Lebih Menular dari Delta, Seberapa Bahaya Omicron Buat Anak?

Anak memakai masker
Sumber :
  • Times of India

VIVA – Virus corona varian Omicron sudah terdeteksi di Indonesia. Varian terbaru COVID-19 ini disebut lebih menular daripada varian-varian sebelumnya, termasuk Delta. Lalu, seberapa bahaya varian Omicron bagi anak-anak? 

Anggota DPR Dukung Langkah Menkopolkam Lindungi Pelajar Dari Bahaya Judi Online

Dokter Spesialis Anak Rumah Sakit Primaya, dr. Robert Soetandio, SpA, M.Si.Med, mengungkapkan, hingga saat ini varian Omicron memiliki tingkat virulensi yang sangat cepat. 

"Sampai sekarang, Omicron ini virulensinya cepat sekali, 3-5 kali dibanding yang sebelumnya. Cuma gejalanya sampai saat ini lebih ringan dibanding varian Delta," ujarnya saat live di Instagram VIVA, Rabu 29 Desember 2021. 

PPATK: Usia Pemain Judi Online Semakin Rendah, di Bawah 10 Tahun

Dokter Robert menambahkan, meski virulensinya sangat tinggi, namun angka kesakitan dan kematiannya cenderung rendah. Namun menurut dia, karena virulensinya tinggi, angka kesakitan dan kematiannya otomatis akan meningkat. 

"Misalnya Delta penyebarannya tiga kali, kalau 5 orang kena bisa nularkan 15. Kalau Omicron ini lima, bisa nularkan 25 kali. Karena virulensinya tinggi, otomatis angka kesakitan dan kematiannya meskipun dia kecil akan meningkat," tutur dia. 

KPAI Tolak Mentah-mentah Wacana Wakil Menkeu soal Pengenaan Pajak pada Judi Online

"Bayangkan kalau ada anak kita kena COVID-19 satu aja, itu membuat satu rumah gak akan bisa tenang. Apalagi kalau banyak," ujar dr Robert. 

Robert lebih lanjut memaparkan, hingga saat ini berdasarkan jurnal-jurnal ilmiah, angka kesakitan pada anak cenderung rendah. 

"Biasanya hanya ada gejala seperti virus viral syndrome, seperti demam, gangguan respirasi seperti batuk, pilek, nyeri telak, tapi kalo gangguan penciuman, perasa, itu sampai saat ini belum ada laporannya," ungkap dia. 

Kendati varian Omicron hanya menimbulkan gejala ringan, Robert memperingatkan kita tetap harus waspada. Sebab, ketika virus masuk ke dalam tubuh, dia akan bermutasi lagi. 

"Jadi, gimana caranya supaya virus ini sedikit mungkin masuk ke tubuh kita, supaya kita bisa membunuh virus itu dengan antibodi alami kita. Baik dengan cara vaksinasi ataupun alamiah. Mungkin kalo di tubuh anak dia gak ada gejala, tapi kalau ada di sekitarnya yang punya komorbid, malah berbahaya," kata dr. Robert Soetandio.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya