Gejala Varian Omicron pada Anak, Samakah dengan Dewasa?

Anak demam
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Meski jauh lebih menular dibanding Delta, gejala varian baru COVID-19 Omicron, dikatakan lebih ringan. Beberapa gejala yang ditemukan pada orang dewasa antara lain, batuk pilek, namun tidak ditemukan kehilangan indra penciuman dan perasa atau anosmia. 

Studi: 96 Persen Anak-anak di Gaza Merasa Dihantui Kematian dan Trauma

Lalu, bagaimana dengan anak-anak apabila terinfeksi varian baru Omicron? Apakah gejalanya sama dengan orang dewasa? 

Dokter Spesialis Anak Rumah Sakit Primaya, dr. Robert Soetandio, SpA, M.Si.Med, mengungkapkan gejala Omicron pada anak cenderung sama seperti pada orang dewasa. 

Hati-hati Anak Anemia Ternyata Daya Tangkapnya 3,8 Kali Lebih Rendah

"Gejalanya pada anak sama. Jadi mirip memang seperti dewasa. Makanya kalau anak kita batuk pilek, kita harus hati-hati juga. Apalagi kalau nanti insidensinya naik," ujarnya saat live di Instagram VIVA, Rabu 29 Desember 2021. 

Dokter Robert menambahkan, hingga saat ini berdasarkan jurnal-jurnal ilmiah, angka kesakitan COVID-19 pada anak juga cenderung rendah. 

Bertemu Prabowo, GAVI Janji akan Perkuat Kerja Vaksin dengan Indonesia

"Biasanya hanya ada gejala seperti virus viral syndrome, seperti demam, gangguan respirasi seperti batuk, pilek, nyeri telak, tapi kalo gangguan penciuman, perasa, itu sampai saat ini belum ada laporannya," ungkap dia. 

Kendati varian Omicron hanya menimbulkan gejala ringan, Robert memperingatkan kita tetap harus waspada. Sebab, ketika virus masuk ke dalam tubuh, dia akan bermutasi lagi. 

"Jadi, gimana caranya supaya virus ini sedikit mungkin masuk ke tubuh kita, supaya kita bisa membunuh virus itu dengan antibodi alami kita. Baik dengan cara vaksinasi ataupun alamiah," tuturnya. 

Menurut Robert, meski jika anak terinfeksi COVID-19 varian Omicron tidak menimbulkan gejala, namun hal itu bisa berbahaya bagi orang-orang di sekitarnya. Terutama, bagi mereka yang memiliki penyakit penyerta. 

"Mungkin kalo di tubuh anak dia gak ada gejala, tapi kalau ada di sekitarnya yang punya komorbid, malah berbahaya," kata dr. Robert Soetandio.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya