Bahaya Konstipasi Picu Si Kecil Infeksi hingga Usus Buntu
- Freepik/gpointstudio
VIVA – Angka kejadian alergi makanan pada anak di Indonesia khususnya alergi susu sapi (ASS) terus meningkat. Gejala alergi umumnya bermanifestasi pada saluran pernapasan, kulit, serta saluran cerna.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat angka kejadian ASS 2-7,5 persen dengan kasus tertinggi terjadi pada usia awal kehidupan si Kecil. Memahami hal tersebut, Danone Specialized Nutrition Indonesia mengadakan seminar digital dengan tema “Gejala Alergi Saluran Cerna VS Gangguan Saluran Cerna Fungsional: Cara Membedakannya”.
“Saluran cerna pada anak masih rentan, antara lain karena organ saluran cerna belum berfungsi sempurna, oleh karenanya saluran cerna seringkali mengalami gangguan seperti konstipasi. Selain itu, gangguan saluran cerna pada anak juga dapat merupakan manifestasi alergi, seperti alergi susu sapi," ujar Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi dr. Frieda Handayani Sp.A (K), beberapa waktu lalu.
Untuk mengoptimalkan tumbuh kembang si kecil menjadi anak hebat, para orangtua perlu mengenali gejala konstipasi akibat alergi. Terdapat dua cara untuk melihatnya yakni dengan mengeliminasi protein susu sapi dari diet si kecil atau menggunakan Allergy-Tummy Checker.
"Pada umumnya, orangtua sulit membedakan apakah gangguan saluran cerna yang dialami anak disebabkan karena gangguan fungsional atau merupakan manifestasi alergi. Padahal, penting sekali untuk dapat mengenali penyebab gangguan saluran cerna tersebut karena membutuhkan penanganan yang berbeda," imbuhnya.
Dokter Frieda mengatakan bahwa konstipasi sendiri tak bisa disepelekan. Banyak bahaya yang bisa mengintai apabila konstipasi terjadi dalam waktu bertahun-tahun, termasuk memicu radang usus buntu.
"Apabila konstipasi bertahun-tahun, maka tinja yang terlalu banyak di usus besar dan usus halus bisa masuk dan diam di usus buntu. Itu bisa menyebabkan radang usus buntu," tegasnya.
Akibat lainnya dari konstipasi yang tak ditangani selama bertahun-tahun yakni kegagalan tumbuh kembang pada anak. Bahkan, infeksi bakteri pada usus dapat mengintai si kecil.
"Kalau terlalu lama bisa menyebabkan infeksi bakteri di usus. Banyaknya tinja akibat konstipasi memengaruhi nutrisi yang masuk sehingga tumbuh kembangnya juga terganggu," jelasnya.
Tak sedikit juga anak yang konstipasi mengalami perubahan suasana hati begitu cepat. Akibat dari hal tersebut tentunya berdampak pada perilaku yang kurang baik sehingga orangtua pun akan stres dan depresi yang berujung pada suasana rumah yang tak menyenangkan.
"Gangguan saluran cerna dapat menyebabkan terganggunya asupan nutrisi pada anak sehingga bila tidak ditangani dengan tepat dapat menyebabkan terhambatnya tumbuh kembang si kecil. Oleh karena itu, tindakan promotif dan preventif sejak dini menjadi hal sangat penting untuk mengatasi penyakit alergi," pungkasnya.