Anak Terpapar Pornografi dari Gadget, Orangtua Harus Bagaimana?
- Pixabay.
VIVA Lifestyle – Tak dimungkiri, perkembangan zaman dengan gadget kekinian disertai ragam permainan virtual membuat anak kian asik dengan dunianya sendiri. Alangkah berbahayanya bila anak kian tak terkontrol hingga berisiko diintai konten pornografi. Lantas, bagaimana orangtua menyikapinya dengan bijak?
Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi menuturkan bahwa pada dasarnya orangtua harus mampu menjadi sahabat anak, alih-alih bos yang hanya bisa memberi instruksi. Kak Seto, sapaannya, menilai bahwa orangtua dan anak seharusnya bisa berdiskusi secara terbuka mengenai apapun termasuk konten di gadget.
"Kalai ada unsur porno dan radikal, ajak anak diskusi, benar nggak itu, sesuai agama nggak. Jadi akhirnya anak terkontrol tapi tidak dalam tekanan," ujarnya dalam acara konferens pers Chimiland oleh Lemonilo, baru-baru ini.
Dengan anak yang terkontrol dengan sendirinya saat memakai gadget, maka tugas selanjutnya orangtua adalah dengan memberi motivasi di jalur yang tepat. Dengan begitu, anak dan gadget bisa membuahkan hasil positif menjadi karya yang membanggakan dan membuatnya menjadi lebih menyenangkan.
"Selalu diskusi. Misal melalui pertemuan keluarga yang teratur. Mungkin ditekankan juga ke anak pentingnya gadget. Ada anak tiba-tiba pinter dalami bahasa Jawa, belajar dari Youtube. Itu diarahkan bersama-dama. Ada suatu nilai persahabatan dengan sama-sama buka media sosial," imbuh psikolog berusia 70 tahun itu.
Senada, Ketua Tim Kerja Perilaku Ibu Hamil, Anak, dan Remaja, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Dra. Herawati MA., menegaskan bahwa pemakaian gadget harus dimulai dengan kesepakatan antara anak dan orangtua. Ini terutama pada anak-anak yang usianya masih di bawah 10 tahun. Dengan begitu, konten-konten untuk orang dewasa tak akan dikonsumsi si kecil dengan bijak memakai gadget.
"Memang ada kesepakatan tapi gimana cara kita untuk menjelaskan dengan baik seperti sahabat bahwa penggunaan gadget berlebihan tidak baik apalagi sudah jadi candu. Sampaikan pada anak kalau ada masuk situs-situs porno memang harus dijelaskan dengan bahasa anak," terang Hera.
Hera juga menilai, generasi muda saat ini lebih percaya dengan teori yang ada di internet dibanding mendiskusikan dengan orangtua. Langkah ini yang juga menjadi poin bagi orangtua agar mampu memberi kenyamanan pada anak sehingga mau menceritakan persoalan apapun dan lebih percaya pada orangtua.
"Anak boleh main gadget tapi sambil diawasi. Ada kesepakatan misal kalau lagi makan bersama lepas hp. Misal main hp boleh di akhir pekan. Yang jelas ada kesepakatan di samping anak jiga belajar disiplin. Jadi segala sesuatu anak jadi lebih kritis," tandasnya.