dr. Reisa: Orangtua Harus Siapkan Ini Sebelum dan Sesudah Anak Sunat
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVA – Sunat atau dalam istilah medis disebut dengan sirkumsisi, memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Maka dari itu, sunat sangat disarankan untuk dilakukan oleh pria, baik dari segi medis, bahkan agama.
Dokter Bedah Umum sekaligus Kepala Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Indonesia, dr. Reisa Broto Asmoro, menyampaikan, ada tiga hal penting yang harus dilakukan orangtua sebelum anak disunat. Apa saja?
"Pertama anaknya harus siap. Kalau anaknya masih bayi, gak perlu berdebat. Begitu udah gede mulai. Tapi kalau mau sunat anaknya harus siap mental dulu," ujarnya saat webinar yang digelar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Rumah Sunat dr. Mahdian, bertajuk 'Sunat Aman dengan Metode Modern', Senin 22 November 2021.
Namun bukan hanya anak saja yang harus siap mental, dokter Reisa mengatakan, orangtua juga harus siap.
"Misalnya harus bawa anak itu ke dokter, saat tindakan juga harus nemenin, perawatan pasca tindakan itu juga persiapan mentalnya luar biasa. Kalau sunatnya aja sudah trautamik, orangtuanya juga harus siap juga," kata dia.
Kemudian, hal lain yang harus dipersiapkan adalah waktu. Orangtua harus menyiapkan waktu khusus, di mana orangtua dan anak bisa fokus dalam jangka waktu lama.
"Biasanya saat liburan sekolah. Tapi biasanya dicari waktu di mana anak di rumah dalam jangka waktu lama, jadi orangtua dan anak bisa fokus gak terlalu banyak kegiatan. Jadi memang ada beberapa hal yang harus dipersiapkan sebelum dan sesudah sunat," tuturnya.
Persiapan pada hari H
Menurut Reisa, jika sudah memilih metode sunat yang aman, maka tidak perlu persiapan yang ekstra berlebihan. Yang paling penting, ibu harus memerhatikan kebersihan organ vital. anak, juga memberikan asupan makanan bergizi.
"Kemudian, ada beberapa jenis obat atau vitamin yang tidak boleh dikonsumsi setelah tindakan apalagi kalau tindakan konvensional, karena bisa menyebabkan perdarahan dalam jangka waktu lama," katanya.
Pasca tindakan sunat
Reisa Lebih lanjut menjelaskan, yang tidak kalah penting adalah perawatan pasca tindakan. Orangtua harus membawa anak kontrol ke dokter, agar tidak terjadi masalah ke depannya.
"Ketika abis sunat pasti ada luka apapun itu. Jadi harus dijaga terus kebersihannya, kalau sembuhnya lama sampe 3 minggu, ini harus hati-hati," ujar dia.
Kemudian, perhatikan juga kenyamanan anak. Reisa menjelaskan, biasanya pasca dilakukan tindakan, diberikan obat, salep, dan lain-lain untuk membersihkan area intim. Hal itu juga perlu diperhatikan.
"Nah, pengalaman saya misalnya orangtua kurang care di masa-masa recovery, karena kelalaian sendiri akhirnya mengakibatkan komplikasi. Makanya harus dilakukan kontrol pasca tindakan, apapun itu. Jadi mau pilih sunat mana aja metodenya, tetep harus ada kontrol setelah dilakukan tindakan," tuturnya.
"Kemudian harus didampingi juga. Anak-anak lagi disunat pasti butuh dukungan dari orangtuanya. Harus benar-benar didampingi secara psikologisnya. Jangan sampai bikin traumatik. Harus bikin anak nyaman, di-support dan didampingi," kata dia.
Menurut Reisa, apapun metode sunat yang digunakan, yang harus dijaga adalah kebersihannya.
"Kadang-kadang, ibu-ibu suka gak tega. Ketika di dokter dilakukan tindakan tanya semuanya sampai benar-benar ngerti, jadi gak takut lagi ketika menjaga kebersihan anaknya di rumah," ujarnya.
"Merawat lukanya juga butuh perhatian khusus. Alergi-alergi obat yang diberikan pada anak juga sangat pengaruh, jadi harus diperhatikan juga. Nah ketika habis tindakan, biasanya anak-anak juga jadi takut buat buang air kecil atau buang air besar, jadi harus tahu caranya yang baik seperti apa. Ditemenin, bersihinnya harus benar," uja dr. Reisa.