Ini Capaian Save The Children dalam Pemenuhan Hak Anak di Pendidikan
- Rochimawati/VIVA.co.id
VIVA – Sejak pandemi COVID-19, pendidikan adalah salah satu bidang yang paling berdampak. Di mana anak-anak diharuskan melakukan pembelajaran di rumah guna menghindari meluasnya penyebaran virus corona.
Banyak kendala yang dihadapi anak-anak, selain sulitnya mendapatkan sinyal, juga masih banyak anak di sejumlah daerah belum menerima bantuan kuota data internet dari pemerintah. Selain itu juga anak-anak penyandang disabilitas pun mengalami banyak kendala.
Memasuki penghujung tahun, Save the Children Indonesia menggelar Festival Save the Children tahun 2021 dengan mengusung tema “Untuk dan Bersama Anak – Anak”. Serangkaian kegiatan dengan mengedepankan prinsip partisipasi anak dilaksanakan sejak 20 November sampai 4 Desember 2021.
Tak hanya itu, Save the Children bersama dengan Child Campaigner atau Juru kampanye Anak memaparkan capaian – capaian dari gerakan kampanye Save Our Education yang telah dilaksanakan selama tahun 2021 di Provinsi Jawa Barat, Sulawesi Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Nusa Tenggara Timur.
“Acara ini merupakan bentuk apresiasi Save the Children kepada Child Campaigner, Volunteer, Jurnalis dan media serta Public figure yang menjadikan gerakan kampanye Save our Education mencapai tujuan dan berdampak posifif secara langsung pada anak – anak,” kata Selina Patta Sumbung / CEO Save the Children Indonesia.
Menurut dia, bersama dengan anak – anak yang tergabung sebagai Child Campaigner, Save the Children melakukan advokasi kepada Pemerintah untuk dapat memastikan setiap anak mendapatkan akses terhadap pendidikan yang berkualitas di lingkungan yang aman baik secara luring maupun daring termasuk dalam kondisi darurat.
Aksi nyata
Gerakan ini merupakan aksi nyata Save the Children bersama dengan Anak – Anak, Jurnalis, Volunteer dan Public Figure yang memiliki perhatian kepada isu pendidikan anak terutama terkait banyaknya tantangan belajar yang dihadapi anak – anak selama pandemi. Aksi nyata yang dilakukan oleh child campaigner, dirasakan dampaknya secara langsung oleh beberapa kelompok anak.
Di Jawa Barat, setelah berdialog bersama dengan perwakilan Child Campaigner, Bupati Kabupaten Bandung berkomitmen langsung dihadapan anak – anak untuk memperhatikan akses dan kualitas terhadap pendidikan anak – anak dengan disabilitas, termasuk memberikan kuota ASN (aparatur sipil negara) sebanyak 2% untuk lulusan anak – anak dengan disabilitas.
Di Yogyakarta, Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi DIY langsung menindaklanjuti hasil survei yang dilakukan oleh child campaigner terkait pemerataan paket internet bagi peserta didik, ditemukan bahwa 44 dari 105 responden anak menyampaikan bahwa mereka tidak mendapatkan kuota gratis baik dari pemerintah maupun pihak sekolah secara langsung. Disdik Provinsi DIY menindaklanjuti dengan mendata kembali sekolah dan anak – anak yang tidak mendapatkan akses terhadap kuota gratis.
Di Nusa Tenggara Timur, Pemerintah Provinsi berkomitmen untuk tidak lagi ada anak yang kehilangan hari belajarnya karena bencana yang terjadi, dengan menyediakan sistem peringatan dini bencana yang ramah anak agar anak – anak dan keluarga lebih siaga dan memiliki rencana kontinjensi terutama pada hak pendidikan anak.
“Dengan diberikannya ruang yang aman untuk kami bersuara, berdialog dan mengkampanyekan hak pendidikan anak, ini juga merupakan sebuah manfaat untuk pengembangan diri kami, dan tentunya ketika suara kami didengar dan ditindak lanjuti, manfaat dari gerakan ini dapat dirasakan oleh semua anak – anak Indonesia terutama yang berada disekitar wilayah dimana kami berada,” ujar Salma, perwakilan salah satu anggota Child Campaigner dari Jawa Barat.
Dalam Festival ini, Save the Children juga memberikan apresiasi dan penghargaan kepada para Jurnalis dan media yang telah bersama – sama menyuarakan pentingnya hak – hak anak di Tahun 2021. Keempat jurnali itu adalah, Rochimawati dari VIVA.co.id, Albertus Adit (Kompas.com), Yoanes litha - VOA Indonesia dan Ninding Yulius - RRI Pro 3.