Anak Stunting Terkait Perawakan Tubuh Orang Tua, Fakta atau Mitos?
- vstory
VIVA Lifestyle – Pencegahan stunting masih menjadi perhatian serius oleh pemerintah agar upaya untuk mempersiapkan Generasi Emas Indonesia pada tahun 2045 tidak terhambat. Sebab, permasalahan stunting bisa berdampak panjang bukan hanya pada kesehatan tapi juga produktivitas Sumber Daya Manusia (SDM).
Faktor stunting sebenarnya cukup beragam, namun tak sedikit yang mengaitkannya dengan perawakan tubuh anggota keluarga yang pendek. Hal tersebut membuat banyak opini bahwa stunting disebabkan oleh keturunan alias genetik. Bagaimana faktanya?
"Faktor genetik 20 persen. Bukan merupakan faktor langsung tapi faktor tidak langsung," ujar Head of One Health and Scientific Danone Indonesia, dr. Sarah Angelique MS, dalam acara virtual bersama Danone Indonesia, beberapa waktu lalu.
Edukasi menjadi suatu pilar penting yang dapat berperan dalam penurunan angka stunting di Indonesia. Namun, terbatasnya sumber daya untuk advokasi dan edukasi tentang stunting di masyarakat, masih menjadi salah satu kendala untuk mencapai target penurunan stunting.
"Bicara stunting, paling utama karena kekurangan gizi kronis. Utamanya itu, makanya pemenuhan gizi untuk anak dan ibu hamil jadi krusial. Faktor lain lingkungan juga penting," tuturnya.
Faktor nutrisi dianggap yang paling utama lantaran kekurangan gizi kronis bisa berkaitan langsung dengan stunting. Sebab, stunting merupakan gagal tumbuh pada anak baik itu secara fisik serta kemampuan perkembangan otak. Selain itu, adanya penyakit bawaan bisa memengaruhi kondisi stunting meski persentasenya tak terlalu besar.
"Apabila anak-anak dengan kelainan penyakiy genetik misal sindrom metabolik yang pengaruhi status gizi memang berisiko untuk dia stunting. Tapi kuncinya tetap di pemenuhan gizi," kata dia.
Maka dari itu, dengan pendekatan strategi penanganan dan pencegahan stunting melalui Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Publik, diharapkan penyebaran inforrmasi dapat berjalan efektif dan berperan penting dalam mengedukasi masyarakat.
Dimana, salah satu upaya sosialisasi yang dilakukan adalah dengan menayangkan iklan layanan masyarakat ‘Cegah Stunting itu Penting’ sebagai upaya peningkatan pemahaman melalui edukasi dan sosialisasi mengenai upaya-upaya pencegahan sederhana yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari diharapkan dapat mendorong perubahan perilaku yang berkontribusi terhadap penurunan angka stunting.
Vice President General Secretary Danone Indonesia, Vera Galuh Sugijanto menyatakan, sebagai perusahaan yang memiliki misi membawa kesehatan melalui makanan dan minuman kepada sebanyak mungkin orang, Danone Indonesia berkomitmen untuk ikut serta dalam meningkatkan kualitas kesehatan anak Indonesia dan mendukung upaya pemerintah dalam percepatan penurunan angka stunting.
Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional 2022, pihaknya berkolaborasi dengan Pemerintah melalui dukungan penguatan program komunikasi, informasi dan edukasi mengenai pencegahan stunting, dengan meluncurkan iklan layanan masyarakat ‘Cegah Stunting itu Penting’.
"Kami berharap inisiatif ini dapat mendukung target penurunan angka stunting di Indonesia dan masyarakat di seluruh penjuru Indonesia dapat memahami tentang pencegahan stunting," ujarnya.
Iklan layanan masyarakat tersebut merupakan media edukasi melalui video yang berisi 6 (enam) pesan kunci untuk pencegahan stunting. Enam pesan kunci di dalam Iklan layanan masyarakat tersebut adalah sebagai berikut:
- Minum tablet tambah darah setiap hari
- Ikuti kelas Ibu hamil biar janin sehat
- Cukup ASI saja sampai usia 6 bulan
- Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir
- Pakai Jamban Sehat
- Rutin ke Posyandu setiap bulan
Selain dalam inisiatif edukasi melalui layanan masyarakat, Danone Indonesia juga memiliki program berbasis multistakeholders ‘Bersama Cegah Stunting’ sejak tahun 2003 yang telah menjangkau lebih dari 1 juta penerima manfaat.
Program ini mengintegrasikan intervensi spesifik dan sensitive dengan memfasilitasi koordinasi, identifikasi, dan informasi terkait lokasi stunting, pemberdayaan dan penyuluhan, penelitian, serta pemantauan dan evaluasi maupun aspek edukasi masyarakat.
Upaya edukasi yang kami lakukan melalui edukasi tentang pentingnya gizi seimbang pada program Isi Piringku, meningkatkan kebiasaan minum air putih 7-8 gelas dalam program Ayo Minum Air (AMIR), edukasi anemia untuk memutus mata rantai stunting pada remaja di bawah Generasi Sehat Indonesia (GESID) dengan target yakni edukasi untuk anak remaja.
“Kami juga memberikan akses air bersih dan penyehatan lingkungan serta pendidikan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi masyarakat melalui Akses Air Bersih dan Sanitasi Higiene,” kata Vera Galuh Sugijanto