Selama Pandemi, 90 Persen Anak Kehilangan Kemampuan Ketrampilan Sosial
- Pixabay/rbalouria
VIVA – Pandemi yang dilalui dua tahun belakangan ini membuat banyak perubahan dalam kehidupan sehari-hari. Perubahan tersebut, bukan hanya dialami orang dewasa tetapi juga anak-anak. Perubahan yang signifikan pada anak-anak tampak lewat menurunnya kemampuan dan keterampilan sosial pada anak, dan itu sangat disadari oleh orang tua.
Psikolog keluarga, Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si. dalam acara "Berbagai Kebaikan Bersama Lifebuoy" Kamis, 2 Juni 2022 membenarkan bahwa selama pandemi 90 persen anak-anak kehilangan kemampuan dan keterampilan sosialnya berdasarkan salah satu riset di Amerika Serikat.
Kemampuan dan keterampilan sosial yang menurun pada anak seperti kesulitan berinteraksi dengan orang lain, menurunnya rasa simpati dan empati, sulit membangun teamwork dikarenakan jarangnya mereka bertemu teman-teman sebayanya. Lalu, apa dampaknya jika orang tua tidak menstimulasi anak-anak mereka?
"Dampaknya setelah anak kembali ke sekolah secara normal, maka anak akan kesulitan untuk berinteraksi dengan teman sebayanya, sulit untuk menyelesaikan masalahnya sendiri, serta tidak sensitif terhadap lingkungannya," ujar Anna.Â
Lebih lanjut, Anna menjelaskan bahwa bisa saja ada dampak jangka panjang, yaitu anak akan sangat rentan mengalami gangguan psikologis yang variatif.
Anna sangat memahami bagaimana kesulitan orang tua dalam menstimulasi keterampilan sosial pada anak. Apa lagi dalam hal ini tidak bisa melalui verbal saja, melainkan harus praktik langsung.
"Solusi yang bisa dilakukan ketika anak sudah masuk sekolah yaitu guru bisa memberikan lebih banyak tugas kelompok untuk membuat anak intens berinteraksi dengan temannya, orang tua membawakan makanan kepada anak untuk dibagikan kepada temannya, guru juga bisa membagikan ulangan dengan meminta anak berbaris untuk mengajarkan anak menghargai orang lain dan bersabar," jelas Anna.
Anna juga mengajak orang tua untuk menstimulasi anak di rumah dengan membuat makanan bersama untuk dibagikan kepada orang lain di jalan, juga mengajarkan anak untuk berbagi dengan cara mendonasikan sedikit uang jajan mereka atau memberikan barang-barang yang sudah tidak dipakai. Bahkan anggota tubuh seperti rambut pun bisa didonasikan untuk teman-teman pejuang kanker.
Dengan mengajak anak berbagi atau berdonasi, orang tua sudah melakukan stimulasi keterampilan sosial pada anak.Â
Penulis: Revika ED