Awas, Kebanyakan Minum Air Putih Bikin Bayi Enggan Menyusui
- Pixabay/Ben_krckx
VIVA – Air putih menjadi minuman penting bagi orang dewasa lantaran nol kalori dan membantu memenuhi kebutuhan cairan agar tubuh mampu beraktivitas. Namun, prinsip tersebut berbeda dengan bayi, terutama yang masih di tahap makanan pendamping air susu ibu (MPASI).
Ya, bayi di tahap MPASI tak dianjurkan konsumsi air mineral dalam jumlah banyak. Dokter Spesialis Anak IPDA dr. Harun Albar M.Kes SpA, menuturkan bahwa air mineral sendiri bukan untuk dikonsumsi dalam keseharian anak bayi yang masih menyusui.
"Karena air mineral tidak ada energinya. Tetap penuhi kebutuhan dasar cairan tubuh. Kebutuhan cairan tetap ASI untuk bayi di bawah 6 bulan. Kalau usia atas 6 bulan, tetap dari ASI, tapi bisa juga dari kuah makanan, air putih boleh tapi secukupnya," tuturnya dalam acara peluncuran Mothercare Twistshake Food Processor, di kawasan Cikini, Jakarta, Senin 20 Juni 2022.
Menurut dokter Harun, kebutuhan cairan bayi bisa didapat dari makanan berupa sop, soto, dan makanan berkuah lainnya. Selain itu, cairan juga bisa didapat dari minuman seperti jus buah dan air putih. Kebutuhan cairan sendiri ditentukan sesuai berat badan dan usia anak.
"Karena kita masih beri ASI. Jangan sampai air putih kebanyakan, asi nggak masuk. Jadinya kalori berkurang dan tumbuh kembang terganggu. Seperlunya aja, nggak banyak. Untuk basuh mulut aja setelah makan biar nggak ada jamur di lidah," bebernya.
Berbeda dengan kebutuhan protein si kecil, menurut dokter Harun, perlu diperbanyak porsinya terutama protein hewani dibanding nabati. Dengan begitu, penyerapannya akan lebih baik dan kemampuan perkembangan anak pun akan lebih maksimal disertai ASI.
"Jadi penyeraoan hewani 20 kali lipat lebih berguna dibanding nabati. Secara sederhana, jamur sama telur dimakan. Besok telur sudah diserap dalam bentuk kalori. Jamur masih belum terserap di tubuh anak," tandasnya.