Diabetes Rentan Intai Penyintas COVID-19 Usia Anak

Ilustrasi anak pakai masker.
Sumber :
  • Freepik/our-team

VIVA – Para ilmuwan sudah berulang kali memperingatkan bahwa COVID-19 dapat menyebabkan banyak komplikasi. Para peneliti di CDC kini telah menemukan bahwa anak-anak dapat mengembangkan diabetes setelah terinfeksi virus corona.

Dalam dua tahun sejak kasus pertama COVID-19, penyakit ini telah mengubah hidup kita dan membawa kesengsaraan yang tak terhitung bagi jutaan orang di seluruh dunia. Sejak awal, para ilmuwan telah memperingatkan orang-orang tidak hanya tentang virus corona yang mematikan tetapi juga apa terjadi di depan. 

Dikutip dari laman The Health Site, Jumat, 14 Januari 2022, peneliti telah menunjukkan bahwa orang tua dapat mengembangkan penyakit lain pasca infeksi COVID-19.

Bahkan, para ahli telah memperingatkan bahwa diabetes adalah salah satu masalah utama yang dapat berkembang setelah terinfeksi virus corona. Tapi tahukah Anda bahwa virus corona dapat meningkatkan risiko diabetes pada anak?

CDC: COVID-19 Dapat Meningkatkan Risiko Diabetes Pada Anak

Ilustrasi pengecekan diabetes.

Photo :
  • Pixabay/TesaPhotography

Beberapa penelitian telah menemukan bahwa orang dewasa yang memiliki COVID memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes. Tetapi sebuah studi baru menemukan bahwa peningkatan jumlah anak-anak yang didiagnosis dengan diabetes tipe 1 bahkan sejak bencana dimulai. Menurut para peneliti di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), anak-anak yang telah pulih dari virus corona mungkin berisiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 1 dan tipe 2.

Studi CDC adalah salah satu yang pertama di Amerika Serikat yang melihat database klaim asuransi besar untuk memperkirakan prevalensi diagnosis diabetes baru pada anak-anak di bawah usia 18 tahun yang memiliki COVID atau diketahui terinfeksi virus corona. Untuk penelitian ini, para peneliti melihat diagnosis diabetes pada anak-anak di bawah usia 18 tahun selama periode satu tahun atau lebih, mulai 1 Maret 2020, dan membandingkan mereka yang menerima COVID dengan mereka yang tidak. 

Ngamuk Anaknya Dihina Netizen, Jennifer Coppen: Gua Cari Lo!

Di kedua set data, para peneliti menemukan peningkatan diabetes. Namun, tingkat relatifnya sangat berbeda. Dalam satu, mereka menemukan peningkatan 2,6 kali lipat dalam kasus diabetes baru di kalangan anak-anak, sementara yang lain, mereka menemukan peningkatan 30 persen lebih kecil.

"Masih belum jelas apakah diabetes tipe 2 pasca-Covid anak-anak ini akan menjadi kondisi permanen atau sementara. Mayoritas anak-anak hanya dipantau selama kira-kira empat setengah bulan," ujar peneliti di C.D.C. dan penulis utama studi, Sharon Saydah.

Survei Terbaru, Setengah dari Orang Dewasa di Korsel 'Ogah' Punya Anak

Banyak dari anak-anak dalam penelitian ini hanya didiagnosis setelah mengembangkan ketoasidosis diabetik, komplikasi yang mengancam jiwa yang terjadi ketika tubuh kekurangan insulin yang memungkinkan gula darah masuk ke sel untuk produksi energi.

Vaksinasi Sangat Penting Untuk Anak

Unggah Soal Doa Dizalimi, Paula Verhoeven Sulit Bertemu Anak?

Anak divaksin COVID-19 (foto ilustrasi).

Photo :
  • Northwell Health

Penelitian menekankan perlunya memvaksinasi semua anak yang memenuhi syarat terhadap Covid dan menggunakan teknik seperti masker dan jarak untuk melindungi anak bungsu, yang belum dapat divaksinasi.

Penelitian lain yang diterbitkan oleh CDC pada hari Jumat menunjukkan bahwa dua dosis vaksin Pfizer-BioNTech melindungi anak-anak yang dirawat di rumah sakit berusia 12 hingga 18 tahun dari pengembangan sindrom inflamasi multisistem parah, atau MIS-C, yang dapat berkembang dua hingga enam minggu setelah infeksi virus.

Antara Juli dan 9 Desember 2021, ketika varian Delta menonjol, para peneliti mengamati 24 rumah sakit di 20 negara bagian. Ditemukan bahwa imunisasi terhadap MIS-C memiliki tingkat efektivitas 91 persen dan bahwa semua 38 pasien rawat inap berusia 12 hingga 18 tahun yang membutuhkan bantuan hidup belum divaksinasi.

Perhatikan Tanda-Tanda Ini

Ilustrasi anak pakai masker.

Photo :
  • Freepik/our-team

Selain COVID-19, faktor lain seperti aktivitas fisik yang terbatas selama pandemi, gaya hidup yang tidak banyak bergerak, dan penambahan berat badan meningkatkan risiko terkena diabetes tipe-2 pada orang, termasuk anak-anak.

Mengingat masalah ini, para ilmuwan mendesak orang untuk menyadari tanda dan gejala diabetes untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. Menurut para peneliti, beberapa gejala penyakit ini termasuk sering buang air kecil, penurunan berat badan yang tidak disengaja, rasa haus yang meningkat, dan kelelahan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya