Pakar: Peran Ibu Sangat Penting Atasi Gizi Buruk dalam Keluarga

Ilustrasi parenting/orangtua dan anak/anak makan.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA Lifestyle – Penelitian SEANUTS II  menemukan bahwa di Indonesia, kasus stunting masih banyak terjadi pada anak-anak di wilayah Jawa-Sumatera, dengan prevalensi sebesar 28,4 persen. Artinya, satu diantara 3,5 anak berperawakan pendek yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis. 

Danone SN Indonesia Hasilkan 50 Publikasi Ilmiah Internasional dan Nasional

Adapun prevalensi anemia adalah 25,8 persen pada anak di bawah 5 tahun. Sementara hampir 15 persen anak usia 7 – 12 tahun memiliki kelebihan berat badan atau obesitas. Pemenuhan gizi berkualitas untuk mencegah malnutrisi, nyatanya juga erat kaitannya dengan faktor ekonomi keluarga. 

Faktor kebersihan dan lingkungan pun tak bisa dipandang sebelah mata. Peran perempuan, khususnya ibu kian signifikan. Edukasi dan intervensi perlu dilakukan, guna meningkatkan kapasitas perempuan sebagai penggerak laju kemajuan keluarga. 

Gerak Cepat Pemerintah Cegah Stunting

Cegah Stunting. Sumber : ANTARA News

Photo :
  • vstory

Pakar nutrisi yang juga merupakan Ketua PKGK FKM UI, Ahmad Syafiq, Ir, MSc, PhD mengatakan gizi buruk merupakan salah satu permasalahan kesehatan global, termasuk di Indonesia dan mengancam kualitas generasi mendatang. Gizi buruk berdampak pada tiga kondisi: stunting (tubuh pendek), wasting (tubuh kurus), dan obesitas. Pemenuhan gizi yang belum tercukupi baik sejak dalam kandungan hingga bayi lahir dapat menjadi pemicunya. 

Peringati Hari Ibu, Kanim Bekasi Beri Layanan Prioritas Keimigrasian untuk Ibu Hamil dan Menyusui

"Karenanya, penting bagi perempuan khususnya ibu dan calon ibu untuk membekali diri dengan pengetahuan terkait kebutuhan gizi berkualitas bagi diri, juga keluarga," kata Ahmad Syafiq, saat press conference Tingkatkan Kapasitas Perempuan untuk Bangun Keluarga Sehat, Sejahtera dan Selaras, Frisian Flag Indonesia, Selasa 19 Juli 2022 secara daring. 

Ia menambahkan, sejumlah penelitian di Indonesia menunjukkan hubungan yang erat antara kekurangan asupan protein hewani terhadap kondisi stunting dan masalah gizi lainnya. Pangan hewani mencakup telur, ayam, ikan, daging sapi dan susu. 

"Dan sebagai salah satu asupan dengan sumber gizi terlengkap, susu menjadi pilihan asupan baik yang mudah dikonsumsi dan disukai anak-anak," ujar Ahmad Syafiq.

Kondisi ekonomi

Pemenuhan gizi berkualitas, nyatanya tak lepas dari kondisi ekonomi yang juga masih menjadi tantangan, sehingga akses terhadap gizi berkualitas masih terhambat. Pemberdayaan ekonomi dan pengelolaan keuangan dimulai dari keluarga menjadi langkah yang perlu diambil, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 

Pakar Perencana Keuangan, Bareyn Mochaddin mengatakan perempuan utamanya para ibu, merupakan tokoh penting dalam peningkatan kesejahteraan keluarga. 

"Bukan sekadar mencukupkan diri dengan penghasilan yang diterima dari suami, saat ini perempuan juga telah memampukan diri sebagai kontributor dalam ekonomi keluarga," kata dia. 

Senior Campaign Executive dari Waste4Change, Khairunnisa Humaam, menyebut faktor kebersihan dan lingkungan yang berkelanjutan, faktanya juga menjadi aspek yang erat kaitannya dengan kualitas kesehatan keluarga. 

"Perubahan kultur dan perilaku pengelolaan sampah di hilir/lingkungan rumah melalui ibu rumah tangga menjadi solusi,” kata dia.

Reduce reuse dan recycle

Photo :
  • http://fc07.deviantart.net

Corporate Affairs Director Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro menyatakan, FFI memahami peran penting perempuan khususnya para ibu sebagai penggerak laju kemajuan keluarga, baik di sektor kesehatan, kesejahteraan dan keselarasan dengan lingkungan. 

"Pada sektor kesehatan, perempuan memiliki peran besar dalam pemenuhan gizi harian keluarga dan mencegah malnutrisi. Sementara terkait kesejahteraan, tak sedikit perempuan yang turut ambil bagian dalam pemenuhan ekonomi, sekaligus pengelola keuangan keluarga. Tak hanya itu, perempuan juga menjadi tumpuan dalam menjaga kelestarian lingkungan, dimulai dari pengelolaan sampah rumah tangga. Inilah yang mendasari kami menggandeng komunitas Ibu-Ibu PKK, dan menggagas program ‘#MelajuKuatBersama Ibu PKK (Pahlawan Kemajuan Keluarga),” tutur Andrew.  

Hj. Lina Marlina Ruzhan, Ketua 1 Bidang Pembinaan Karakter Keluarga TP PKK Provinsi Jawa Barat menambahkan, PKK sebagai komunitas penggerak di bawah Kementerian Dalam Negeri juga mengusung 10 tujuan pokok - yang 3 di antaranya bertujuan untuk meningkatkan Kesehatan, Pengembangan Kehidupan Berkoperasi, serta Kelestarian Lingkungan Hidup. 

"Berbagai tujuan ini tentu tidak bisa dicapai tanpa dukungan dan intervensi dari berbagai pihak. Program ‘#MelajuKuatBersama Ibu PKK’, diharapkan dapat membantu terwujudnya tujuan-tujuan tersebut, serta memberikan dampak yang signifikan bagi kemajuan keluarga, khususnya di wilayah Jawa Barat,” tutur Hj Lina Marlina. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya