnya pemakaian gadget yang berlebihan dapat membuat anak kecanduan. Yuk scroll artikel selengkapnya berikut ini.
Bahayanya, anak bisa mengalami penyakit penyerta yang kian fatal seperti depresi hingga pemakaian narkoba.
"Penggunaan gadget ini berkaitan dengan narkoba. Belum lagi gejala depresi, gangguan kecemasan menilai realitas bisa jadi gangguan kejiwaan lainnya yang jadi komorbid ketika seseorang kecanduan game internet tersebut," ujar dokter spesialis kesehatan jiwa, dr. Lahargo Kembaren SpKJ., beberapa waktu lalu.
Berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang di rilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019, Indonesia menempati peringkat ke 62 dari 70 negara, atau merupakan 10 negara terbawsah yang memiliki tingkat literasi rendah.
Selain itu, Programme for International Student Assessment (PISA) menyebut budaya literasi masyarakat Indonesia terburuk kedua dari 65 negara yang diteliti di dunia, Indonesia menempati urutan ke-64 dari 65 negara tersebut.
PISA menyebutkan, tidak ada satu siswa pun di Indonesia yang meraih nilai literasi di tingkat kelima, hanya 0,4 persen siswa yang memiliki kemampuan literasi tingkat empat. Selebihnya di bawah tingkat tiga, bahkan di bawah tingkat satu.
Untuk meningkatkan budaya literasi dan minat baca anak-anak di Indonesia, maka diluncurkan Tiga Taman Baca Jendela Dunia di Kelurahan Sekayu, Semarang bersamaan dengan HUT ERHA ke-23.
Peluncuran Taman Baca Jendela Dunia ini bertujuan untuk membantu program Pemerintah dalam peningkatan budaya literasi dan minat baca anak-anak khususnya anak-anak di Semarang.
"Program Taman Baca Jendela Dunia ini merupakan sebuah komitmen kami dari ERHA Clinic dibidang Pendidikan khususnya untuk membantu program pemerintah dalam peningkatan budaya literasi dan minat baca di Indonesia,” ujar Chief Corporate Affairs Arya Noble, induk usaha dari ERHA, Andreas Bayu Aji.
“Kita tahu, tingkat literasi di Indonesia masih sangat rendah menurut data statistic UNESCO pada tahun 2012 presentasi minat baca Indonesia sebanyak 0,001%," lanjutnya.
Hal ini berarti dari 1.000 penduduk hanya satu orang saja yang memiliki minat baca. Ia melanjutkan bahwa seluruh masyarakat tidak mau hal ini terus menerus terjadi di Indonesia, maka dari itu kita buat Taman Baca Jendela Dunia.
Di dalam Taman Baca ini bukan hanya buku saja yang kita berikan, tetapi kita juga buat program-program yang berkaitan dengan peningkatkan budaya literasi dan minat baca anak.
"Tahun ini kita coba membangun tiga Taman Baca terlebih dahulu, dan akan kita tingkatkan di tahun depan sebanyak lima sampai enam Taman Baca Jendela Dunia," ungkapnya lagi.
Senada, Lurah Sekayu, Kota Semarang, Dwi Ratna Nugraini, meyakini setiap anak-anak Indonesia mempunyai minat baca yang tinggi, namun mungkin belum tereksplorasi dengan baik.
Pihaknya berharap dengan adanya Taman Baca Jendela Dunia di daerah kami dapat membangun kembali semangat membaca anak-anak.
"Selama ini di daerah kami hanya ada Rumah Pintar untuk berkumpulnya anak-anak, tapi dengan adanya tiga Taman Baca Jendela Dunia yang tersebar di daerah kami, diharapkan dapat menjadi pusat pembelajaran anak-anak dan meningkatkan prestasinya," tandasnya.